STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN SIROSIS HEPATIK Penelitian dilakukan di RSU. Dr. Saiful Anwar Malang

Ni Made Reza Rencianisari, FF (2008) STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN SIROSIS HEPATIK Penelitian dilakukan di RSU. Dr. Saiful Anwar Malang. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2011-rencianisa-14670-kkbkk-2-s.pdf

Download (747kB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Sirosis hepatik merupakan gangguan hepar tahap akhir yang ireversibel dimana hepar tidak dapat diperbaiki lagi. Angka nasional (1991) sirosis hepatik 33-78 %. Penyakit ini dapat disebabkan oleh banyak hal diantaranya alkohol & virus hepatitis (B, C, D). Di Indonesia sendiri termasuk prevalensi tinggi infeksi (> 8%) virus hepatitis B yang terdapat kemungkinan berkembang menjadi sirosis. Sebanyak 90 persen pasien terinfeksi pada umumya tidak menimbulkan gejala sehingga tidak terdiagnosis. Penyakit yang tidak terdeteksi dini cenderung progresif dan berdampak besar sehingga membutuhka pengobatan yang kompleks. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebab sirosis, manifestasi yang ada serta terapi obat yang diberikan dalam penanganannya. Perlu dikenali tanda¬tanda klinis dan laboratorik agar penggunaan obat sesuai dengan indikasi terapi. Metode prospektif dilakukan dan diperoleh data 20 pasien dan dianalisis demografi pasien, etiologi dan faktor resiko, prevalensi komplikasi dan komorbid, dan prevalensi penggunaan obat. Hasil yang diperoleh menunjukkan 55% pasien adalah laki-laki dan 45% perempuan dengan usia terbanyak pada 40-69 tahun. Faktor resiko yang tercatat yaitu HbsAg (65%), alkohol (5%) dan jamu jamuan (20%). Komplikasi terbanyak adalah asites (90%), disertai spontaneous bacterial peritonitis (SBP) 1 pasien, hematemesis-melena 30% dan ensefalopati hepatik 20%. Terapi obat untuk asites adalah diuretik (kombinasi furosemid dan spironolakton) dan antibiotik sefotaksim atau siprofloksasin untuk SBP & profilaksis. Asam traneksamat diberikan untuk perdarahan akut dan propanolol untuk pencegahan perdarahan atau perdarahan ulang pada 70% pasien. Isoleusin, laktulosa dan antibiotik merupakan kombinasi untuk ensefalopati hepatik. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa prevalensi hepatitis B cukup tinggi sebagai faktor etiologi sirosis hepatik pada penelitian ini, komplikasi yang muncul terbanyak adalah asites, dan terapi obat diberikan kepada pasien hingga terdapat perbaikan kondisi klinis pasien ditunjukkan dengan 70% pasien pulang dinyatakan mengalarni perbaikan. Terdapat beberapa obat yang dianjurkan namun tidak dapat diberikan kepada pasien ditempat praktek karena tidak tersedia maupun faktor ekonomi sehingga perlu diperhatikan pendekatan terapi hanya dengan menggunakan obat yang ada. Semakin banyak komplikasi yang dialami membutuhkan obat banyak sehingga perlu pengawasan pemakaian untuk mencapai basil yang diinginkan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKB KK-2 FF 46-10 Ren s (Fulltext tidak tersedia/Fulltext not available)
Uncontrolled Keywords: LIVER - CIRRHOSIS - DRUG USE
Subjects: R Medicine
R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology
R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology > RM300-666 Drugs and their actions
Divisions: 05. Fakultas Farmasi > Farmasi Klinis
Creators:
CreatorsNIM
Ni Made Reza Rencianisari, FFUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorHj. Siti Sjamsiah, Prof. Dr., Apt.UNSPECIFIED
Depositing User: Unnamed user with email okta@lib.unair.ac.id
Date Deposited: 31 Mar 2011 12:00
Last Modified: 02 Aug 2016 01:47
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/9893
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item