Hidayati, Ari, NIM. 050312688 (2009) STUDI KELAYAKAN PENANDAAN PADA ETIKET JAMU UNTUK PENYAKIT BATU GINJAL YANG BEREDAR DI SURABAYA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) ABSTRAK FF. 130_08 Hid s.pdf Download (387kB) | Preview
Preview	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2009-hidayatiar-8541-ff1300-s-min.pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

Obat tradisional akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, apalagi didukung oleh adanya krisis ekonomi dan kecenderungan Back to Nature mendorong masyarakat memilih obat untuk mengatasi keluhan yang dideritanya, salah satu diantaranya adalah dengan jamu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan penandaan pada etiket jamu yang diindikasikan untuk penyakit batu ginjal yang beredar di Surabaya. Hal tersebut dilatar belakangi oleh peranan etiket yang merupakan salah satu sumber informasi obat bagi masyarakat. Informasi obat yang mereka peroleh tersebut dijadikan sebagai dasar dalam melakukan swamedikasi yaitu mengobati penyakit tanpa bimbingan dari tenaga medis, maka etiket yang lengkap dan benar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan terapi. Kelayakan etiket bisa ditinjau dari dua aspek yaitu aspek kelengkapan yang disesuaikan dengan Permenkes Republik Indonesia Nomor:246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional, dan kesesuaian antara komposisi dengan indikasi yang tercantum di etiket dibandingkan dengan pustaka. Pengumpulan sampel dilakukan dengan metode survei dengan bantuan check list. Sampel diambil dari toko obat berizin dan kios jamu dari wilayah Surabaya Pusat, Barat, Timur dan Utara. Data toko obat berizin diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya, sebanyak 52 toko obat semua diambil sebagai tempat pengambilan sampel. Kios jamu diambil secara purposif, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan yang dibuat oleh peneliti sendiri menururt ciri atau sifat yang telah diketahui sebelumnya. Dalam hal ini pertimbangan peneliti adalah karakteristik sampel yang tersebar secara heterogen dan tidak ada data yang lengkap sehingga kios jamu yang diambil sebagai tempat pengambilan sampel sebanyak 10 kios jamu. Pengambilan sampel dilakukan untuk setiap jenis jamu, jika pada salah satu toko obat berizin/kios jamu sudah terdapat satu macam jamu, maka di toko obat berizin atau kios jamu lain tidak diambil sampel lagi. Hasil penelitian menunjukkan dari 22 sampel jamu yang diperoleh, 40% diantaranya tidak lengkap penandaannya, antara lain tidak mencantumkan bobot sediaan, nomor kode produksi, tanggal kadaluwarsa atau nama dan alamat perusahaan. Sampel disebut tidak sesuai apabila salah satu komponen yang tercantum dalam komposisi menurut pustaka berkhasiat untuk penyakit lain atau indikasinya tidak sesuai dengan pustaka. Kata mengobati dan menyembuhkan tidak sesuai untuk penyakit batu ginjal. Menurut pustaka penyakit batu ginjal sembuh apabila batu dapat keluar dari tubuh, padahal tidak semua batu dapat dikeluarkan oleh jamu, hal tersebut dipengaruhi oleh jenis dan ukuran batu ginjal. Jamu untuk batu ginjal mampunyai kandungan kalium tinggi yang berefek diuretik sehingga dapat meluruhkan batu yang kecil (< 5 mm), untuk batu yang besar hanya bisa dikeluarkan dengan operasi atau dengan sinar laser. Hasil analisis kesesuaian antara komposisi dan indikasi diperoleh 82 % dari sampel jamu yang tidak sesuai dengan pustaka.

Actions (login required)

View Item