TRIVANSYAH PRIYANDANA, 141211133017 (2017) TEKNIK PEMBENIHAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) SECARA INTENSIF DI INSTALASI BUDIDAYA AIR PAYAU (IBAP) PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR. Fakultas Perikanan dan Kelautan, Surabaya Universitas Airlangga. (Unpublished)

Preview	Text (Abstrak) PKL.PK.BP. 100-18 Pri t Abstrak.pdf Download (54kB) | Preview
	Text (Fulltext) PKL.PK.BP. 100-18 Pri t.pdf Restricted to Registered users only until 9 May 2021. Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Udang galah merupakan salah satu komoditas hasil perikanan air tawar yang sangat potensial karena memiliki nilai ekonomi tinggi. Ketersediaan jumlah benih yang semakin berkurang di alam serta permintaan pasar yang tinggi maka kegiatan budidaya harus mulai di galakan. Pengetahuan akan pembenihan udang galah sangat dibutuhkan untuk menjaga tersedianya benih udang galah dan usaha budidaya dapat berkesinambungan. Tujuan dari pelaksanaan praktik kerja lapang adalah untuk mengetahui teknik pembenihan udang galah, hambatan yang dihadapi selama pembenihan serta analisis usaha pada teknik pembenihan udang galah. Praktikum kerja lapang dilaksanakan di Instalasi Budidaya Air Payau yang terletak di Prigi-Trenggalek, provinsi jawa timur pada tanggal 15 januari sampai 25 februari 2016. Metode kerja yang digunakan adalah metode deskriptif. Pengambilan data berupa data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan partisipasi aktif. Teknik pembenihan udang galah di IBAP meliputi kegiatan pemeliharaan dan seleksi induk, persiapan wadah, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva hingga dan penyediaan pakan. Parameter kualitas air selama pembenihan meliputi suhu antara 28-310 C dengan pH antara 7.1-8.6. Pemijahan dilakukan secara alami dengan perbandingan induk jantan dan betina 1:3. Induk yang digunakan berumur 8-20 bulan dengan berat 43 gram. Jumlah telur yang dihasilkan adalah 10.371 butir dengan nilai Hatching Rate (HR) sebesar 48,8% dan Survival Rate sebesar 30%. Larva udang galah tidak membutuhkan pakan tambahan pada umur 1-3 hari karena masih mempunyai eggyolk sebagai cadangan makanan. Hambatan yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan adalah ketersediaan pakan tambahan yang belum mencukupi dan domestikasi yang masih terus dikembangkan.

Actions (login required)

View Item