Hafidh Eko Septianto, 050513151
(2009)
KARAKTERISTIK SEDIAAN DAN PELEPASAN NATRIUM DIKLOFENAK DALAM SISTEM NIOSOM DENGAN BASIS GEL CARBOMER 940 (Sistem Niosom Natrium Diklofenak - Span 60 - Kolesterol Dengan Perbandingan Molar 1 : 4,5 : 4,5).
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Natrium dikiofenak merupakan salah sate obat antiinflamasi nonsteroid yang banyak diformulasi dalam- bentuk gel_ untuk pence ,naan. topikal-. Natrium diklofenak memiliki koefisien partisi 13,4 dan sedikit larut air sehingga dalam sediaan gel yang umumnya hidrofil, tidak dapat terdispersi secara homogen. Hal tersebut m gakibatlran ketersediaan that & tam basis- rehttif kecil sehingga pelepasannya jugs kecil. Salah satu usaha untuk memper-baiki pelepasannya adalah- dengan menggunakan sistem niosom. Dalam penelitian ini natrium diklofenak dibentuk dalatn sistem niosom yang terdiri dari natrium dikiofenak – Span 60 – kolesterol dengan perbandingan molar I : 4,5 : 4,5. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh sistem niosom yang dibentuk dari natrium dikiofenak – Span 60 – kolesterol dengan perbandingan molar I . 4,5 . 4,5 terhadap-karak ri ik sediaan dan pelepasart natrium diklofenak dengan basis gel Carbomer 94Q_
Penentuan kurva baku dilakukan pada beberapa kadar. Dari penentuan panjang gelombang maksimum didapatkan panjang gelombang maksimum
natrium dikiofenak 275 rim. Persamaan regresi yang dibuat menghasilkan
koefisien korelasi (r = Q;99994) yang lebih besar dari r tabel (0;666) dengan_ n = 9 dan derajat kepercayaan 95% (a = 0,05). Dengan demikian, persamaan garis regresi yang diperoleh adalah persamaan garis regresi yang menyatakan bahwa pads kadar tersebut terdapat hubungan limier antara kadar natrium diklofenak dengan absorbansi.
Perhitungan data hasil uji homog€nitas menggunakan kurva baku dengan. pelarut aqua babas CO2 karena dengan pelarut tersebut kelarutan natrium dikiofenak lebih besar sehingga proses ektraksi akan lebih optimal. Persamaan regresi yang dibuat menghasilkan koefisien korelasi (r = 0,99989) yang lebih besar bila dibandingkan dengan r tabel (0,666) dengan n = 9 dan derajat kepercayaart 95% (a = 0,05). Deegan: deuukian, per-samaau garis regresi yang diperoleh adalall per amaan garis regresi yang -menyatakan pada kadar tersebut terdapat_ hubungan_ linear antara kadar natriurrn di k1 ofenak dengan- absorb ansi
Tahap selanjutnya adalah pembuatan sediaan gel natrium dikiofenak berclasarkan rancangan formula yang telah disusun. Formula I adalah emulgel dengan bahan ni son yang tidak dibuat sistem. Sedangkan f~r ul=a if adalah sediaan gel natrium dikiofenak dalam sistem niosom.. Evaluasi sediaan melipnti uji homogenitaskadar natrium dikiofenak dalam sediaan, uji karakteristik sediaan (organoleptis dan pH) dan uji pelepasan.
Hasil perhitungan uji homogenitas diketahul % rerata kadar natrium dikiofenak untuk formula I sebesar 97,51% dengan koefisien variasi sebesar 0,96%. Untuk formula II sebesar 90,77 % dengan koefisien variasi sebesar 0,44%. Persen KV rerata kadar natrium diklo€enak antar euplikan dalam sate sediaan menunjukkan fomogenitas .sediaaa.. Harga persen KV rerata kadar natrium dilrlofertak antar euplikan yang- diperoleh < 6%. Hal mina mentmjuk3ean sediaan gel yang dibuat sudah homogen.
Hasil pemeriksaan organoleptis formula It adatatt sediaan memiliki bentuk setengah padat, lembut dan berbau khas. Formula I memiliki karakteristik organoleptis yang sama dengan formula if tetapi tidak berbau. Selanjutnya dilakukan pengukuran pII dan diperoleh rerata pH ± SD formula I sebesar 6,75 ± 0,12. dan formula.. Ii ._sebesar 6,60 .0,20. Berdasarkan uji statistik diperoleh t (0,926) < t tabel (2,776), berarti tidak terdapat perbedaan bermakna antara formula I dan, formula II.
Dari hasil pengolahan data uji pelepasan, dapat diketahui harga finks dari easing-masing formula. Dari hasil perhitungan diperoleh harga rerata fltiks SD-form-dal sebesar 80,62.0± 5,90 ltg/cm?/meniliia, formula 8. sebesar 84,804± 4,43 pg/em2/menit}f2. Berdasarkan uji statistik diperoleh t (-0,802) < t tabel (2,776) berarti ` tidak terdapat perbedaan bermakna antara formula I dan formula IL Formula II memilikikonsistensi yang lebih kental karena dibentuk sistem niosom dan pada formula II natriunt dikiofenak dijebak dalam sistem vesikel sehingga distribusinya lebih merata dalam basis. yang bersifat hidrnfit.
Disolusi yang telah dilakukan selama 6 jam tidak dapat meneerminkan pelepasan sediaan yang dibentuk niosom secara optimal. (bat yang tidak terjebak dalam. niosom akan terlepas Iebih dahulu sedangkan bahan obat yang terjebak dalam niosom membutuhkan waktu yang lebih lama untuk lepas karena hares mener-nbus vesikel sebelum lepas dari basis. Oleh karena itu per-lu dilakukan disolusi yang lebih lama.
Actions (login required)
|
View Item |