Fika Nilasari, 0502140194E (2007) OPTIMASI KADAR ALOE VERA KERING SEBAGAI PELEMBAB DALAM SEDIAAN GEL CARBOMER 940 YANG STABIL, ASEPTABEL, EFEKTIF. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2007-nilasarifi-4569-ff5707-t.pdf Download (494kB) | Preview |
|
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2007-nilasarifi-4569-ff5707.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Aloe vera adalah tanaman satu suku dengan bawang merah yaitu suku liliacae dengan nama Latin Aloe vera Linn. Aloe vera mengandung lignin yang berkhasiat untuk memperbaiki kulit yang kering, saponin yang dapat bermanfaat sebagai pembersih, antrakinon, dan asam oleat (Furnawanthi, 2002). Pemanfaatan Aloe vera sebagai bahan aktif bisa berasal dari lendir segar atau dalam bentuk kering. Bentuk kering Aloe vera dapat berasal dari hasil ekstraksi daun atau pengeringan lendir segar Aloe vera dengan konsentrasi pemakaian sebagai pelembab 0,05%-0,5% (Kostalova, 2005; King, 1984, Flick,1989 ). Diantara penyebab kulit kering salah satunya adalah akibat perubahan kondisi lingkungan. Pelembab berfungsi untuk melembabkan kulit kering akibat perubahan kondisi lingkungan dengan cara menigkatkan hidrasi dari lapisan stratum corneum ( Epstein, 2004). Stratum corneum merupakan lapisan terluar dari epidermis yang sangat mempengaruhi elastisitas kulit sehingga membutuhkan kelembaban (Primadiati, 2001). Jenis sediaan kosmetik dengan kandungan Aloe vera ada bermacam-macam antara lain: krim, ointments, gel, emulsi (o/w, w/o) (Epstein, 2004). Bentuk gel memiliki beberapa kelebihan yaitu mudah digunakan, mudah merata jika dioleskan pada kulit meskipun tanpa penekanan yang kuat, selain itu gel tidak menimbulkan bekas. Basis gel sediaan pelembab ada bermacam-macam; dari gom alam, polimer semisintetik dan polimer sintetik seperti carbomer 940 (Aulton, 1990; Cooper and Gun's, 1975). Gelling agent Carbomer 940 mempunyai viskositas tinggi dan derajat kejernihan yang tinggi serta tidak mudah ditumbuhi jamur. Carbomer 940 bersifat asam yang dapat beresiko terhadap kerusakan bahan aktif dan dapat mengiritasi kulit sehingga diperlukan penetral yaitu suatu basa, antara lain Triethanolamine (Shrewsbury,2005). Tujuan penelitian ini adalah melakukan optimasi kadar Aloe vera kering dengan konsentrasi 0,1; 0,3; 0,5 % b/b sebagai pelembab dalam sediaan gel Carbomer 940 yang stabil, aseptabel dan efektif Formula yang dibuat dalam penelitian ini terdiri formula kontrol dengan konsentrasi Aloe vera 0 % b/b; formula I dengan konsentrasi Aloe vera 0,1 % b/b; formula II dengan konsentrasi Aloe vera 0,3 % bib; dan formula III dengan konsentrasi Aloe vera 0,5 % b/b. Pada proses pembuatan masing-masing formula dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Sebelum dilakukan evaluasi terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan karakteristik sediaan yang meliputi uji stabilitas, aseptabilitas dan efektifitas sediaan yang dilakukan pada hari ke-2 setelah pembuatan. Uji stabilitas fisik yang dilakukan pada sediaan pelembab Aloe vera berbasis carbomer 940 meliputi pemeriksaan organoleptis (bau, warna dan konsistensi), pH dan daya sebar yang dilakukan pada hari ke- 2, 4, 8, 15, 30, 45 dan 60 setelah pembuatan. Hasil pemeriksaan organoleptis dianalisa secara deskriptif Untuk pemeriksaan pH dianalisis dengan mengamati spesifikasi pH pada hari ke-2 setelah pembuatan kemudian dianalisa dengan Annova Oneway untuk melihat apakah peningkatan konsentrasi Aloe very yang digunakan berpengaruh pada