AFIEL NADHIFA HANAFIE, NIM011611133221 (2019) PROFIL KUSTA BERDASARKAN KLASIFIKASI WHO DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD DR. SOETOMO SURABAYA PERIODE JANUARI 2016 – DESEMBER 2017 (Penelitian Deskriptif Retrospektif). Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Text (ABSTRAK)
abstrak.pdf Download (50kB) |
|
Text (DAFTAR ISI)
daftar isi.pdf Download (45kB) |
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
daftar pustaka.pdf Download (49kB) |
|
Text (FULLTEXT)
FK.PD.178-19 Han p.pdf Restricted to Registered users only until 4 December 2022. Download (760kB) | Request a copy |
Abstract
Latar belakang Kusta merupakan suatu penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae, suatu bakteri basil tahan asam. Secara klinis, kusta ditandai dengan adanya satu atau lebih dari karakteristik berikut: adanya hipopigmentasi atau bercak kulit makula eritematus dengan hilangnya sensasi pada kulit, penebalan saraf perifer, dan adanya bakteri basil tahan asam yang terdeteksi pada hapusan kulit atau biopsi. Kusta merupakan penyakit endemik di beberapa negara, termasuk Indonesia. Tujuan Mengevaluasi dan mengidentifikasi profil pasien kusta berdasarkan klasifikasi WHO di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode Januari 2016 – Desember 2017. Metodologi Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif. Hasil Didapatkan 58 pasien yang termasuk ke dalam inklusi, 1 pasien (1,7%) kusta pausibasiler dan 57 pasien (98,3%) kusta multibasiler. Jenis kelamin pasien yakni 38 pasien (65,5%) laki-laki dengan 1 pasien (1,7%) kusta PB dan 37 pasien (63,8%) kusta MB serta 20 pasien (34,5%) perempuan yang seluruhnya merupakan pasien kusta MB. Kelompok usia terbanyak adalah 25 – 44 tahun dengan total 30 pasien (51,7%) dan seluruhnya merupakan pasien kusta MB. Efloresensi kulit terbanyak adalah makula dengan total 45 kejadian (23,3%) dengan 1 kejadian (0,5%) pada pasien kusta PB dan 44 kejadian (22,8%) pada pasien kusta MB. Predileksi perbesaran saraf terbanyak adalah nervus ulnaris dengan total 12 kejadian (46,2%) yang seluruhnya terdapat pada pasien kusta MB. Reaksi terbanyak adalah reaksi tipe II atau ENL dengan total 42 kejadian (72,4%) yang seluruhnya terdapat pada pasien kusta MB. Kesimpulan Tipe kusta terbanyak adalah kusta multibasiler. Jenis kelamin terbanyak yang ditemukan adalah laki-laki. Kelompok usia terbanyak adalah 25 – 44 tahun. Distribusi efloresensi kulit adalah makula. Predileksi perbesaran saraf terbanyak adalah nervus ulnaris. Reaksi kusta terbanyak adalah reaksi tipe II atau ENL.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKA KK FK.PD.178-19 Han p.pdf | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | kusta, pausibasiler, multibasiler, retrospektif. | |||||||||
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine | |||||||||
Divisions: | 01. Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | Fahimatun Nafisa Nafisa | |||||||||
Date Deposited: | 04 Dec 2019 05:17 | |||||||||
Last Modified: | 04 Dec 2019 05:17 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/91998 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |