Luh Eka Dhyana Andresima, 050012237 (2005) VALIDASI METODE ANALISIS RESIDU PESTISIDA KAPTAN DAN PROFENOFOS DALAM KEDELAI JEPANG (Glycine max (L) Merr. Var. ryokkoh) SECARA KROMATOGRAFI GAS. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2006-andresimal-1607-ff70_06-t.pdf Download (393kB) | Preview
Preview	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2006-andresimal-1607-ff.70_06-1.pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

Pestisida sintetis semakin banyak digunakan terutama dalam sektor pertanian dan perkebunan karena penggunaannya dianggap lebih efektif dan manjur. Penggunaan pestisida pada produk pertanian dapat meninggalkan residu. Bahan makanan yang mengandung residu pestisida dalam jumlah melebihi batas toleransinya, dapat membahayakan kesehatan konsumen. Oleh karena itu tuntutan konsumen di negara maju akan produk holtikultura yang bebas residu pestisida semakin berkembang (Aryantha, 2002). Salah satu tanaman penghasil komoditi yang berharga dan merupakan bahan pangan dengan nilai gizi yang tinggi adalah kedelai jepang atau biasa disebut Glycine max (L) Merr. var. ryokkoh. Guna memperoleh hasil panen yang maksimal, tanaman ini disemprot dengan menggunakan sembilan macam pestisida, antara lain : benomil, metomil, mankozeb, propineb, tiodikarb, β-sifluthrin, fipronil, kaptan dan profenofos pada usia tanaman 10 hingga 55 hari. Kemungkinan adanya residu pestisida pada bahan makanan ini sangat besar. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis residu pestisida-pestisida tersebut untuk menjamin keselamatan konsumen (Maxi dan Adhi, 2004). Pada penelitian ini dilakukan analisis kaptan dan profenofos secara simultan pada sampel kedelai jepang secara Kromatografi Gas (GC) dengan FID (Flame Ionization Detector). Metode ini digunakan karena mampu mencapai sensitivitas tinggi selain kromatografi cair tekanan tinggi untuk analisis residu pestisida serta belum ditemukan metode standar untuk analisis residu pestisida tersebut secara GC. Oleh karena itu perlu dilakukan validasi metode analisis residu pestisida kaptan dan profenofos dalam kedelai jepang secara GC (Mulja dan Suharman, 1995). Validasi metode analisis residu pestisida kaptan dan profenofos dalam sampel kedelai jepang secara kromatografi gas didahului dengan menentukan kondisi optimum GC yang meliputi temperatur oven (isotermal maupun terprogram), flow rate gas pembawa, suhu inlet, temperatur detektor. Penentuan kondisi optimum GC dilakukan untuk mendapatkan puncak kaptan dan profenofos yang terpisah dengan komponen lain yang berasal dari matriks kedelai jepang. Setelah kondisi optimum untuk analisis didapatkan, maka dilakukan proses validasi metode yang meliputi linieritas, selektivitas, akurasi dan presisi serta batas deteksi (LD) dan batas kuantitasi (LQ). Pada penelitian ini didapatkan kondisi optimum GC untuk analisis residu pestisida kaptan dan profenofos dengan menggunakan kolom HP-5 5 % phenyl 95 % methyl siloxane, model no : Agilent 19091 J-413 (capillary 30,0 m x 320 gm x 0,25 gm), flow rate gas pembawa (helium) 1,3 ml/menit, suhu inlet 225° C, suhu detektor 275° C, suhu oven (terprogram) 190° C dinaikkan 25° C/menit hingga mencapai suhu 240° C. Dari hasil percobaan didapatkan harga parameter validasi sebagai berikut : harga koefisien korelasi (r) = 0,9992, Vxo = 2,88 % untuk kaptan pada rentang konsentrasi 3,00- 0,50 μg/mL dan (r) = 0,9990, Vxo = 2,76 % untuk profenofos pada rentang konsentrasi 3,50- 0,70 μg/mL. Harga α = 1,03 dan Rs = 1,33 untuk pemisahan puncak kaptan dengan komponen lain (tR = 4,886) yang ada dalam sampel kedelai jepang. Harga α = 1,09 dan Rs = 5,21 untuk pemisahan puncak profenofos dengan komponen lain (tR = 4,886) yang ada dalam sampel. Batas deteksi (LD) kaptan = 0,24 μg/mL dan batas kuantitasi (LQ) = 0,81 gg/mL, sedangkan LD profenofos = 0,18 tg/mL dan LQ = 0,61 µg/mL.

Actions (login required)

View Item