R. KAMILIA FITRI, 051011186 (2014) UJI AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn.) TERHADAP BEBERAPA SEL KANKER MANUSIA SECARA IN VITRO. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text gdlhub-gdl-s1-2015-fitrirkami-35196-6.ringk-n.pdf Download (285kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) FF. FT. 27-14 Fit u.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan mekanisme tidak normal dan tidak terkontrol yang mengatur kelangsungan hidup, proliferasi dan diferensiasi sel. Kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pengobatan kanker secara modern yang telah banyak digunakan saat ini adalah kemoterapi dan radioterapi, akan tetapi sering terbatas dalam keberhasilannya. Hal ini dikarenakan penggunaan kemoterapi pada penderita kanker tidak bersifat selektif sehingga banyak menimbulkan efek samping. Tanaman obat merupakan alternatif yang umum digunakan untuk pengobatan kanker di seluruh dunia. Salah satu tumbuhan yang sering digunakan secara tradisional sebagai obat antikanker adalah sirsak (Annona muricata Linn.). Senyawa bioaktif yang ditemukan dalam sirsak ini bernama annonaceous acetogenin yang mampu menggantikan kemoterapi. Annonaceous acetogenins menginduksi sitotoksisitas dengan menghambat komplek I mitokondria yang terlibat dalam sintetis ATP. Acetogenins masuk dan menempel di reseptor dinding sel dan merusak ATP di dinding mitokondria, sehingga dampaknya energi di dalam sel kanker pun berhenti dan akhirnya sel kanker mati. Oleh karena itu annonaceous dapat digunakan sebagai terapi sitotoksik. Penentuan potensi ekstrak daun sirsak sebagai antikanker pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode MTT, yang didasarkan pada prinsip terjadinya reduksi garam kuning tetrazolium MTT oleh enzim suksinat dehidrogenase yang ada pada sel hidup. Dalam mitokondria sel hidup, MTT bereaksi dengan hidrogen yang berasal dari enzim dehidrogenase yang dapat mengakibatkan pecahnya cincin tetrazolium menjadi kristal formazan yang merupakan zat berwarna ungu dan tidak larut air. Intensitas warna ditetapkan secara spektrofotometri dengan menggunakan alat ELISA reader. Data absorbansi yang diperoleh menunjukkan korelasi antara perlakuan dengan berbagai tingkat dosis terhadap jumlah sel yang hidup. Pada uji sitotoksisitas yang dilakukan dengan menggunakan metode MTT secara in vitro ini didapatkan nilai IC50 terhadap sel kanker payudara (T47D), sel kanker serviks (HeLa), sel kanker kolon (WiDr) dan sel kanker nasofaring (Raji) sebesar 8,806 ± 0,618 ppm, 10,016 ± 3,770 ppm, 5,573 ± 1,600 ppm , dan 0,717 ± 1,897 ppm, yang bearti bahwa konsentrasi sampel yang dibutuhkan untuk menghambat aktivitas sel kanker sejumlah 50% sebesar nilai di atas. Dari hasil IC50 yang diperoleh diketahui bahwa ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) mempunyai potensi sitotoksik. Disebutkan dalam literatur, ekstrak dapat dikatakan memiliki aktivitas sitotoksik jika nilai IC50 kurang dari 1000μg/mL setelah 24 jam kontak dengan sel kanker. Atas dasar hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa ekstrak etanol daun sirsak sebagai antikanker memiliki aktivitas kuat terhadap kultur sel raji (kanker nasofaring). Sehingga sangat prospektif untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai sediaan fitofarmaka antikanker khususnya obat antikanker nasofaring.

Actions (login required)

View Item