UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI TOPIKAL SISTEM NANOEMULSI-APMS DENGAN MINYAK KEDELAI DITINJAU DARI HISTOLOGI KULIT TELINGA MENCIT (Perbandingan Fase Minyak : Fase Air = 1:27,5)

NANDA GHERNASIH NAVY CARISTYA, 051011228 (2014) UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI TOPIKAL SISTEM NANOEMULSI-APMS DENGAN MINYAK KEDELAI DITINJAU DARI HISTOLOGI KULIT TELINGA MENCIT (Perbandingan Fase Minyak : Fase Air = 1:27,5). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2015-caristyana-35312-6.ringk-n.pdf

Download (334kB) | Preview
[img] Text (FULL TEXT)
FF. F. 41-14 Car u.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Nanoemulsi adalah sistem dispersi cair yang terdiri dari air dan minyak yang dibuat homogen, transparan, dan stabil dengan penambahan surfaktan dan kosurfaktan dalam jumlah besar. Nanoemulsi bersifat stabil secara termodinamik dan tidak mengindikasikan adanya pemisahan fase. Nanoemulsi dapat terbentuk saat air, minyak, surfaktan, dan kosurfaktan dicampurkan bersama. Nanoemulsi memiliki ukuran droplet berkisar antara 5 - 200 nm. (Singh et al., 2012). Keunggulan nanoemulsi antara lain meningkatkan kelarutan obat dan meningkatkan bioavailabilitas dari bahan obat sukar larut karena nanoemulsi memiliki tegangan permukaan yang sangat rendah. (Kantarci et al., 2007) Pada penelitian ini, digunakan sistem pembawa nanoemulsi untuk meningkatkan kelarutan APMS sehingga jumlah yang menembus membran kulit diharapkan juga meningkat. Sistem nanoemulsi tersebut menggunakan kombinasi surfaktan (Tween 80 - Span 80) dan kosurfaktan etanol 96% serta fase minyak (minyak kedelai) dan fase air (larutan dapar pH 4,2 ± 0,2) dengan perbandingan 1:27,5. Dilakukan karakterisasi sistem nanoemulsi sebelum dan sesudah penambahan APMS meliputi pemeriksaan organoleptis dan ukuran droplet. Hasil pemeriksaan organoleptis, nanoemulsi yang dibuat memiliki tampilan fisik yang sama yaitu cairan jernih berwarna kuning pucat, jernih, bau khas, dan konsistensi encer. Penambahan bahan obat APMS ke dalam sistem nanoemulsi menyebabkan tampilan nanoemulsi menjadi lebih keruh, hal ini disebabkan karena sifat APMS yang lipofil dengan nilai log P sebesar 2,68 (www.hmdb.ca), sehingga terlarut dalam droplet minyak, menyebabkan ukuran droplet nanoemulsi setelah ditambahkan APMS menjadi lebih besar. Pada penelitian uji aktivitas antiinflamasi ini, diperoleh data rerata tebal kulit dan jumlah sel radang. Pada pengamatan mikroskop diperoleh data rerata tebal kulit ± SD berturut-turut pada kelompok kontrol negatif (257.12 ± 48.49 μm), kontrol positif (543.60 ± 60.44 μm), kelompok Nanoemulsi-APMS (310.56 ± 22.76μm), kelompok Nanoemulsi (474.35 ± 34.01 μm) dan kelompok APMS-Dapar (501.77 ± 70.60 μm). Pada pemeriksaan jumlah sel radang diperoleh hasil rerata ± SD berturut-turut padakelompok kontrol negatif (11.67 ± 14.15), kontrol positif (407.67 ± 49.92),kelompok Nanoemulsi-APMS (43 ± 32.19), kelompok Nanoemulsi (190.33 ± 7.02) dan kelompok APMS-Dapar (376.33 ± 44.43).

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKB. KK-2 FF. F. 41/14 Car u
Uncontrolled Keywords: P-METHOXYCINNAMIC ACID; NANOEMULSION; SOYBEAN OIL; INFLAMMATION
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions: 05. Fakultas Farmasi > Farmastika
Creators:
CreatorsNIM
NANDA GHERNASIH NAVY CARISTYA, 051011228UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorTristiana Erawati, Dra. , Apt., M.Si.UNSPECIFIED
Thesis advisorNoorma Rosita, Dra. , Apt., M.Si.UNSPECIFIED
Depositing User: sukartini sukartini
Date Deposited: 02 Feb 2015 12:00
Last Modified: 01 Aug 2016 03:27
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/9516
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item