LELLY WINDUHANI ASTUTI, 051011115 (2014) PROBLEMA ANTIRETROVIRAL PADA PASIEN HIV/AIDS (Penelitian di Ruang Rawat Inap Unit Perawatan Intermediet Penyakit Infeksi RSUD Dr. Soetomo Surabaya). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2015-astutilell-35277-6.ringk-n.pdf Download (268kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) FF. FK. 33-14 Ast p.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Di Indonesia jumlah kasus HIV dan kasus AIDS sejak tahun 2005 terus mengalami peningkatan. Pada pasien HIV positif diperlukan terapi ARV terus menerus seumur hidup, sehingga diperlukan pertimbangan akan efek samping dan toksisitas dari ARV yang digunakan. Selain itu, pada pasien HIV/AIDS yang mendapat berbagai jenis obat untuk mengobati infeksi oportunistik yang dialaminya berpeluang mengalami interaksi dengan ARV yang digunakan pada pasien. Interaksi obat ini akan menyebabkan konsentrasi subterapetik dan supraterapetik dari ARV. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efek samping dan toksisitas pada pemberian ARV, mengkaji interaksi ARV dengan obat lain yang dipakai oleh pasien HIV/AIDS. Penelitian dilakukan secara retrospektif pada periode 1 Januari 2013 hingga 30 Juni 2013 dan dilaksanakan di ruang Rekam Medik RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Penelitian ini telah melalui review dari Komite Etik Penelitian Kesehatan RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan telah dinyatakan “Laik Etik”. Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah semua pasien rawat inap dengan diagnosis HIV/AIDS yang menerima ARV dan obat lain untuk terapi AIDS. Hasil penelitian dari 39 pasien rawat inap HIV/AIDS di UPIPI RSUD Dr. Soetomo pada periode 1 Januari 2013 hingga 30 Juni 2013 diketahui bahwa pasien dengan diagnosis AIDS yang mendapat ARV kemungkinan mengalami efek samping, namun efek samping tidak selalu muncul pada setiap pasien yang diberikan ARV, karen masing-masing individu memiliki respon yang berbeda pada pemberian ARV. Namun pada penelitian ini pemberian ARV zidovudin yaitu menyebabkan peningkatan SGOT SGPT pada 6 pasien, peningkatan kreatinin serum pada 1 pasien, dan anemia pada 17 pasien. Pada pemberian nevirapin muncul efek samping pada 7 pasien dengan manifestasi peningkatan SGOT SGPT. Lamivudin menimbulkan rasa mual pada 6 pasien. Pada pasien HIV/AIDS yang mendapatkan polifarmasi berpeluang terjadi interaksi antara ARV dengan obat lain bila digunakan bersamaan. Pada penelitian ini ditemukan interaksi yang potensial terjadi antara ARV dengan obat lain dan interaksi yang aktual terjadi pada pasien yang manifestasinya dapat dilihat dari data klinik dan data laboratorium pasien. Dari penelitian ini disarankan perlunya penggantian regimen ARV pada pasien yang mengalami efek samping yang signifikan terjadi, sehingga dapat mengurangi mortalitas dan morbiditas pasien HIV/AIDS. Diperlukan pula monitoring dan evaluasi kondisi pasien terkait respon terapi baik melalui data laboratorium maupun data klinik sehingga keberhasilan terapi dapat dicapai. Penulisan DMK sebaiknya lengkap karena dibutuhkan untuk monitoring perkembangan pengobatan pasien. Selain itu penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan dengan metode prospektif untuk dapat mengikuti dan mengetahui kondisi pasien terkait respon terapi dan efek samping yang disebabkan oleh ARV.

Actions (login required)

View Item