AGUNG LAKSONO PUTRA, 050810293 (2014) UJI TOKSISITAS SUBKRONIK CAMPURAN EKTRAK ETANOL RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza) DAN BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia) PADA TIKUS PUTIH. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2015-putraagung-35153-6.ringk-n.pdf Download (132kB) | Preview |
|
Text (FULL TEXT)
FF. FT. 18-14 Put u.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Mengkudu (Morinda citrifolia) mengandung Selenium yang berfungsi penting untuk mengaktifkan glutation peroksidase, yaitu salah satu enzim yang sangat penting dalam tubuh yang menetralisir radikalradikal bebas, terutama yang menyerang molekul lemak. (Purbaya JR, 2002; Kusnindar A dan Mitra R, 2003). Selain itu, mengkudu juga mengandung berbagai komponen aktif yang penting bagi tubuh, seperti senyawa-senyawa terpenoid, damnacanthal, xeronine, proxeronine, anthraquinone, dan scopoletin (Christina, 2005) Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) juga dapat menambah nafsu makan. Menurunkan kadar kolesterol dalam darah meningkatkan sistem imunitas dalam tubuh, berkhasiat anti bakteri, anti diabetik, anti hepertotoksik, anti inflamasi, anti oksidan, anti tumor, diuretika, depresan, dan hipolipidemik (Raharjo dan Rositiana, 2003). Dan juga anti mikroba, anti hiperledemia dan pencegahan kolera (Hwang, 2006). Senyawa xanthorhizol dan kurkumin dalam temulawak ini yang menyebabkan tanaman ini berkhasiat sebagai obat. Karena kurkuminoid dapar juga di gunanakan sebagai anti oksidan , anti inflamasi dan anti hiperkolesterolemia (Peschel et al., 2006). Mengkudu (Morinda citrifolia) dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza) memiliki khasiat anti oksidan dan anti hiperledemia dengan berbagai mekanisme berbeda, penggunaan kombinasi keduanya di harapkan dapat memberikan aktivitas anti hiperledemia. Optimasi campuran ekstrak etanol herbal Mengkudu (Morinda citrifolia) dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza) sebagai anti hiperledemia , dapat di lakukan dengan mengembangkan menjadi sediaan fitofarmaka. Fitofarmaka adalah sediaan obat yang telah jelas keamanan dan khasiatnya terdiri atas simplisia atau sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku, sehingga sediaan tersebut terjamin keseragaman komponen aktif, keamanan, dan khasiatnya (Wakidi, 2003). Fitofarmaka harus memenuhi keteria aman sesuai dengan persyaratan yang di tetapkan, klaim khasihat harus di buktikan berdasarkan uji klinik, telah di lakukan standarisasi terhadap bahan baku yang di gunakan dalam produk jadi, dan memenuhi persyaratan mutu yang berlaku (BPOM RI, 2004). Sehingga perlu di lakukan penelitian lebih lanjut mengenai keamanan penggunaan campuran ekstrak tersebut. Uji toksisitas di lakukan kali ini adalah uji toksisitas subkronik yang di lakukan dengan waktu 31 hari dengan menggunakan hewan coba tikus (galur wistar). Di gunakan hewan coba tikus dengan beberapa pertimbangan diantaranya mudah di pelihara, muda penangannya, mudah berkembang biaknya, dapat memberikan volume darah untuk sampel uji yang mencukupi serta kemiripan metabolisme dengan manusia (Wilson, 1993). Disiapkan 3 kelompok tikus, masing masing menerima dosis ekstrak yang berbeda dan 1 kelompok kontrol negatif. Masing masing kelompok terdiri dari 10 ekor tikus, yaitu 5 ekor tikus jantan dan 5 ekor tikus betina.Pemberian bahan uji pada setiap kelompok uji di lakukan selama 31 hari. Diamati perubahan berat badan selama pemberian perlakuan dan akhir perlakuan. Pada akhir perlakuan dilakukan pemeriksaan parameter parameter kimia klinik (SGOT, SPGT, BUN, dan Kreatinin), parameter hematologi (hemoglobin, platelet, dan leukosit), serta histopatologi hati dan ginjal. Dari hasil penelitian, dapat di simpulkan bahwan campurak rimpang temulawak dan buah mengkudu dengan perbandingan kadar 1 : 2 yang di berikan selama 31 hari tidak menyebabkan efek toksisistas subkronik terhadap hewan coba tikus (glanur Wistar) dengan parameter klinik (SGOT, SGPT, BUN, dan Kreatinin), hematologi (hemoglobin, platelet, leukosit, dan hitung jenis leokosit), serta histopatologi hati dan ginjal Berdasarkan penelitianm yang telah dilakukan maka disarankan untuk dilakukan uji toksisitas subkronik campuran ekstrak etanol rimpang temulawak dan buah mengkudu dengan perbandingan campuran 1 : 2 pada dosis dan jenis hewan yang lain. Dilakukan uji toksisitas subkronik campuran ektrak etanol rimpang temulawak dan buah mengkudu dengan perbandingan 1 : 2 dengan parameter toksis yang lain. Serta dilakukan uji toksisitas lebih lanjut misalnya uji toksisitas kronis maupun uji toksisitas khusus lainnya.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB. KK-2 FF. FT. 18/14 Put u | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | MORINDA CITRIFOLIA; CURCUMA XANTHORRIZA; TOXICITY | |||||||||
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA1190-1270 Toxicology. Poisons | |||||||||
Divisions: | 05. Fakultas Farmasi > Farmakognosi Fitokimia | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | sukartini sukartini | |||||||||
Date Deposited: | 29 Jan 2015 12:00 | |||||||||
Last Modified: | 28 Jul 2016 07:25 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/9473 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |