Aribowo (2019) GERAKAN MAHASISWA MAKASSAR 2009-2014: SUATU PERLAWANAN TERHADAP HEGEMONI NEGARA. Disertasi thesis, Universitas Airlangga.
Text
abstrak.pdf Download (81kB) |
|
Text
daftr isi.pdf Download (168kB) |
|
Text
daftar pustaka.pdf Download (88kB) |
|
Text
full text.pdf Restricted to Registered users only until 23 December 2022. Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Gerakan mahasiswa Makassar yang keras, radikal, dan berkesinambungan merupakan fenomena gerakan mahasiswa yang khas Makassar. Gerakan mahasiswa Makassar selalu mereaksi keras isu kontroversial yang dibuat oleh Negara dan menuntut perubahan policy. Mahasiswa Makassar selalu tampil sebagai kekuatan oposisi dan melawan Negara yang dianggap tidak adil dan menyengsarakan rakyat. Gerakan mahasiswa Makassar selalu menampilkan ideologi politik yang kritis, oposisi, dan didukung oleh nilai budaya kesukuan. Di sisi lain rezim Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono (SBY-Boediono), periode 2009-2014, berusaha mengukuhkan kekuasaannya dengan berbagai program populis yang pro rakyat. Rezim SBY-Boediono juga mengawal program populis itu dengan segenap kekuatan apparatus Negara, seperti mengatur ide dan program populis itu ke dalam aturan hukum sampai dengan penggunaan kekuatan represif Negara. Untuk meneliti dua fenomena besar yang sedang berhadapan itu, yaitu upaya rezim SBY-Boediono mengukuhkan kekuasaan dan mahasiswa tampil sebagai kekuatan oposisi maka peneliti menggunakan teori hegemoni Antonio Gramsci. Di sisi lain fenomena gerakan mahasiswa Makassar yang kompleks itu ternyata dalam realitanya mengandung implikasi teoritis yang luas sehingga pencabaran terhadap teori hegemoni Gramsci harus dilakukan. Atas dasar fenomena khas dari gerakan mahasiswa Makassar itulah maka riset ini menggunakan metode studi kasusnya Robert K Yin, metode kualitatif dan dramaturgi. Secara metodologis hasil studi kasus ini mampu menganalisis gerakan mahasiswa Makassar yang keras dan radikal tersebut secara komprehensif. Penelitian ini menemukan beberapa fenomena sebagai berikut: (1) mahasiswa Makassar selalu menggunakan metode kelompok atau aksi kolektif dalam berdemonstrasi. Aksi kolektif dan metode kelompok itu digunakan sebagai metode perlawanan yang keras terhadap policy Negara dan atau institusi pendidikan. Kedua (2) gerakan mahasiswa Makassar yang radikal dan keras sebagai akibat proses pendidikan ideologi negative thinking criticism secara sistematis diproduksi dalam berbagai aktivitas kemahasiswaan. Ketiga (3) nilai budaya kesukuan Makassar, ekspresi dramaturgi sebagai konsekuensi kelompok pinggiran memberi kontribusi perilaku gerakan mahasiswa Makassar yang keras dan khas. Keempat (4) mahasiswa Makassar melakukan counter hegemonik negara, tetapi sekaligus sebagai ekspresi kebebasan dan kesetaraan di dalam public sphere. Mereka bukan blok historis dan kelas hegemonik seperti teori hegemonik Gramsci, tetapi sebagai kekuatan moral yang mengisi public sphere secara bebas, setara, dan demokratis. Para aktivis gerakan mahasiswa Makassar menunjukkan bahwa perguruan tinggi bukan lembaga yang efektif untuk memproduksi ideologi hegemoni Negara seperti yang digariskan dalam teori Gramsci.
Item Type: | Thesis (Disertasi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK Dis S 09/19 Ari g | ||||||
Uncontrolled Keywords: | negative thinking criticism, collective action, hegemony and counter hegemony, and public sphere | ||||||
Subjects: | H Social Sciences | ||||||
Divisions: | 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu ilmu Sosial | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Unnamed user with email indah.fatma@staf.unair.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 23 Dec 2019 10:43 | ||||||
Last Modified: | 23 Dec 2019 10:43 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/93101 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |