Yanna Sagitasari, FF (2008) PENGARUH PEMBERIAN KALSIUM GLUKONAS 10% 10 mL TERHADAP PERUBAHAN KADAR KALSIUM DARAH PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK DENGAN HIPERKALEMIA (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA) IlmuPenyakit Dalam Rumah Sakit Umum Dr. Sutomo Surabaya). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2011-sagitasari-14784-kkbkk-2-p.pdf Download (929kB) | Preview |
Abstract
Ginjal merupakan organ yang vital yang mempunyai fungsi penting untuk menjaga homeostasis tubuh. Penurunan fungsi ginjal dapat disebabkan antara lain penggunaan NSAID, glomerulonefritis, penyumbatan bath, dan underlying disease seperti diabetes mellitus, batu saluran kemih, infeksi, hipertensi, dll (Lingappa, 1995). Faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan kerusakan nefron yang bersifat progresif dan tetap, disebut sebagai Penyakit Ginjal Kronis (PGK). Penurunan ekskresi urine sebagai zat buangan pada PGK menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh salah satunya kalium. Hambatan ekskresi kalium menyebabkan peningkatan kadar kalium dalam darah (hiperkalemia). Hiperkalemia adalah salah satu keadaan akut yang berbahaya dan sering terjadi pada pasien PGK. Dapat terlihat dari prevalensi hiperkalemia pada pasien gagal ginjal sebesar 50% (Gennari & Segal, 2002). Peningkatan K+ ekstraselular berakibat pada peningkatan potensial membran dari treshold potential. Peningkatan potensial membran menyebabkan inaktivasi kanal Na+ yang melemahkan potensial aksi dan memperlambat konduksi otot jantung (Aaronson et al, 2004). Peningkatan K+ diatas 7 mmol/liter akan menyebabkan kelemahan otot jantung yang hebat dan timbulnya irama abnormal (aritmia). Terapi yang digunakan untuk mengatasi hiperkalemia antara lain dextrosa dan insulin untuk memasukkan kalium ke intrasel, dan garam kalsium untuk proteksi efek toksik kalium pada jantung (Datta et al, 2003). Salah satu garam kalsium yang digunakan pada koreksi hiperkalemia adalah Ca glukonas 10% 10 ml. Secara teoritis, pemberian Ca glukonas 10% 10 ml pada koreksi hiperkalemia berakibat pada peningkatan kalsium serum, sedangkan pada pasien PGK dapat terjadi komplikasi hiperkalsemia akibat keadaan hiperparatiroid, sehingga pemberian Ca glukonas mengakibatkan kadar kalsium semakin tinggi. Jika kadar kalsium tinggi (hiperkalsemia) hingga melebihi 14 mg/dL maka dapat berakibat aritmia dan perubahan fungsi otot jantung, selain itu efek jangka panjang hiperkalsemia adalah resiko terjadinya penumpukan kalsium fosfat pada jaringan (kalsifikasi) yang terjadi bila hasil kali kelarutan kalsium fosfat > 70 mg2/dl . Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian Ca glukonas 10% 10 ml terhadap perubahan kadar kalsium serum pasien PGK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Ca glukonas 10% 10 ml, sebagai bagian dari koreksi hiperkalemia, terhadap peningkatan kadar kalsium serum pasien yang dilakukan pada pasien Penyakit Ginjal Kronis (PGK) dengan komplikasi hiperkalemia di RSU. Dr. Soetomo Surabaya periode 1 April- 14 Juni 2008. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi penelitian ini yaitu pasien PGK yang mengalami hiperkalemia dan akan dilakukan koreksi hiperkalemia yang terdiri atas injeksi Ca Glukonas 10% 10 ml i.v, Dekstrosa 40% 25 ml, dan insulin rapid action 2 unit yang dilakukan 3 kali dengan interval waktu 1 jam. Selama koreksi pasien tidak diperbolehkan mendapatkan intake kalsium selain Ca glukonas, Penelitian ini untuk mengetahui perubahan kadar kalsium, perubahan irama denyut nadi, perubahan hasil kali kelarutan kalsium fosfat sebelum dan sesudah pemberian Ca glukonas 10% 10 ml. Dari 22 pasien didapatkan 40 kasus koreksi hiperkalemia yang memenuhi kriteria inklusi, sehingga 1 pasien dapat diberikan koreksi lebih dari sekali. Hasil menunjukkan pemberian Ca Glukonas 10% 10 ml dapat meningkatkan kadar kalsium darah, tetapi masih dalam rentang normal atau hipokalsemia. Kenaikkan kadar kalsium post koreksi terjadi pada 35 (87,5%) dengan rata-rata kenaikan sebesar 0,45 ± 0,39 mg/dl. Penurunan kadar kalsium post koreksi terjadi pada 5 (12,5%) dengan rata-rata penurunan sebesar 0,88 ± 0,77 mg/dl. Dari 40 kasus koreksi, didapatkan 32 kasus dengan pemeriksaan nadi yang terpantau. Efek akut pemberian Ca glukonas terhadap denyut nadi menunjukkan 29 (90,62%) kasus koreksi dengan nadi teratur baik sebelum maupun sesudah pemberian Ca glukonas 10% 10 ml, 1 kasus mengalami aritmia setelah penyuntikan Ca glukonas yang pertama, dan 2 (6,25%) kasus mengalami aritmia sejak sebelum koreksi. Data hasil kali kelarutan (Ca x PO4) menunjukkan semua pasien dibawah 70 mgt/d12. Saran dari penelitian ini adalah pemberian Ca glukonas untuk terapi hiperkalemia tetap perlu pemantauan terutama pada pemberian Ca glukonas lebih dari satu serf dalam rentang waktu kurang dari 24 jam dan pemberian Ca glukonas yang bersamaan dengan Ca CO3 karena resiko adanya peningkatan kalsium darah yang tinggi. Akan lebih baik jika efek akut hiperkalsemia setelah pemberian Ca glukonas diukur dengan menggunakan elektrokardiogram (EKG), sehingga didapat hasil yang lebih akurat dibandingkan pengukuran nadi.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FF 138-10 Sag p (Fulltext tidak tersedia/Fulltext not available) | ||||||
Uncontrolled Keywords: | DRUG UTILIZATION; CHRONIC RENAL FAILURE | ||||||
Subjects: | R Medicine R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology > RM300-666 Drugs and their actions |
||||||
Divisions: | 05. Fakultas Farmasi > Farmasi Klinis | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Unnamed user with email okta@lib.unair.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 01 Apr 2011 12:00 | ||||||
Last Modified: | 03 Aug 2016 09:34 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/9919 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |