Rusdiyah Fatatik, FF (2009) STUDI PENGGUNAAN ANITIBIOTIKA PADA KASUS BEDAH BATU GINJAL (Bagian Urologi IRNA Bedah RSU Dr. Soetomo Surabaya). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2011-fatatikrus-14461-kkbkk-2-s.pdf Download (936kB) | Preview |
Abstract
Penyakit batu ginjal merupakan masalah kesehatan yang cukup bermakna, balk di Indonesia maupun di dunia. Prosedur pembedahan pada pasien batu ginjal dilakukan bila terdapat obstruksi, infeksi, dan bila batu tidak dapat keluar secara spontan. Prosedur pembedahan nada pasien batu ginjal dapat dikategorikan sebagai bedah bersih terkontaminasi bila dilakukan dengan membuka saluran genitourinary dan dalam keadaan tanpa infeksi (index resiko 2,1 %-9,5 %). Namun bila terdapat tanda infeksi, maka dikategorikan sebagai bedah terkontaminasi (index resiko 3,4 %-13,2 %). Besarnya index resiko tersebut tergantung pada ada atau tidaknva faktor resiko. Infeksi merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien bedah. Konsekuensi yang potensial terjadi akibat timbulnya Infeksi Luka Operasi (ILO) adalah timbulnya rasa sakit, lalu berkembang menjadi sepsis, dan bahkan menimbulkan kematian. Untuk menurunkan insiden terjadinya infeksi setelah prosedur pembedahan maka diberikan antibiotika propilaksis sebelum dilakukan prosedur pembedahan. Selain itu, pasien diberikan antibiotika terapi paska pembedahan untuk mengatasi infeksi yang telah terjadi. Pemilihan dan penggunaan terapi antibiotika yang tepat dan rasional akan menentukan keberhasilan pengobatan dan menghindari terjadinya resistensi bakteri. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, obat yang diberikan kepada pasien hendaknya memperhatikan beberapa hal, seperti tepat indikasi, tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara pemberian, dan waspada efek samping obat. Penggunaan antibiotika memerlukan pertimbangan yang cermat untuk menghindari terjadinya resistensi. Tujuan dilakukannya penel-itian ini adalah untuk mengidentifikasi penggunaan antibiotika dan kc.nbinasinya di IRNA Bedab Bagian Urolegi RSU Dr. Soetomo Surabaya. Disamping ifu juga untuk mengetahui ada atau tidaxnya kesesuaian pemilihan antibiotika yang digunakan didasarkan pads data klinik,data laboratorium dan data mikrobiologi yang terkait serta untuk mengetahui Drug Related Problem yang aktual terjadi. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif, dimana pengumpulan datanya dilakukan secara retrospektif: Bahan penelitian yang digunakan adalah Dokumen Medik Kesehatan (DMK) pasien Batu Ginjal Bagian Urologi IRNA Bedah RSU Dr. Soetomo Surabaya yang MRS antara tanggal I Januari 2007 sampai 31 Desember 2007. Analisis dilakukan berdasarkan data yang didapat dari Rekam Medik pasien bedah batu ginjal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 54,3% pasien bedah batu ginjal adalah laki-laki dan 45,7% sisanya adalah perempuan dengan distribusi usia yang paling banyak adalah pada rentang usia 41-50 tahun (37%) dan 51-64 tahun (32,6%). Sedangkan di literatur disebutkan bahwa penyakit ini paling sexing didapatkan pada usia 30-50 tahun. Pada penelitian ini, antibiotika propilaksis bedah yang digunakan pasien adalah Cefotaxime (58,69%), Cefoperazone (2,17%), Cefoperazone-Sulbactam (13,04%), Cefirime (2,17%), dan Fosfomvcin (30,43%). Sedangkan antibiotika terapi paska bedah yang digunakan meliputi golongan Cephalosporin gen. I, Cephalosporin gen. III, /3-laktamase Inhibitor, Penicillin, Fluoroquinolons, Unique /3-laktam, Macrolides, Aminoglikosides, dan Antibiotika Lain (Fosfomvcin), dengan pemakaian terbesar adalah antibiotika Cefotaxime (54,35%). Kesesuaian pemilihan antibiotika yang digunakan didasarkan pada data klinik, data laboratorium dan data mikrobiologi yang terkait dan juga dengan pustaka sebesar 91,30%. Adapun Drug Related Problems (DRP) yang aktual terjadi pada pasien bedah batu ginjal ini adalah Untreated indications (2,17%); Improper drug selection (8,69%), dan Medication use without indication (2,17%). Dari penelitian ini dapat disarankan bahwa dengan adanya insiden masalah terkait obat, yaitu Untreated indications, Improper drug selection, dan Medication use without indication, maka diperlukan kerjasama antara farmasis dengan tenaga kesehatan lainnya dan peran aktif farmasis dalam asuhan kefarmasian yang menyeluruh (Pharmaceutical Care) agar tercapai terapi pengobatan yang optimal sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Serta kegunaan Rekam Medik Pasien sebagai sarana dokumentasi, informasi, edukasi dan peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit maka diharapkan pencatatannya tepat, lengkap dan jelas.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FF 197-10 Fat s (Fulltext tidak tersedia/Fulltext not available) | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | KIDNEY FAILUR | |||||||||
Subjects: | R Medicine R Medicine > RD Surgery R Medicine > RD Surgery > RD520-599.5 Surgery by region, system, or organ |
|||||||||
Divisions: | 05. Fakultas Farmasi > Farmasi Klinis | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | Unnamed user with email okta@lib.unair.ac.id | |||||||||
Date Deposited: | 29 Mar 2011 12:00 | |||||||||
Last Modified: | 29 Jul 2016 04:30 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/9859 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |