MIRZA LAILIANA, 050112439 (2006) PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIBIOTIK SEL AMOBIL Streptomyces sp-1 DALAM Ca-ALGINAT DAN Ba-ALGINAT. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2006-lailianami-2233-ff1770-k.pdf Download (360kB) | Preview
Preview	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2006-lailianami-2233-ff177_06.pdf Download (2MB) | Preview

Abstract

Amobilisasi sel merupakan suatu metode untuk menjebak atau menempatkan sel mikroba secara fisik pada suatu ruang tertentu dan pada kondisi tersebut sel masih memiliki aktivitas, serta dapat dipergunakan secara kontinyu dan berulang kali, selain itu, teknik ini mempunyai keuntungan lain; dapat meningkatkan densitas sel dibandingkan dengan sel bebas, sehingga dapat meningkatkan produksinya. Penggunaan sel amobil di dalam proses industri sangat berpotensi dan banyak diterapkan untuk berbagai jenis produk, salah satu contohnya adalah antibiotik. Pada penelitian ini menggunakan Streptomyces sp-1, merupakan isolat pertama yang telah diisolasi oleh Dra. Wiwin Retnowati, MS dari tanah hutan pinus di Lawang-Malang. Lebih dari 50 antibiotik yang berbeda telah diisolasi dari genus Streptomyces, antara lain streptomisin, neomisin, dan kloramfenikol. Teknik amobilisasi sel dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: ikatan dengan carrier, ikatan silang dan metode penjebakan. Metode yang terakhir ini umumnya dilakukan dalam matriks polimer dan merupakan metode yang paling sering dipelajari. Metode penjebakan dengan menggunakan alginat lebih sering dilakukan, karena sederhana dalam pelaksanaannya, tidak beracun dan lebih murah. Alginat dapat dibuat gel dengan menggunakan divalen kation seperti Cat+, A13+, Zn2+, Coe+, Bat+, Fee+, atau Fe3+, biasanya digunakan ion Cat+. Larutan alginat dengan konsentrasi antara 0,5-10% dapat digunakan dan konsentrasi CaC12 yang digunakan dapat bervariasi antara 0,05-2%. Konsentrasi larutan kation dapat memberikan pengaruh yang penting pada pembentukan gel. Tingkat porositas dan efektivitas metode amobilisasi tergantung pada konsentrasi polimer, ion logam penangkap dan konsentrasi sel sendiri. Uji daya hambat antibiotik dilakukan untuk mengetahui aktivitas daya hambat antibiotik basil fermentasi Streptomyces sp-1 terhadap pertumbuhan bakteri uji Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan dinyatakan sebagai diameter zona hambat. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan aktivitas antibiotik sel amobil Streptomyces sp-1 dalam Ca-alginat dan Ba-alginat. Metodologi penelitian yang dilakukan adalah pertama-tama membuat biakan pada media agar miring ISP-4 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 pada media agar miring NA, kemudian menimbang sel Streptomyces sp-1 sebanyak 1 gram untuk diamobilkan. Amobilisasi dilakukan dengan cara meneteskan suspensi Na-alginat 2% 20 mL dan sel pada 50 mL larutan CaC12 0.25 M dan 50 mL larutan BaC12 0.25 M dingin sehingga akan terbentuk manik-manik. Manik-manik yang terbentuk kemudian difermentasi pada media produksi ISP-4 cair 50 mL dan dilakukan uji daya hambat untuk mengetahui aktivitas daya hambat antibiotik Ca-alginat maupun Ba¬alginat. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada perbedaan bermakna antara aktivitas antibiotik sel amobil Streptomyces sp-1 dalam Ca-alginat dan Ba-alginat yang ditunjukkan dengan harga t hitung = 3.963 > t tabel (1.782) pada tingkat kepercayaan 95% dan harga p = 0.002 < 0.05. Berdasarkan perbandingan diameter zona hambat rerata dapat disimpulkan bahwa aktivitas antibiotik maksimal dicapai pada hari ke-9 dan sel amobil Streptomyces sp-1 dalam manik-manik Ca-alginat mempunyai aktivitas antibiotik 1.08 kali lebih tinggi dibandingkan dengan sel amobil Streptomyces sp-1 dalam manik-manik Ba-alginat.

Actions (login required)

View Item