Ertha Kusuma Dewi, FF (2008) PENGARUH SISTEM NIOSOM SPAN 60-KOLESTEROL TERHADAP KARAKTERISTIK SEDIAAN GEL DAN PENETRASI NATRIUM DIKLOFENAK DALAM SEDIAAN GEL BASIS HPC-HEC. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview

Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2011-dewierthak-14482-kkbkk-2-p.pdf Download (870kB) | Preview

Abstract

Mutu sediaan farmasi harus memenuhi kriteria aman, efektif, stabil, dan akseptabel. Untuk memenuhi kriteria tersebut, suatu obat hams diformulasikan sedemikian rupa sehingga obat dapat mencapai tempat kerjanya dan memberikan efek terapi yang diinginkan dengan efek samping minimal serta mempunyai stabilitas dan kenyamanan dalam pemakaiannya. Natrium diklofenak merupakan NSAID poten yang dalam penggunaannya memiliki beberapa kekurangan yaitu bila diberikan per oral dapat menyebabkan iritasi lambung dan mengalami first pass effect, per rektal menimbulkan rasa tidak nyaman dan iritasi pada rectum, sedangkan pada pemberian parenteral pemberian memerlukan tenaga medis dan menimbulkan rasa sakit serta menimbulkan kerusakan jaringan. Dalam hal ini agar sediaan dapat lebih efektif perlu mengoptimalkan kemampuan bahan aktif dalam berpenetrasi menembus kulit. Natrium diklofenak memiliki nilai log P 1,13 sehingga penetrasinya kurang optimal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibuat sediaan topikal dengan suatu sistem vesikel yaitu niosom untuk mengoptimalkan penetrasi natrium diklofenak. Sediaan topikal terpilih dalam penelitian ini adalah sediaan gel yang memiliki beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan bentuk sediaan lain yaitu tidak lengket, mudah dicuci, serta penguapan airnya ketika kontak dengan kulit menimbulkan efek yang menyejukkan (Lund, 1994). Gel juga mudah digunakan dan mudah merata jika dioleskan meski tanpa penekanan (Aulton, 1988). Pada penelitian ini ingin diketahui bagaimana pengaruh sistem niosom natrium diklofenak-Span 60-kolesterol (1:6:6) terhadap karakteristik fisikokimia dan penetrasi natrium diklofenak dalam basis gel kombinasi HPC dan HEC (0,5:0,5). Pada penelitian ini dibuat tiga formula sediaan gel yaitu formula I yang terdiri dari natrium diklofenak dan basis gel kombinasi HPC-HEC (0,5:0,5). Formula II disusun oleh komponen sistem niosom (natrium diklofenak, Span 60, kolesterol) dan basis gel kombinasi HPC-HEC (0,5:0,5). Formula III terdiri dari sistem niosom natrium diklofenak-Span 60-kolesterol dengan perbandingan molar 1:6:6 dengan basis gel kombinasi HPC-HEC (0,5:0,5). Kadar natrium diklofenak yang digunakan pada masing-masing formula setara dengan 1%. Tahap selanjutnya yaitu pemeriksaan absorbansisi basis dan uji homogenitas. Evaluasi yang dilakukan meliputi uji karakteristik fisikokimia sediaan (pemeriksaan organoleptis dan pH) serta uji penetrasi menggunakan membran Millipore 0,45 pm yang diimpregnasi dengan isopropil miristat dan media disolusinya berupa larutan dapar pH 7,4 ± 0,05. Jumlah kumulatif natrium diklofenak yang berpenetrasi melewati membran pada selang waktu tertentu diukur dengan spektrofotometer UV Isis. Data hasil penelitian dianalisa dengan analisa statistik metode ANOVA one way pada derajat kepercayaan 95% (a = 0,05). Bila didapatkan harga F hitung lebih besar daripada F tabel berarti terdapat perbedaan bermakna antarformula minimal satu pasang data sehingga dilanjutkan dengan uji HSD (Honestly Significant Difference). Pemeriksaan organoleptis sediaan menunjukkan bahwa penambahan sistem niosom ke dalam basis gel menyebabkan sediaan menjadi lebih kental, berwarna putih, dan berbau spesifik. Pada pengukuran pH sediaan natrium diklofenak diperoleh rerata pH sediaan formula I sebesar 6,79 ± 0,07, formula II sebesar 7,11 ± 0,09, dan formula III sebesar 7,30 ± 0,05. Dari hasil uji ANOVA diperoleh harga F hitung (35,444) yang lebih besar dari F tabel (5,14) yang menunjukkan adanya minimal satu pasang data yang berbeda bermakna. Pada uji HSD didapatkan perbedaan bermakna antar formula I, II, dan III. Pada uji penetrasi natrium diklofenak melewati membran Millipore 0,45 p.m yang diimpregnasi didapatkan harga fluks dan permeabilitas. Fluks merupakan jumlah kumulatif piroksikam yang terpenetrasi per satuan luas membran per menit. Sedangkan permeabilitas menunjukkan kemampuan membran untuk dilewati oleh bahan aktif, dalam hal ini adalah natrium diklofenak. Hasil rerata harga fluks formula I sebesar 0,5236 ± 0,04229 pg/cm`/menit, formula II sebesar 0,9053 ± 0,08887 p.g/cm2/menit dan formula III sebesar 1,0982 ± 0,08302 p.g/cm'/menit. Berdasarkan hasil analisa statistika ANOVA one way pada perhitngan harga fluks menggunakan program SPSS, diperoleh hasil bahwa nilai F hitung (46,423) lebih besar daripada F tabel (5,14) pada derajat kepercayaan 95% (a = 0,05). Harga rerata permeabilitas untuk formula I sebesar 5,4015 x 10' ± 4,36198 x 10-°cm/menit, sedangkan formula II 9.0541 x l0-5 ± 8,88956 x 10-6 cm/menit, dan formula III 1,1432 x 10-4 ± 8,64006 x 10 cm/menit. Berdasarkan basil analisa statistika ANOVA one way pada harga permeabilitas menggunakan program SPSS, diperoleh basil bahwa nilai F hitung (41,840) lebih besar daripada F tabel (5,14) pada derajat kepercayaan 95% (a = 0,05). Hal ini menunjukkan adanya perbedaan bermakna untuk harga fluks dan permeabilitas, dan setelah keduanya dilakukan uji HSD didapat adanya perbedaan bermakna antarformula. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem niosom yang dibuat dari natrium diklofenak: Span 60:kolesterol (1:6:6) dapat meningkatkan penetrasi natrium diklofenak dalam sediaan gel kombinasi HPC-HEC (0,5:0,5)

Actions (login required)

View Item