Validasi Metode Penentuan Kadar Campuran Isoniazid Dan Rifampisin Dalam Sediaan Tablet Dengan Spektrofotometri Uv

FARSA RISKI RAMADANI (2015) Validasi Metode Penentuan Kadar Campuran Isoniazid Dan Rifampisin Dalam Sediaan Tablet Dengan Spektrofotometri Uv. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img] Text (HALAMAN JUDUL)
1. HALAMAN JUDUL.pdf

Download (341kB)
[img] Text (ABSTRACT)
2. ABSTRACT.pdf

Download (152kB)
[img] Text (BAB 1)
3. BAB I PENDAHULUAN.pdf

Download (191kB)
[img] Text (BAB 2)
4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf
Restricted to Registered users only until 27 May 2023.

Download (655kB) | Request a copy
[img] Text (BAB 3)
5. BAB III KERANGKA KONSEPTUAL.pdf
Restricted to Registered users only until 27 May 2023.

Download (281kB) | Request a copy
[img] Text (BAB 4)
6. BAB IV METODE PENELITIAN.pdf
Restricted to Registered users only until 27 May 2023.

Download (258kB) | Request a copy
[img] Text (BAB 5)
7. BAB V HASIL PENELITIAN.pdf
Restricted to Registered users only until 27 May 2023.

Download (527kB) | Request a copy
[img] Text (BAB 6)
8. BAB VI PEMBAHASAN.pdf
Restricted to Registered users only until 27 May 2023.

Download (272kB) | Request a copy
[img] Text (BAB 7)
9. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN.pdf
Restricted to Registered users only until 27 May 2023.

Download (168kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
10. DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (188kB)
[img] Text (LAMPIRAN)
11. Lampiran.pdf
Restricted to Registered users only until 27 May 2023.

Download (212kB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Penyakit tuberkulosis (TB) disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Isoniazid, rifampisin, pirazinamid, etambutol, dan streptomisin merupakan lima agen lini-pertama untuk terapi tuberkulosis (Katzung, 2010). Pemantauan peredaran obat TB di masyarakat bertujuan untuk mengetahui efektifitas dan keamanan penggunaan obat pada kondisi sebenarnya. Farmakope Indonesia edisi V (2014) merujuk penggunaan metode KCKT dalam penetapan kadar isoniazid maupun rifampisin. Pada penentuan kadar campuran isoniazid dan rifampisin dengan spektrofotometri UV yang menjadi kendala adalah kedua spektra tersebut saling tumpang tindih sehingga pada penelitian ini digunakan metode spektrofotometri cara derivatif ke-1 untuk isoniazid dan cara serapan individual untuk rifampisin. λ terpilih yang didapatkan untuk isoniazid dengan cara derivatif ke-1 yaitu 254 nm, sedangkan λ terpilih untuk rifampisin dengan cara serapan individual yaitu 334 nm. Pada uji linieritas isoniazid (tunggal) dengan cara derivatif ke-1 didapatkan persamaan regresi y = 9,3238.10-4 x + 3,84.10-4 (r = 0,9999) dan Vxo = 0,98 %; rifampisin (tunggal) dengan cara serapan individual didapatkan persamaan regresi y = 0,0226 x – 4,4181.10-3 (r = 0,9999) dan Vxo = 1,15 %; isoniazid (campuran) dengan cara derivatif ke-1 didapatkan persamaan regresi y = 9,6680.10-4 x – 1,75.10-4 (r = 0,9999) dan Vxo = 0,90 %; dan rifampisin (campuran) dengan cara serapan individual didapatkan persamaan regresi y = 0,0224 x – 5,28.10-4 (r = 0,9996) dan Vxo = 1,69 %. Persamaan regresi campuran digunakan dalam perhitungan akurasi dan penentuan kadar. Harga r tabel pada N = 5 dan N = 6 dengan taraf signifikan 1% berturut-turut 0,959 dan 0,917 dengan syarat Vxo < 2 %. Disimpulkan bahwa baku kerja tunggal isoniazid, baku kerja tunggal rifampisin, dan baku kerja campuran (isoniazid : rifampisin = 2 : 3) memiliki hubungan linier. Pada uji akurasi untuk isoniazid dan rifampisin diperoleh % recovery sesuai persyaratan yaitu berkisar antara 98 – 102%. Hasil % recovery untuk isoniazid cara derivatif ke-1 yaitu (100,52 ± 1,16 %) dan rifampisin cara serapan individual yaitu (99,95 ± 0,63%). Uji presisi dinyatakan dengan koefisien variasi (KV). Penelitian dikatakan baik apabila harga KV ≤ 2%. Hasil % KV untuk isoniazid dengan cara derivatif ke-1 yaitu 1,15 dan rifampisin dengan cara serapan individual yaitu 0,64. Hasil dari penentuan kadar isoniazid dengan cara derivatif ke-1 dan rifampisin dengan cara serapan individual pada tablet X (mengandung isoniazid 300 mg dan rifampisin 450 mg) berturut-turut yaitu (303,61 ± 4,80 mg) dan (449,90 ± 0,71 mg), sehingga kadar keduanya sesuai persyaratan pada Farmakope Indonesia V yaitu 270 – 330 mg untuk isoniazid dan 405 – 495 mg untuk rifampisin. Selain itu, Farmakope Indonesia V juga mempersyaratkan keseragaman bobot tablet dimana penyimpangan tablet yang diperbolehkan (bobot tablet X lebih dari 300 mg) pada kolom A sebesar 5% dan kolom B sebesar 10%. Rata-rata bobot tablet X yang diperoleh yaitu 0,9819 g dengan penyimpangan bobot tablet kolom A dan kolom B yang diperbolehkan berturut-turut yaitu 0,9328 – 1,0310 g dan 0,8837 – 1,0801 g. Setelah terpenuhinya persyaratan parameter validasi metode kategori I, metode yang digunakan pada penelitian ini dikatakan valid. Kedepannya metode ini dapat digunakan menentukan kadar campuran isoniazid dan rifampisin dalam tablet yang beredar di pasaran.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: FF KF 16/ 15 Far v
Uncontrolled Keywords: Isoniazid, Rifampicin, Validation Method, Individual Absorption, UV Spectrophotometry, Derivative Spectrophotometry.
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica > RS1-441 Pharmacy and materia medica
Divisions: 05. Fakultas Farmasi > Kimia Farmasi
Creators:
CreatorsNIM
FARSA RISKI RAMADANINIDN0028115204
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorNoor Erma N.SNIDN0028115204
UNSPECIFIEDM. Faris ANIDN0002038501
Depositing User: Mrs. Djuwarnik Djuwey
Date Deposited: 26 Feb 2016 12:00
Last Modified: 27 May 2020 04:31
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/8921
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item