Sunarti (2006) Teknik Pemeliharaan Larva Udang Windu (Penaeus monodon Fab.) di Pusat Pembenihan Udang (PPU) Probolinggo Kabupaten Probolinggo Propinsi Jawa Timur. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

	Text (JUDUL) 1. JUDUL .pdf Download (272kB)
	Text (DAFTAR ISI) 2. DAFTAR ISI .pdf Download (96kB)
	Text (BAB I) 3. BAB I .pdf Download (104kB)
	Text (BAB II) 4. BAB II .pdf Restricted to Registered users only Download (378kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 5. BAB III .pdf Restricted to Registered users only Download (126kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 6. BAB IV .pdf Restricted to Registered users only Download (961kB) | Request a copy
	Text (BAB V) 7. BAB V .pdf Restricted to Registered users only Download (38kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 8. DAFTAR PUSTAKA .pdf Download (63kB)
	Text (LAMPIRAN) 9. LAMPIRAN .pdf Restricted to Registered users only Download (540kB) | Request a copy

Abstract

Udang windu (Penaeus monodon Fab.) merupakan salah satu komoditas ekspor non-migas yang memberi kontribusi cukup besar pada devisa negara. Usaha budidaya udang windu di Indonesia berkembang dengan pesat sejak pemerintah menggalakkan program intensifikasi tambak. Namun, budidaya udang windu ternyata dihadapkan pada keterbatasan produksi benur udang windu. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, dilakukan pembenihan udang windu baik berskala kecil atau skala mini hatchery hingga instansi-instansi pemerintah. Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman dan keterampilan kerja tentang teknik pemeliharan larva udang windu serta hambatan dan permasalahan yang dihadapi. Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di Pusat Pembenihan Udang (PPU), Desa Sukabumi, Kecamatan Mayangan, Kabupaten Probolinggo, Propinsi Jawa Timur pada tanggal 28 Juli-29 Agustus 2005. Metode kerja yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah metode deskriptif dengan teknik pengambilan data meliputi data primer dan data sekunder. Pengambilan data dilakukan dengan cara partisipasi aktif, observasi, wawancara dan studi pustaka. Dari hasil Praktek Kerja Lapang diketahui bahwa setelah bak dikeringkan, bak dan peralatan pembenihan dicuci dengan kaporit dosis 25-30 gr/20 ton dan dikeringkan. Induk didatangkan dari Situbondo, dalam keadaan matang telur III. Naupli ditebar dengan kepadatan ±100-150 ekor/liter dan sebelumnya air dalam bak diberi EDTA 1 ppm dan Elbacyn 1 ppm sebagai antibiotik. Untuk pasokan bak penetasan dan bak kultur plankton tidak diberikan perlakuan khusus, sedangkan air yang digunakan untuk bak larva diberikan kaporit dengan dosis 400 gr/10,2 ton dari Natrium thiosulfate 15% dari dosis kaporit. Penyiponan dan sirkulasi air dilakukan secara rutin untuk menjaga kualitas air. Pemeliharaan larva dilakukan pada bak semen bangsal A berukuran 4x3x1,5 m sebanyak 10 buah dan bangsal E berukuran 4x2,5x1,3 m sebanyak 6 buah dengan media air laut berkadar garam 28-32 ppt. suhu air media berkisar antara 28-32°C. Pakan yang diberikan adalah pakan alami berupa Skeletonema sp pada stadia zoea-mysis, sedangkan pada stadia post larva (PL) diberikan Artemia salina. Pakan buatan diberikan pada stadia zoea hingga mysis berupa Flake, Riken dan Spirulina. Selama pemeliharaan diberikan Erythromycin untuk mencegah bakteri dan Treflan untuk mencegah jamur. Benur dapat dipanen bila mencapai ukuran PL 12 atau sesuai dengan permintaan konsumen. Tahap pengepakan dilakukan dengan cara memasukkan benur ke dalam kantong plastic yang diisi oksigen dengan perbandingan 1:3.

Actions (login required)

View Item