INFADATUL MUBAIYANAH, 071511733004 (2019) HABITUS DAN ARENA BELAJAR KITAB KUNING SISWA SMP DI PONDOK PESANTREN AL-BASYIR DESA TAKERHARJO, KECAMATAN SOLOKURO, KABUPATEN LAMONGAN. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text
ABSTRAK.pdf Download (52kB) |
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (86kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (72kB) |
|
Text (FULLTEXT)
FIS ANT 25 19 Mub h.pdf Restricted to Registered users only until 30 September 2022. Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Pembelajaran di Pondok Pesantren Al-Basyir Desa Takerharjo, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan lebih pada pembelajaran “Kitab Kuning”. Fenomena belajar “Kitab Kuning” ini menarik untuk diteliti lebih mendalam. “Kitab Kuning” merupakan kitab yang bertuliskan huruf Arab, tulisannya gundul, dan kertas yang digunakan adalah kertas kuning. Rumusan masalah yaitu (1) Bagaimana habitus di Pondok Pesantren Al-Basyir Desa Takerharjo, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, (2) Bagaimana arena pembelajaran “Kitab Kuning” siswa SMP di Pondok Pesantren Al-Basyir Desa Takerharjo, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif/etnografi. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Data kualitatif dianalisis dengan Teori Habitus (pembiasaan) oleh Pierre Bourdiou. Hasil dari penelitian ini mengenai proses belajar mengajar terkait dengan “Kitab Kuning” yaitu dalam pengurusan dan kurikulumnya merupakan warisan yang disosialisasikan dari generasi pertama/pendiri ke generasi ketiga. Habitus/kebiasaan yang di sosialisasikan kepada siswa adalah aturan, kewajiban, larangan, pelanggaran, dan sanksi yang tertulis pada 15 “Kitab Kuning”. Adapun Arena yang digunakan untuk proses belajar 15 “Kitab Kuning”, meliputi arena belajar di kelas, arena belajar di masjid, dan arena belajar di asrama (arena tempat belajar sendiri), Arena perpustakaan, Arena Ruang guru, dan arena di lapangan. Pembelajaran dilakukan secara bertahap yaitu kelas 1,2, dan 3 SMP. Metode yang digunakan menggunakan metode sorogan (mempraktikkan), Bandongan (memperhatikan/menyimak), klasikal, dan hafalan. Metode pembelajaran dalam 15 “Kitab Kuning” yang paling dominan adalah metode Bandongan. Aturan mengikat siswa sehingga gurunya dapat mengontrol dengan baik dan siswa tidak berbuat semaunya sendiri serta bisa mempraktikkan materi “Kitab Kuning” dengan maksimal.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FIS ANT 25/19 Mub h | ||||||
Uncontrolled Keywords: | Pondok Pesantren, arena dan habitus, metode pembelajaran, Bandongan dan sorogan, sosialisasi, “Kitab Kuning”. | ||||||
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology | ||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Dwi Marina | ||||||
Date Deposited: | 30 Sep 2019 00:57 | ||||||
Last Modified: | 18 Dec 2019 06:11 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/87876 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |