Shevierra Danmadiyah (2019) Kewenangan Kementerian Hukum Dan Ham Dalam Penyelesaian Sengketa Peraturan Perundang-Undangan Melalui Jalur Nonlitigasi. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Text
1. HALAMAN JUDUL .pdf Download (1MB) |
|
Text
2. ABSTRAK.pdf Download (28kB) |
|
Text
3. DAFTAR ISI .pdf Download (40kB) |
|
Text
4. BAB I PENDAHULUAN .pdf Download (428kB) |
|
Text
5. BAB II KEABSAHAN PEMBENTUKAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAM NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA PERATURA.pdf Restricted to Registered users only until 17 January 2023. Download (488kB) | Request a copy |
|
Text
6. BAB III AKIBAT HUKUM PEMBENTUKAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAM NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA PERA.pdf Restricted to Registered users only until 17 January 2023. Download (378kB) | Request a copy |
|
Text
7. BAB IV KESIMPULAN .pdf Restricted to Registered users only until 17 January 2023. Download (26kB) | Request a copy |
|
Text
8. DAFTAR BACAAN .pdf Download (337kB) |
Abstract
Berdasarkan hasil analisa, dapat disimpulkan bahwa dari aspek substansi, wewenang, dan prosedur keberadaan Permenkumham Nomor 32 Tahun 2017 adalah tidak absah. Dilihat dari ketentuan mengenai substansi, peraturan menteri bersifat beschikking. Bahkan, substansi kewenangan penyelesaian sengketa peraturan perundang-undangan seharusnya tidak diatur oleh Kementerian Hukum dan HAM karena kewenangan tersebut menjadi kewenangan lembaga yudisiil. Mengenai wewenang, syarat mutlak untuk dibentuknya peraturan perundang-undangan adalah diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasar kewenangan, pada faktanya tidak dipenuhi dalam pembentukan Permenkumham Nomor 32 Tahun 2017. Selanjutnya, mengenai prosedur, Permenkumham Nomor 32 Tahun 2017 tidak melakukan perencanaan secara tepat yang berkonsekuensi tahapan selanjutnya dari peraturan tersebut tidak dapat dilakukan. Dalam penulisan skripsi ini, Permenkumham Nomor 32 Tahun 2017 diubah dengan Permenkumham Nomor 2 Tahun 2019, namun substansi, wewenang, dan prosedur yang ada di dalamnya tidak jauh berbeda. Oleh karena itu, keberadaan dari Permenkumham Nomor 2 Tahun 2019 juga tidak absah. Akibat hukum yang timbul adalah Permenkumham Nomor 32 Tahun 2017 adalah batal demi hukum karena secara wewenang, substansi, dan prosedur tidak absah. Keberadaan Permenkumham Nomor 2 Tahun 2019 sebagai pengganti sekalipun, memiliki akibat hukum yang sama, yakni batal demi hukum.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK FH 01/20 Dan k | ||||||
Uncontrolled Keywords: | complexity of legislations and regulations, the authority of Ministry of Law and Human Rights, resolve local legislation disputes, nonlitigation, harmonization. | ||||||
Subjects: | K Law > K Law (General) > K1-7720 Law in general. Comparative and uniform law. Jurisprudence > K7000-7720 Private international law. Conflict of laws > K7585-7595 Social legislation | ||||||
Divisions: | 03. Fakultas Hukum > Dasar Ilmu Hukum | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Unnamed user with email indah.fatma@staf.unair.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 17 Jan 2020 05:27 | ||||||
Last Modified: | 17 Jan 2020 05:27 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/93564 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |