Pemberhentian Presiden oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

RIZKY PUTRA ZULKARNAIN (2020) Pemberhentian Presiden oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img] Text (COVER)
1. COVER.pdf

Download (337kB)
[img] Text (ABSTRAK)
2. ABSTRAK.pdf

Download (144kB)
[img] Text (DAFTAR ISI)
3. DAFTAR ISI.pdf

Download (148kB)
[img] Text (BAB I)
4. BAB I.pdf

Download (290kB)
[img] Text (BAB II)
5. BAB II .pdf
Restricted to Registered users only until 5 August 2023.

Download (327kB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
6. BAB III .pdf
Restricted to Registered users only until 5 August 2023.

Download (771kB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
7. BAB IV .pdf
Restricted to Registered users only until 5 August 2023.

Download (398kB) | Request a copy
[img] Text (BAB V)
8. BAB V .pdf
Restricted to Registered users only until 5 August 2023.

Download (129kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR BACAAN)
9. DAFTAR BACAAN.pdf

Download (172kB)
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Pemberhentian Presiden merupakan peristiwa hukum tatanegara yang bisa terjadi kapan saja. Namun yang menjadi potensi masalah adalah adanya ketidaksesuaian tujuan dari pasal-pasal tentang prosedur pemberhentian Presiden yang diatur oleh Undang-Undangan Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Semangat negara hukum Indonesia menjadi tidak jelas saat putusan paripurna pemberhentian Presiden tersebut dilakukan oleh MPR, yang notabene tidak menjadikan putusan MK sebagai pondasi dasar dalam memberhentikan Presiden yang dimaksud. Terlebih lagi proses pemberhentian terhadap Presiden ini merupakan penjagaan terhadap nilai moral lembaga kepresidenan. Rumusan masalah berfokus kepada tiga hal, pertama landasan filosofis pemberhentian Presiden oleh MPR RI, kedua prinsip hukum pemberhentian Presiden di Indonesia, ketiga karakteristik putusan hukum MK dan putusan MPR dalam pemberhentian Presiden. Penelitian ini akan menggunakan metode pendekatan perundang-undangan, konsep, komparatif dan historis. Adapun hasil temuan dari penelitian ini adalah untuk menjaga moralitas lembaga kepresidenan Indonesia, perlu dilakukan perubahan terhadap konstitusi terhadap ketentuan prosedur pemberhentian Presiden. Diawali dengan proses impeachment yang diatur dalam ketentuan konstitusi. Bermula dari adanya usulan DPR terhadap dugaan pelanggaran hukum oleh Presiden, yang diajukan kepada MK untuk kemudian melakukan proses peradilan khusus (previlegiatum). Nantinya, putusan tersebut akan dikembalikan lagi kepada DPR, dan diteruskan ke MPR untuk melakukan sidang dengan agenda memutuskan usul DPR tersebut. Putusan akhir yang akan diambil oleh MPR tersebut ternyata tidak akan berdasarkan hasil putusan MK yang memutuskan Presiden telah melakukan pelanggaran hukum. Akhir dari proses pemberhentian Presiden inilah yang harus dilakukan perubahan, agar kedepannya semangat negara hukum Indonesia dapat terlaksana dengan baik.

Item Type: Thesis (Disertasi)
Additional Information: KKB KK-2 Dis H 09/20 Zul p
Uncontrolled Keywords: Morality, Removal of the President, People’s Consultative Assembly (MPR)
Subjects: K Law > K Law (General) > K1-7720 Law in general. Comparative and uniform law. Jurisprudence > K(520)-5582 Comparative law. International uniform law > K3154-3370 Constitutional law > K3289-3367 Organs of government > K3332-3363 Heads of state and the central government
Divisions: 03. Fakultas Hukum > Doktoral Ilmu Hukum
Creators:
CreatorsNIM
RIZKY PUTRA ZULKARNAINNIM.031527017303
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorAgus Yudha HernokoNIDN0019046503
Process contactUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Depositing User: Sulistiorini
Date Deposited: 05 Aug 2020 04:51
Last Modified: 06 Sep 2020 12:37
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/96671
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item