FATIMAH, 050810140 (2013) PROFIL PELAYANAN SWAMEDIKASI ASAM MEFENAMAT DI APOTEK WILAYAH SURABAYA TIMUR (Studi dengan Metode Simulasi Pasien). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text (ABSTRAK)
download.php_id=gdlhub-gdl-s1-2013-fatimah-23301&no=6 Download (1kB) |
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2013-fatimah-23301-1.FULLTEXT.pdf Restricted to Registered users only Download (625kB) | Request a copy |
Abstract
Asam mefenamat merupakan salah satu golongan obat wajib apotek (OWA) yang diindikasikan untuk penghilang rasa sakit (analgesik) yang biasa digunakan untuk obat sakit kepala atau sakit gigi. Berdasarkan ketentuan yang telah dituangkan dalam surat keputusan menteri kesehatan bahwa penyerahan OWA harus diserahkan oleh apoteker. Mengingat OWA tergolong obat keras, maka apoteker memiliki tanggung jawab profesional tanpa dapat digantikan tenaga kesehatan lain untuk menjamin keamanan, ketepatan dan rasionalitas penggunaannya khususnya pada pasien yang melakukan upaya pengobatan sendiri di apotek (swamedikasi). Tahap-tahap pelayanan obat tanpa resep meliputi patient assessment dan penentuan rekomendasi. Jika rekomendasi terpilih adalah pemberian obat maka pada saat penyerahan obat harus disertai pemberian informasi terkait terapi pada pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil pelayanan obat asam mefenamat tanpa resep di apotek wilayah Surabaya Timur. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan crosss sectional. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah macam informasi yang digali oleh petugas apotek saat melakukan assessment, rekomendasi serta informasi obat dan non-obat yang diberikan oleh petugas apotek. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skenario dan checklist. Metode pengambilan data pada penelitian ini adalah metode simulasi pasien. Skenario yang telah disusun diperankan oleh peneliti sebagai seorang pasien simulasi yang mengunjungi 83 apotek di wilayah Surabaya Timur yang terpilih secara acak. Sesuai dengan skenario, pasien simulasi menyebutkan akan membeli obat asam mefenamat. Informasi yang digali oleh petugas apotek mengenai kondisi pasien, rekomendasi serta informasi obat maupun informasi non-obat yang diberikan oleh petugas apotek dicatat dalam lembar checklist. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan program SPSS. Dari hasil kunjungan yang dilakukan di 83 apotek di Surabaya Timur apoteker yang melakukan pelayanan asam mefenamat secara swamedikasi hanya 24,1%. Yang terbanyak melakukan pelayanan adalah assisten apoteker yaitu 49,4%. Pada tahap patient assessment hanya 14,4% petugas yang melakukan, yaitu 3 dari 20 apoteker, dan 9 dari 54 petugas yang bukan apoteker. Sebanyak 100.0% petugas apotek merekomendasikan obat.Sebagian besar (96,4%) menyerahkan produk asam mefenamat generik sesuai permintaan pasien, dan 3,6% memberikan produk dagang karena stok asam mefenamat di apotek sedang habis. Informasi obat diberikan oleh petugas apotek setelah ada pertanyaan dari pasien (100%). Informasi terkait indikasi, dengan pertanyaan”Apa obat ini bisa untuk sakit gigi?” sebanyak 56,6% petugas menjawab “Bisa”. Informasi terkait dosis dengan pertanyaan”Minumnya berapa?” sebanyak 45,8% petugas menjawab “Sehari 3x”. Informasi waktu pemakaian obat dengan pertanyaan”Minumnya kapan?” sebanyak 62,7% petugas menjawab “Sesudah makan”. Informasi efek samping obat dengan pertanyaan ”Ada efek sampingnya tidak dan jika ada, apa efek sampingnya?” sebanyak 38,6 % petugas menjawab “Tidak ada efek sampingnya”, padahal jawaban ini tidak tepat. Dan informasi terkait hal-hal yang perlu diperhatikan sewaktu minum obat jika pasien mempunyai riwayat sakit maag sebanyak 71,1% petugas memberikan informasi sesudah makan/perut dalam kondisi terisi. Dari semua sampel yang diteliti hanya ada 5 (6,0%) petugas apotek yang memberikan informasi non-obat. Berdasarkan hasil penelitian, pelayanan swamedikasi dengan permintaan obat spesifik masih kurang sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada pasien sehingga perlu adanya peningkatan. Dari penelitian ini disarankan apoteker dapat memperbaiki kualitas swamedikasi di apotek. Selain itu juga perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat tentang hak-hak mereka dalam swamedikasi, sehingga masyarakat dapat berperan aktif.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FF.KOM.24/13 Fat p | ||||||
Uncontrolled Keywords: | SELF MEDICATION; MEFENAMIC ACID | ||||||
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine | ||||||
Divisions: | 05. Fakultas Farmasi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | mrs hoeroestijati beta | ||||||
Date Deposited: | 11 Mar 2013 12:00 | ||||||
Last Modified: | 25 Jul 2016 09:35 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/9160 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |