PUTU ARI SARA DEVIYANTI, 031724253043 (2019) PERKEMBANGAN KEDUDUKAN DAHA TUA DALAM MASYARAKAT ADAT BALI. Thesis thesis, Universitas Airlangga.
Text
abstrak.pdf Download (61kB) |
|
Text
daftar isi.pdf Download (54kB) |
|
Text
daftar pustaka.pdf Download (70kB) |
|
Text
full text.pdf Restricted to Registered users only until 9 October 2022. Download (655kB) | Request a copy |
Abstract
pokok permasalahan yaitu kedudukan Daha Tua hukum waris adat Bali dan ratio decidendi Putusan Pengadilan Tinggi No.380/PDT/1982/PTD tentang hak waris Daha Tua. Penelitian ini merupakan penelitian normatif yaitu penelitian yang didasarkan pada bahan primer. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini yaitu pendekatan perundangundangan (statute approach), pendekatan konseptual (conceptual approach) dan pendekatan kasus (case approach). Keberadaan Daha Tua di dalam suatu keluarga kerap diberikan cap sebagai beban berat keluarga di masyarakat adat Bali yang menganut sistem kekerabatan patrilineal. Kedudukan Daha Tua cenderung lemah karena tidak melakukan perkawinan sehingga seolah-olah hanya bergantung pada belas kasihan saudara laki-lakinya, terutama bagi Daha Tua yang tidak memiliki latar belakang pendidikan dan finansial yang baik. Namun seiring dengan kemajuan jaman dan akses pendidikan, kedudukan Daha Tua menurut hukum waris adat Bali berkembang pula. Hasil penelitian dari tesis ini menunjukkan bahwa; (1) Sistem patrilinial yang dianut masyarakat adat Bali memberikan kedudukan Daha Tua sebagai anak perempuan di dalam keluarga karena tidak melakukan perkawinan dan tetap berada di bawah tanggung jawab keluarganya yaitu orang tua atau saudara laki-lakinya yang memiliki kewajiban menanggungnya (nguubin). Sehingga Daha Tua tetap memiliki hak dan kewajiban pada keluarganya; (2) Ratio decidendi majelis hakim pada Putusan Pengadilan Tinggi No 380/PDT/1982/PTD Juncto Putusan Pengadilan Nomor 37/Pdt.G/1981/PN.KLK membuat suatu norma baru mengenai hak waris anak perempuan berstatus Daha Tua dengan memutuskan bahwa seorang Daha Tua berhak mewaris dalam arti ikut menjadi ahli waris sama seperti anak laki-laki. Sehingga perkembangan kedudukan hak waris Daha Tua yang semula dimulai dari kebiasaan dan tidak memberikan sama sekali hak waris kepada Daha Tua, kemudian Paswara 1900 yang memberikan kesempatan bagi Daha Tua untuk dapat memiliki hak waris melalui hibah atau jiwa dana, sampai pada Putusan Pengadilan Tinggi No 380/PDT/1982/PTD Juncto Putusan Pengadilan Nomor 37/Pdt.G/1981/PN.KLK 2010 yang memberikan hak waris penuh Daha Tua sebagai ahli waris yang kemudian putusan tersebut diaplikasikan kembali melalui Keputusan Pesamuhan Agung MUDP Bali Nomor 01/KEP/PSM-3/MDP Bali/X/2010.
Item Type: | Thesis (Thesis) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK TMK 105/19 Dev p | ||||||
Uncontrolled Keywords: | Inheritance Customary Law, Women Inherintance Right, Daha Tua. | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > HM Sociology > HM(1)-1281 Sociology > HM621-656 Culture | ||||||
Divisions: | 03. Fakultas Hukum > Magister Kenotariatan | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Unnamed user with email indah.fatma@staf.unair.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 09 Oct 2019 08:26 | ||||||
Last Modified: | 09 Oct 2019 08:26 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/88672 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |