Agustina Maharani, 050513293
(2009)
PENGARUH KADAR LAKTOSA TERHADAP PELEPASAN TEOFILIN DARI TABLET LEPAS LAMBAT DENGAN MATRIKS HPMC K 100M.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
HPMC K100M merupakan matriks yang sering digunakan dalam formulasi sediaan lepas lambat dan berfungsi sebagai barier untuk pelepasan bahan obat (Ojoe et al., 2007). Keuntungan menggunakan HPMC sebagai matriks dalam sediaan lepas lambat adalah sifat yang inert, nonionik sehingga meminimalisasi masalah interaksi ketika berada dalam suasana asam, basa, atau sistem elektrolit lainnya (Ojoe et al., 2007), tidak berinteraksi merugikan baik dengan obat yang bersifat asam maupun basa, serta tidak terpengaruh dengan berbagai macam bahan lainnya maupun metode produksinya (Dow Chemical Co., 2000). Kerugian dari matriks ini adalah berat molekul dan viskositas yang tinggi sehingga tidak bisa melepaskan obat secara total (Ojoe et al., 2007). Untuk mengatasi hal tersebut ditambahkan suatu senyawa hidrofilik yang berfungsi sebagai bahan pembentuk saluran atau channeling agent. Partikel yang larut dalam air dari channeling agent dengan cepat akan terlarut sehingga dapat membentuk pori-pori pada matriks dimana pelarutan dan pelepasan obat dapat terjadi (Gonzalez-Rodriguez et al., 2003). Laktosa memiliki kelarutan dalam air tinggi sehingga dengan meningkatnya kadar laktosa dalam matriks maka pelepasan obat dari matriks juga akan meningkat (Phaechamud & Ritthidej, 2004).
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menentukan pada kadar laktosa berapa % (0% sebagai kontrol, 10%, 15%, dan 20%) yang dapat menghasilkan tablet lepas lambat teofilin dengan matriks HPMC K 100M dengan mutu fisik yang sesuai persyaratan, pelepasan sesuai persyaratan USP XXIV serta laju pelepasan yang mengikuti orde nol. Metode yang digunakan dalam pembuatan tablet ini adalah metode granulasi basah dengan aquadest.
Keseragaman kadar granul dan tablet dilakukan dalam media aquadest dan etanol 96%. Keseragaman kadar tersebut ditentukan dengan spektrofotometer UV-vis pada panjang gelombang maksimum yaitu 272,08 nm. Sedangkan untuk uji pelepasan teofilin dari tablet lepas lambat dilakukan secara in vitro dengan alat tipe dayung selama 8 jam suhu 37 ± 0,5°C dalam media yang berbeda. Pada satu jam pertama dilakukan dalam cairan lambung buatan tanpa pepsin pH 1,2 dan untuk jam kedua sampai kedelapan dilakukan pengaturan pH menggunakan NaOH 10,0 M dan dapar fosfat pH 6,0 sehingga diperoleh pH 6,00. Uji pelepacan tersebut ditentukan dengan spektrofotometer UV-vis pada panjang gelombang 270,03 nm (untuk media cairan lambung buatan tanpa pepsin pH 1,2 ± 0,05) dan 270,98 nm (untuk media dapar fosfat pH 6,0 ± 0,05).
Dan hasil penelitian didapatkan bahwa meningkatnya kadar laktosa pads tablet matriks HPMC K100M dapat memperbaiki mutu fisik granul yang meliputi kandungan lengas, kecepatan alir, sudut istirahat dan jumlah fines serta memperbaiki mutu fisik tablet yang meliputi kekerasan dan kerapuhan. Walaupun semua formula baik kontrol maupun formula yang telah ditambah laktosa kecepatan alimya tidak memenuhi syarat yaitu lebih kecil dari persyaratan (< 10 gram/detik) dan formula dengan kadar laktosa 10% dan 15% jumlah fmiesnya tidak memenuhi syarat yaitu lebih besar dari persyaratan (jumlah fines > 20%). Kadar laktosa 20% dalam formula menghasilkan pelepasan obat total yang tertinggi. Kadar laktosa 20% memberikan pengaruh yang bermakna pada peningkatan nilai ED480 pelepasan teofilin dari matriks HPMC 1(100M bila dibandingkan dengan kontrol, kadar laktosa 10% dan 15% pada a = 0,05. Sedangkan kadar laktosa 0% atau kontrol, 10% dan 15% tidak. memberikan pengaruh yang bermakna pada a = 0,05.
Untuk analisa. kesesuaian pelepasan teofilin dari tablet lepas lambat dengan matriks HPMC K100M dan laktosa sebagai channeling agent dengan persyaratan pelepasan teofilin pada USP XXIV menunjukkan pada satu jam pertama untuk semua formula memenuhi persyaratan pelepasan USP XXIV, sedangkan untuk jam berikutnya tidak ada satu pun formula yang memenuhi persyaratan pelepasan USP XXIV.
Semua formula memberikan kinetika pelepasan yang mengikuti model Higuchi. Sedangkan mekanisme pelepasan untuk semua formula melalui difusi non-Fickian. Dari penelitian ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara in-vitro pelepasan teofilin dari matriks HPMC K100M dengan kadar laktosa diatas 20% serta pengujilan lebih lanjut secara in-vivo.
Actions (login required)
|
View Item |