Pipit Yunitha, 050112371
(2006)
PENGARUH USIA KULTUR SUSPENSI SEL Solanum laciniatum Ait TERHADAP AKTIVITAS PABA GLUKOSILTRANSFERASE.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Kultur suspensi sel Solananwn laciniatum telah diketahui dapat melakukan reaksi biotransformasi terhadap PABA menjadi PABA-glikosida – (β-D- glucose -1-p -aminobenzoate) yang dikatalisis oleh enzim PABA-glukosdtransfaase. Dalam percobaan ini, telah dilakukan isolasi glukosftansferase dari kultur suspensi sel Solanum laciniatum pada tiap usia kultivasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh usia kultur suspensi sel Solanum laciniatum dengan aktivitas PABA glukosiltransferase.
Produk glikosida PABA dapat dihasilkan secara in vitro melalui proses penambahan enzim langsung dari luar. Oleh sebab itu, glukosiltransferase dari kultur suspensi sel Solanum laciniatum mempunyai peranan penting karena keerlibatannya sebagai katalisator dalam upaya modifikasi molekul senyawa PABA menjadi senyawa glikosidanya yang mudah larut dalam air, sehingga mempunyai nilai tambah pada proses terapetik.
Pada penelitian ini akan dilakukan isolasi glukosiltransferase dari kultur suspensi sel Soloman laciniatum. Isolasi glukosiltransferase dilakukan bertahap. Pertama dilakukan kultivasi kultur jaringan tanaman, setelah kultivasi selama 7 hari dan kultur dipindah ke media segar lain dilakukan pemanenan pada hari ke-8 yang kemudian disebut panen hari ke-l. Selanjutnya tiap 2 hari dilakukan pamanenan hari ke-3 sampai panen hari ke-15. Kultur yang telah dipanen disaring dengan corong Buchner dan ditimbang beratnya. Kemudian, kultur digerus halus dan diberi PVPP dan dapar Tris HC1. Kultur sel disentrifugasi dan diambil supernatannya. Dilanjutkan dengan pengendapan protein enzim menggunakan fraksinasi amonium sulfat. Fraksi enzim dari seluruh hari panenan diuji aktivitasnya dengan terlebih dahulu menginkubasi fraksi enzim dengan substrat PABA dan UDP-glukosa. Proses inkubasi ini menghasilkan Produk-P yang absorbansinya sedikit berbeda dengan standar PABA-glukosida Lalu ditentukan aktivitas relatifnya dengan membandingkan luas area per bobot basah kultur. Atau dengan perbandingan luas area PABA dan Produk-P. Area produk ditentukan dengan metode densitometer.
Aktivitas enzim tertinggi pada pembentukan Produk-P dengan menggunakan fraksinasi amonium sulfat 20% diperoleh pada usia kultur suspensi sel hari ke-13.
Item Type: |
Thesis
(Skripsi)
|
Additional Information: |
KKB KK-2 FF.72/06 Yun p |
Uncontrolled Keywords: |
CELL SUSPENSIONS; ISOENZYMES; SOLANUM |
Subjects: |
R Medicine |
Divisions: |
05. Fakultas Farmasi |
Creators: |
Creators | NIM |
---|
Pipit Yunitha, 050112371 | UNSPECIFIED |
|
Contributors: |
Contribution | Name | NIDN / NIDK |
---|
Thesis advisor | BAMBANG SOEKARDJO, Prof. Dr. H. SU., Apt | UNSPECIFIED | Thesis advisor | RULY SUSILOWATI, Ir. Hj. MS. | UNSPECIFIED |
|
Depositing User: |
Nn Deby Felnia
|
Date Deposited: |
14 Aug 2006 12:00 |
Last Modified: |
06 Jun 2017 16:48 |
URI: |
http://repository.unair.ac.id/id/eprint/10171 |
Sosial Share: |
|
|
|
Actions (login required)
|
View Item |