Hamzah Bahmudah, FF
(2008)
UJI AKTIVITAS ANTIKANKER KOLON EKSTRAK ETANOL HERBA SAMBILOTO (ANDROGRAPHIS PANICULATA NEES.) PADA MENCIT YANG DIINDUKSI DMBA.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Kanker kolorektal merupakan penyakit keganasan terbanyak urutan ketiga pada wanita dan keempat pada pria di dunia. Studi menunjukkan bahwa beberapa metabolit sekunder mempunyai fungsi obat antikanker kolon yang potensial dan jugs dapat digunakan sebagai agen kemopreventif. Andrografolida dari sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) memiliki aktivitas induksi apoptosis melalui mekanisme inhibisi enzim DNA topoisomerase II dan inhibisi ekspresi Cyclooxygenase-2 (COX-2), sehingga akan menurunkan overekspresi -COX-2 pada kanker kolon.
Dengan melihat data ilmiah diatas ingin diketahui aktivitas antikanker kolon dari ekstrak etanol herba sambiloto pads mencit (Mus musculus) betina yang diinduksi kanker dengan 7,12-Dimethylbenz[a]anthracene (DMBA) secara in vivo. Aktivitas antikanker ditentukan berdasarkan perubahan berat badan mencit selama pemberian perlakuan, perubahan berat organ yang terkena kanker serta irisan anatomi - histologi dari sel kanker tersebut.
Penelitian ini diawali dengan pembuatan ekstrak etanol herba sambiloto Simplisia yang telah kering dimaserasi dengan menggunakan etanol 96%. Selanjutnya ekstrak dipekatkan dan dikeringkan menggunakan campuran pengering cab-o-sil dan avicel (1:1) 5%. Dilakukan penetapan kadar andrografolida dalam ekstrak etanol herba sambiloto yang digunakan untuk standarisasi ekstrak dengan metode KLT-Densitometri yang sudah divalidasi sebelunmya.
Penelitian ini menggunakan mencit BALB/C betina umur 12 minggu dengan berat badan 20-30 gram. Mencit dibagi menjadi lima macaw perlakuan yaitu kontrol environment (mencit yang tidak diinduksi DMBA), kontrol negatif (mencit yang diinduksi DMBA kemudian diberi larutan CMC-Na 0,5%), kontrol positif (mencit yang diinduksi DMBA kemudian diberi larutan capecitabine 11,18 mg/20 gBB mencit), dosis 1 (mencit yang diinduksi DMBA kemudian diberi larutan bahan uji ekstrak etanol herba sambiloto dengan kadar andrografolida 0,234 mg/20 gBB mencit), dan dosis 2 (mencit yang diinduksi DMBA kemudian diberi larutan bahan uji ekstrak etanol herba sambiloto dengan kadar andrografolida 0,702 mg/20 gBB mencit). Mencit diinduksi seminggu sekali selama 6 minggu, diberi perlakuan seperti biasa -dan dirawat selama 1 bulan agar tahap progresi kanker tercapai. Mencit yang sudah terkena kanker kolon diberikan perlakuan selama 1 bulan, lalu dikorbankan untuk dievaluasi. Kolon diambil dengan batas atas sekum dan batas bawah rektum yang kemudian dilakukan pemrosesan dan pewarnaan Hematoksilin-Eosin. Selanjutnya preparat diamati di bawah mikroskop untuk melihat aktivitas antikanker melalui mekanisme apoptosis.
Hasil analisis menunjukkan bahwa rata - rata perubahan berat badan mencit pada minggu ke-1 sampai minggu ke-3 tidak mengalami perbedaan yang nyata antar kelompok uji. Namun pads minggu ke-4 terdapat perbedaan yang nyata, terjadi peningkatan berat badan pada kelompok yang mendapatkan dosis I dan dosis IL Pada analisis rata - rata, persentase berat kolon terhadap berat badan mencit, tidak menunjukkan perbedaan yang nyata setelah dianalisis dengan uji ANOVA satu arah.
Hasil uji statistik Kr-uskall-Wallis menunjukkan kerusakan sel epitel kolon mencit mengalami perubahan ditandai dengan adanya perbedaan yang nyata antar kelompok uji. Dari hasil analisis uji perbandingan berganda (Z) 5% diketahui pads kelompok dosis II terdapat perbedaan bermakna dengan kontft 1 negatif dan tidak terdapat perbedaan bermakna dengan kontrol positif. Hal ini dapat 4jsimpulkan bahwa dosis II (ekstrak etanol herba sambiloto dengan kadar andrografolida 0,702 mg/20 gBB mencit) memiliki aktivitas antikanker kolon dan menunjukkan potensiasi yang hampir sama dengan kontrol positif yang digunakan.
Actions (login required)
|
View Item |