spesifikasi pH sediaan pelembab dilanjutkan dengan uji HSD. Dari data pH yang didapat kemudian dihitung pH rata-rata antar waktu pada tiap formula dan dihitung SD serta %KV untuk melihat stabilitas pH. %KV sebagai dasar penetapan stabilitas, didasarkan pada acuan uji keseragaman pada pustaka (Depkes RI, 1995). Hal ini dikarenakan belum ditemukannya pustaka yang menyatakan dasar penentuan stabilitas. Nilai Koefisien Variasi kurang dari 6% menyatakan bahwa sediaan stabil. Uji daya sebar dianalisis dengan menghitung nilai slope yang didapat dari regresi daya sebar (mm) vs beban (gram) kemudian dilanjutkan dengan analisis Annova one way dilanjutkan dengan uji HSD. Sedangkan kapasitas penyebaran dianalisis dengan melihat diameter rata-rata penyebaran sediaan pada saat beban konstan. Diameter daya sebar pada saat beban konstan (45 gram) dihitung diameter rata-rata daya sebar dan %KV untuk melihat stabilitas sediaan pelembab. Uji aseptabilitas sediaan dilakukan pada 10 orang responden wanita sehat dengan parameter kemudahan diratakan, sensasi dingin saat pemakaian dan kemudahan dibersihkan. Analisa data uji aseptabilitas dilakukan dengan menjumlahkan respon yang sama dari responden untuk tiap parameter kemudian diberikan skor berdasarkan kriteria penilaian. Uji efektifitas sediaan pelembab Aloe vera berbasis carbomer 940 dilakukan secara in vitro modifikasi dari metode SDT (The Sorption- Desorption Test) yang diamati pada jam ke-0, 1, 2, 4, 6 dan 24 jam setelah pembuatan sediaan. Analisa data uji efektifitas dilakukan dengan menghitung luas area di bawah kurva (AUC) kemudiaan dilanjutkan dengan analisis Annova one way yang dilanjutkan dengan uji HSD. Dari penelitian stabilitas fisik yaitu organoleptis dapat dilihat bahwa sediaan pelembab dari formula kontrol, I, II, III dinyatakan stabil karena tidak ada perubahan bau warna dan konsistensi. Penambahan Aloe vera dalam sediaan pelembab dapat menurunkan pH sediaan, tetapi peningkatan konsentrasi Aloe very tidak mempengaruhi spesifikasi pH secara bermakna. Stabilitas pH yang dilihat dari nilai %KV menunjukkan semua sediaan stabil sebab memiliki nilai % KV≤ 6%. Penambahan Aloe vera meningkatkan kapasitas penyebaran dan daya penyebaran, tetapi peningkatan konsentrasi Aloe vera bare memberikan perbedaan daya penyebaran yang bermakna pada konsentrasi 0,1%b/v dan 0,5%b/v. Stabilitas daya sebar dapat dilihat dari % KV sediaan dan semua sediaan memiliki %KV≤6% sehingga dapat dikatakan semua formula sediaan pelembab stabil selama penyimpanan. Dari basil uji aseptabilitas, sediaan formula III dapat dikatakan paling aseptabel yaitu paling mudah merata, memberikan sensasi dingin paling lama dan paling mudah dibersihkan. Penambahan Aloe vera 0,1%b/v; 0,3%b/v; dan 0,5% b/v yang ditambahkan berpengaruh pada efektifitas sediaan sebagai pelembab berbasis Carbomer 940. Tetapi peningkatan konsentrasi Aloe vera bare memberikan perbedaan efektivitas yang bermakna pada konsentrasi 0,1%b/v dan 0,5%b/v.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FF.57/07 Nil o | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | ALOE BARBADENSIS; SUNSCREENS (COSMETICS) | |||||||||
Subjects: | R Medicine R Medicine > RV Botanic, Thomsonian, and eclectic medicine |
|||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | Nn Deby Felnia | |||||||||
Date Deposited: | 08 May 2007 12:00 | |||||||||
Last Modified: | 06 Jun 2017 17:13 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/10184 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |