Citra Hayu Adi Makayasa (2020) Analisis Pengaruh Proses Perebusan Kacang Komak Hitam Dan Putih (Lablab Purpureus L. Sweet) Terhadap Fitosterol. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text (HALAMAN JUDUL)
1 Halaman Sampul Depan KKC KK TF.03-20 Mak a.pdf Download (325kB) |
|
Text (ABSTRAK)
2 Abstrak KKC KK TF.03-20 Mak a.pdf Download (71kB) |
|
Text (DAFTAR ISI)
3 Daftar Isi KKC KK TF.03-20 Mak a.pdf Download (101kB) |
|
Text (BAB 1)
4 BAB 1 Pendahuluan KKC KK TF.03-20 Mak a.pdf Download (114kB) |
|
Text (BAB 2)
5 BAB 2 Tinjauan Pustaka KKC KK TF.03-20 Mak a.pdf Download (293kB) |
|
Text (BAB 3)
6 BAB 3 Kerangka Konseptual KKC KK TF.03-20 Mak a.pdf Download (101kB) |
|
Text (BAB 4)
7 BAB 4 Metode Penelitian KKC KK TF.03-20 Mak a.pdf Download (141kB) |
|
Text (BAB 5)
8 BAB 5 Hasil Penelitian KKC KK TF.03-20 Mak a.pdf Restricted to Registered users only until 16 August 2023. Download (741kB) | Request a copy |
|
Text (BAB 6)
9 BAB 6 Pembahasan KKC KK TF.03-20 Mak a.pdf Restricted to Registered users only until 16 August 2023. Download (163kB) | Request a copy |
|
Text (BAB 7)
10 BAB 7 Penutup KKC KK TF.03-20 Mak a.pdf Restricted to Registered users only until 16 August 2023. Download (37kB) | Request a copy |
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
11 Daftar Pustaka KKC KK TF.03-20 Mak a.pdf Download (127kB) |
|
Text (LAMPIRAN)
12 Lampiran KKC KK TF.03-20 Mak a.pdf Restricted to Registered users only until 16 August 2023. Download (797kB) | Request a copy |
Abstract
Fitosterol, seperti kampesterol, stigmasterol, dan β-sitosterol merupakan komponen alami di dalam tanaman dan seringkali ditemukan di dalam kacang- kacangan (Chen et al., 2015; Marangoni and Poli, 2010). Kandungan fitosterol total dalam kacang-kacangan, pistachio (276 mg/100 g), almond (183 mg/100 g), hazelnut (138 mg/100 g), walnut (127 mg/100 g), dan kacang tanah (104 mg/ 100 g) (Marangoni and Poli, 2010). Kacang-kacangan yang dikonsumsi secara rutin dapat menurunkan kadar kolesterol di dalam darah maupun resiko penyakit jantung koroner (Chawla et al., 2016; Ros, 2017). Kacang komak (Lablab purpureus L. Sweet) adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang belum banyak dilaporkan kandungan fitosterolnya. Kacang ini seringkali diolah sebagai sayuran dengan cara direbus menggunakan air mendidih pada suhu 100oC selama 15- 20 menit atau hingga kacang matang (Akpapunam, 1996; Murphy and Colucci, 1999). Lokasi pembudidayaan kacang komak terutama hitam dan putih terletak di Desa Sebalong dan Sanganom yang berlokasi di Kecamatan Nguling, Pasuruan serta Desa Klampok yang berlokasi di Kecamatan Tongas, Probolinggo (Azkiyah et al., 2018; Effendi and Hariyanto, 2016). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh proses perebusan kacang komak hitam dan putih dari Desa Sebalong, Sanganom, dan Klampok terhadap fitosterol (kolesterol, kampesterol, stigmasterol, dan β-sitosterol). Selain itu, mengidentifikasi perbedaan fitosterol pada kedua kacang komak yang berasal dari ketiga desa. Kacang komak hitam dan putih mentah dan direbus dari tiap desa dihaluskan kemudian diekstraksi dengan n-heksana, aseton, dan kloroform (Indrayanto et al., 1994). Ekstrak n-heksana kacang komak hitam dan putih mentah dari tiap desa diuji dengan kromatografi lapis tipis (KLT). Ekstrak n-heksana, aseton, dan kloroform kedua kacang komak dari tiap desa dianalisis dengan kromatografi gas-flame ionization detector (KG-FID). Serbuk kacang komak hitam dan putih dari tiap desa dianalisis dengan attenuated total reflection- fourier transform infrared (ATR-FTIR). Hasil uji KLT dengan fase diam silika gel 60 F254, fase gerak n-heksana : etil asetat (4:1), dan penampak noda anisaldehid-H2SO4 menunjukkan noda berwarna ungu dengan nilai Rf sama dengan stigmasterol sebagai standar pembanding. Warna ungu menunjukkan adanya terpenoid atau steroid dengan dugaan senyawa golongan sterol (Sherma and Fried, 2003). Hasil KG-FID ekstrak n-heksana menunjukkan adanya fitosterol bebas, yaitu stigmasterol pada kacang komak hitam mentah dan direbus. Selain stigmasterol pada kacang komak putih mentah dan direbus, ditemukan β-sitosterol pada kacang komak putih mentah. Fitosterol tersebut dikonfirmasi dengan membandingkan waktu retensi relatif fitosterol pada sampel terhadap standar (McNair and Miller, 2009). Konfirmasi lainnya, metode adisi dengan penambahan standar stigmasterol ke dalam sampel menunjukkan kenaikan area dan tinggi stigmasterol sesudah di-adisi, yaitu 2,99% dan 