PEMBELAHAN DUKUNGAN JARINGAN POLITIK KIAI NU DI PILGUB JATIM 2018

Ainur Rohim, 071714453011 (2019) PEMBELAHAN DUKUNGAN JARINGAN POLITIK KIAI NU DI PILGUB JATIM 2018. Thesis thesis, Universitas Airlangga.

[img] Text
TP 02 19 Roh p ABSTRAK.pdf

Download (32kB)
[img] Text
TP 02 19 Roh p DAFTAR ISI.pdf

Download (42kB)
[img] Text
TP 02 19 Roh p DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (46kB)
[img] Text (FULLTEXT)
TP 02 19 Roh p.pdf
Restricted to Registered users only until 12 December 2022.

Download (1MB) | Request a copy
Official URL: Http://lib.Unair.ac.id

Abstract

Studi ini bertujuan untuk memetakan dan menjelaskan terjadinya pembelahan dukungan jaringan politik kiai Nahdlatul Ulama (NU) di pemilihan gubernur dan wakil gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) pada tahun 2018. Hal itu penting dilakukan, mengingat dalam perspektif kesejarahan politik Indonesia, Jatim menjadi wilayah basis tradisional kaum Islam Tradisional (NU) terbesar di Indonesia. Di Pilgub Jatim 2018 dua kader NU yang bertarung, yakni Khofifah Indar Parawansa yang menjabat Ketua Umum PP Muslimat NU didukung PAN, PPP, Partai Hanura, Partai NasDem, dan Partai Golkar. Sedang Saifullah Yusuf (Gus Ipul), salah satu ketua PBNU disokong empat partai, yakni PKB, PDIP, Partai Gerindra, dan PKS. Perumusan masalah yang peneliti ajukan adalah bagaimana pembelahan dukungan jaringan politik kiai NU di Pilgub Jatim 2018 dalam perspektif teori jaringan politik. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif eksplanatif dan dianalisa dengan teori jaringan politik David Knoke. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas kiai yang duduk di struktur NU wilayah Jatim maupun NU cabang kabupaten/kota di Jatim memberikan dukungan kepada pasangan Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno. Para kiai ini biasa dikenal dengan sebutan kiai struktural dan memposisikan KH Anwar Manshur (pimpinan Pondok Lirboyo Kediri) sebagai tokoh sentralnya. Di sisi lain, sejumlah kiai NU lain yang tak menduduki jabatan di struktur NU di berbagai jenjang, tapi mengamalkan ajaran NU dalam kehidupan keagamaannya, memberikan dukungan kepada pasangan Khofifah dan Emil E Dardak dan menempatkan KH Salahuddin Wahid (pimpinan Pondok Tebuireng Jombang) sebagai patronnya. Mereka dikenal dengan sebutan kiai kultural. Karena AD/ART NU melarang kiai dan tokoh NU terjun dalam politik praktis dalam kapasitasnya sebagai pengurus, hakikatnya para kiai NU yang terlibat dalam kegiatan dukungmendukung cagub dan cawagub di Pilgub Jatim 2018 bergerak dalam kapasitas pribadi, bukan kapasitas sebagai pengurus NU. Temuan penting lain dari penelitian ini adalah faktor muktamar NU tahun 2015 di Kabupaten Jombang berimplikasi cukup kuat atas dinamika politik selama Pilgub Jatim 2018 berlangsung. Bagi sayap NU yang gagal di muktamar Jombang, Pilgub Jatim 2018 menjadi momentum politik untuk menunjukkan eksistensi mereka. Kubu kiai NU pendukung Gus Ipul dan Puti Guntur (Poros Lirboyo) dinilai yang sukses di muktamar NU di Jombang, sedang kiai NU pendukung Khofifah dan Emil Dardak (Poros Tebuireng) menjadikan kesempatan Pilgub Jatim 2018 untuk menunjukkan keberadaannya kembali setelah gagal di muktamar NU 2015 di Jombang.

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KKB KK-2 TP 02/19 Roh p
Uncontrolled Keywords: NU, Kiai, Poros Lirboyo, Poros Tebuireng, Jaringan Politik
Subjects: H Social Sciences > HS Societies secret benevolent etc > HS1-3371 Societies: secret, benevolent, etc. > HS1501-2460.7 Other societies. By classes > HS2301-2460.7 Political and "patriotic" societies
Divisions: 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Magister Ilmu Politik
Creators:
CreatorsNIM
Ainur Rohim, 071714453011UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorDr. Siti Aminah, Dra., MA, NIDN :'0024026502UNSPECIFIED
Depositing User: Dwi Marina
Date Deposited: 12 Dec 2019 01:37
Last Modified: 12 Dec 2019 01:37
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/92532
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item