NINA PUSPITAWATI, 050112451
(2006)
STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN TRAUMA KEPALA DI SMF BEDAH SARAF RSU Dr. SOETOMO SURABAYA.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Trauma kepala merupakan kerusakan jaringan tubuh (bagian kepala) yang disebabkan oleh gaya dari luar (Dorland's 25th ed.). Penanganan terhadap trauma kepala dapat dilakukan melalui operasi dan pengobatan. Antibiotik sebagai medikasi prabedah diberikan pada prosedur operasi bedah saraf dengan resiko besar komplikasi infeksi, dan sebagai terapi diberikan pada kondisi pasien yang menunjukkan infeksi. Antibiotik juga diberikan pada kasus trauma kepala terbuka meskipun kondisi pasien tidak menunjukkan infeksi karena pada kasus ini resiko terjadi komplikasi infeksi intrakranial sangat besar (Listiono, 1998). Antibiotik yang diberikan pada pasien trauma kepala harus dapat menembus blood brain barrier (BBB). Untuk dapat menembus BBB maka antibiotik harus berbentuk molekul kecil, kelarutan dalam lemak yang tinggi.
Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui distribusi kasus trauma kepala mengenai usia, jenis kelamin, penyebab, dan jenisnya; bagaimana pola penggunaan antibiotik pada pasien trauma kepala di SMF Bedah Saraf RSU Dr. Soetomo Surabaya. Pola penggunaan antibiotik mengenai jenis, rute, dosis, dan lama rata-rata penggunaan antibiotik selama berada di rumah sakit. Selain itu juga ingin diketahui kemungkinan terjadi interaksi obat antara antibiotik dengan antibiotik dan antibiotik dengan obat lain yang diberikan pada pasien selama berada di rumah sakit.
Penelitian dilakukan secara retrospektif dengan mengambil dan mengumpulkan data dan Dokumen Medik Kesehatan (DMK) pasien trauma kepala periode 1 Januari sampai 31 Desember 2004. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kasus trauma kepala tertinggi dialami oleh kelompok usia dewasa sebanyak 72,54% dan didominasi oleh laki-laki 76,46%. Penyebab utama 80,39% merupakan kecelakaan lalu lintas, dan kasus trauma kepala tertinggi di SMF Bedah Saraf adalah cedera otak ringan (COR) 52,94%.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa antibiotik profilaksis digunakan pada macam operasi bersih dan bersih terkontaminasi. Jenis antibiotik profilaksis yang digunakan adalah seftriakson intravena dengan dosis 2g untuk dewasa dan 1g untuk anak-anak. Antibiotik profilaksis diberikan sebelum dilakukan operasi sekitar 30 sampai 1 jam sebelum operasi. Ada beberapa macam antibiotik terapi yang diberikan pada pasien trauma kepala antara lain: seftriakson, sefiksim, ampisilin, amoksisilin, levofloksasin, gentamisin, amikasin, klindamisin, dan kotrimoksazol. Antibiotik terapi diberikan pada pasien pasca operasi atau pasien yang tidak mendapat operasi.
Interaksi obat yang mungkin terjadi antara aminoglikosida (gentamisin atau amikasin) dengan seftriakson, gentamisin dengan ketorolak, dan trimetoprim (salah satu kandungan kotrimoksazol) dengan fenitoin. Dari hasil penelitian ini
disarankan untuk dilakukan pemeriksaan mikrobiologi untuk menegakkan pemilihan antibiotik yang digunakan dan perlu penelitian yang sama secara prospektif untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih seksama.
Item Type: |
Thesis
(Skripsi)
|
Additional Information: |
KKB KK-2 FF 83/06 Pus s |
Uncontrolled Keywords: |
ANTIBIOTICS - SIDE EFFECTS; DRUG UTILIZATION; HEADACHE |
Subjects: |
R Medicine > RC Internal medicine > RC31-1245 Internal medicine |
Divisions: |
05. Fakultas Farmasi |
Creators: |
Creators | NIM |
---|
NINA PUSPITAWATI, 050112451 | UNSPECIFIED |
|
Contributors: |
Contribution | Name | NIDN / NIDK |
---|
Thesis advisor | DIDIK HASMONO, Drs. ,MS, Apt | UNSPECIFIED | Thesis advisor | MERIYATUL QIBTIYAH, SSi, SpFRS, Apt. | UNSPECIFIED |
|
Depositing User: |
Nn Deby Felnia
|
Date Deposited: |
16 Aug 2006 12:00 |
Last Modified: |
03 Jul 2017 23:43 |
URI: |
http://repository.unair.ac.id/id/eprint/8855 |
Sosial Share: |
|
|
|
Actions (login required)
|
View Item |