12,53%. Hasil KG-FID ekstrak aseton dan kloroform pada kedua kacang komak mentah dan direbus dari tiap desa tidak menunjukkan adanya fitosterol. Hal ini membuktikan bahwa seluruh fitosterol telah terekstraksi pada n-heksana dan tidak ditemukannya fitosterol terikat pada kedua kacang komak dari tiap desa. Uji linearitas, batas deteksi (LOD), dan batas kuantitasi (LOQ) diperoleh dari kurva kalibrasi stigmasterol dengan nilai koefisien korelasi (r) 0,9999; nilai standar deviasi relatif (Vx0) 0,58%; nilai Xp 33,07 bpj; LOD 11,66 bpj; dan LOQ 38,88 bpj. Nilai r, Vx0, dan Xp yang memenuhi persyaratan menunjukkan hubungan linier antara konsentrasi dan area stigmasterol. Penurunan area saat proses perebusan diperoleh dari area kacang komak direbus lebih rendah daripada kacang komak mentah. Penurunan area tersebut menunjukkan terjadinya penurunan kadar kacang komak. Hal tersebut dapat disebabkan oleh pemecahan sel dan jaringan saat proses perebusan disertai dengan proses difusivitas panas masuk dan keluar dari kacang, sehingga memungkinkan kehilangan sterol saat proses perebusan (Fontana et al., 2001; Huang and Liu, 2009; Normén et al., 1999). ATR-FTIR digunakan untuk mengidentifikasi profil spektra inframerah serbuk kacang komak hitam dan putih dari Desa Sebalong, Sanganom, dan Klampok. Profil spekta inframerah kedua kacang dari tiap desa menunjukkan hasil yang relatif sama. Konfirmasi kemiripan antar profil spektra inframerah pada masing-masing kacang komak dari tiap desa dianalisis melalui persen korelasi (%). Diperoleh persen korelasi lebih dari 99% dan memenuhi persyaratan, korelasi tinggi (R2 > 0,9) dan korelasi rendah (R2 < 0,5) (Senthilkumar et al., 2017). Kemiripan antar profil spektra inframerah menunjukkan kandungan fitosterol pada kacang komak hitam dan putih dari tiap desa relatif sama. Pengaruh proses perebusan kacang komak hitam dan putih dari Desa Sebalong, Sanganom, dan Klampok terhadap fitosterol dianalisis dengan uji two- way ANOVA. Perbedaan yang signifikan diperoleh pada kedua kacang komak dari tiap desa terhadap area fitosterol (p-value < 0,05). Dalam hal ini proses perebusan mempengaruhi kandungan fitosterol pada kedua kacang komak dari tiap desa. Perbedaan fitosterol kacang komak hitam dan putih yang berasal dari Desa Sebalong, Sanganom, dan Klampok juga dianalisis dengan uji two-way ANOVA. Area stigmasterol kacang komak hitam dan putih dari Desa Sebalong, Sanganom, dan Klampok menunjukkan perbedaan yang signifikan (p-value < 0,05). Di sisi lain, area β-sitosterol tidak menunjukkan perbedaaan yang signifikan antara ketiga desa pada kacang komak putih. Perbedaan area stigmasterol pada kedua kacang dapat disebabkan oleh kondisi geografis dan kondisi lingkungan yang berbeda pada tiap desa, seperti suhu, ketersediaan air, genotip, dan kondisi lainnya (Roche et al., 2006). Hasil penelitian ini menunjukkan proses perebusan dapat mempengaruhi kandungan fitosterol pada kacang komak hitam dan putih dari Desa Sebalong, Sanganom, dan Klampok. Sementara itu, terdapat perbedaan fitosterol pada kedua kacang komak yang berasal dari ketiga desa tersebut. Perlu dilakukan kuantifikasi kadar fitosterol pada kacang komak hitam dan putih dari Desa Sebalong, Sanganom, dan Klampok agar kadar fitosterol dapat diketahui secara pasti. Penelitian lainnya terkait pengaruh lamanya proses perebusan kacang komak hitam dan putih dari tiap desa terhadap kadar fitosterol perlu dilakukan untuk merekomendasikan waktu perebusan terbaik yang tidak mempengaruhi kadar fitosterol.
Item Type: | Thesis (Thesis) | ||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKC KK TF.03-20 Mak a | ||||||||||||||||||
Uncontrolled Keywords: | Komak bean, Lablab purpureus L. Sweet, Boiling process, Phytosterol, Gas chromatography | ||||||||||||||||||
Subjects: | K Law > K Law (General) > K1-7720 Law in general. Comparative and uniform law. Jurisprudence > K(520)-5582 Comparative law. International uniform law > K3625-3649 Food. Drugs. Cosmetics | ||||||||||||||||||
Divisions: | 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Farmasi | ||||||||||||||||||
Creators: |
|
||||||||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||||||||
Depositing User: | Yuliana Ariandini Ayuningtyas | ||||||||||||||||||
Date Deposited: | 16 Aug 2020 03:53 | ||||||||||||||||||
Last Modified: | 16 Aug 2020 03:53 | ||||||||||||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/97426 | ||||||||||||||||||
Sosial Share: | |||||||||||||||||||
Actions (login required)
View Item |