Arindatasya Irana M., 050810086 (2013) AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 96% RHIZOMA Curcuma xanthorrhiza Roxb. DARI BERBAGAI DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutans. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text (ABSTRAK)
download.php_id=gdlhub-gdl-s1-2013-iranamarin-23363&no=5 Download (1kB) |
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2013-iranamarin-23363-1.FULLTEXT.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) sebagai bahan dalam obat-obatan tradisional atau secara individual digunakan untuk mengobati masalah-masalah kesehatan (Ruslay et al., 2007). Pemanfaatan khasiat temulawak ini terutama disebabkan oleh dua khasiat utamanya yaitu kurkuminoid dan minyak atsiri. Salah satu kandungan utama dalam minyak atsiri temulawak adalah xantorrhizol (Oei et al. 1985) yang terdapat dalam rimpang dan merupakan senyawa khas dari temulawak dan memiliki aktivitas antibakteri, antiseptik, dan antibiotik (Sirait et al. 1985). Xanthorrhizol pada rimpang Curcuma xanthorrhiza Roxb. dapat memberikan aktivitas antimikroba terhadap beberapa bakteri foodborne dan oral pathogen, seperti Streptococcus mutans (Hwang et al, 2000) dengan MIC 2 μg/mL (Sirat et al., 2006). Streptococcus mutans telah dinyatakan sebagai etiologi utama karies gigi pada manusia dan hewan coba serta terlibat dalam membentuk plak dan akumulasi (Koo et al., 2003). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak rimpang Curcuma xanthorrhiza dari berbagai daerah dalam menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri Streptococcus mutans. Kadar minyak atsiri dapat dipengaruhi oleh pelarut ekstraksi dan habitat asal. Metode ekstraksi dengan pelarut etanol menghasilkan komponen-komponen dalam temulawak lebih banyak terekstraksi karena kelarutan xanthorhhizol yang tinggi di dalam etanol (Nur, 2006). Temulawak yang ditanam di dataran tinggi menghasilkan kadar minyak atsiri yang kecil pada rimpangnya (Afifah et al., 2003) sehingga perlu ditinjau perbandingan aktivitas temulawak dengan berbagai daerah, yaitu Bogor, Lembang dan Sukabumi. Metode ekstraksi yang digunakan adalah sonikasi menggunakan pelarut etanol 96% dan pengujian dilakukan dengan metode difusi agar. Dari ketiga daerah tersebut didapatkan MIC yang berbeda yaitu Bogor 100μg/ml; Lembang 300 μg/ml; dan Sukabumi 700μg/ml. Hasil pengujian perbedaan tiga daerah dengan beberapa konsentrasi yang berbeda dianalisa dengan metode Anova two way LSD, menghasilkan perbedaan bermakna antara Lembang dengan Bogor dan Sukabumi, namun tidak bermakna antara Bogor dengan Sukabumi. Dari pengujian selanjutnya terkait ratio potensi, dihasilkan gradien yang berbeda antara kurva baku dan grafik konsentrasi ektrak etanol 96% temulawak ketiga daerah sehingga tidak dapat dilakukan perhitungan. Dari hasil ini disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui peran kurkuminoid dalam mempengaruhi aktivitas antibakteri pada ketiga daerah tersebut. Selain itu peru diteliti pula faktor eksternal yang mendukung terhadap perbedaan hasil ekstrak etanol 96% Curcuma xanthorrhiza terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FF.FT.18/13 Ira a | ||||||
Uncontrolled Keywords: | CURCUMA XANTHORRHIZA, ANTIBACTERIAL ACTIVITY | ||||||
Subjects: | Q Science > QK Botany | ||||||
Divisions: | 05. Fakultas Farmasi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | mrs hoeroestijati beta | ||||||
Date Deposited: | 18 Mar 2013 12:00 | ||||||
Last Modified: | 29 Jul 2016 09:11 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/9179 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |