ALOYSIA RISKA PRAMITASARI, 050610189 (2010) VALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL UNTUK PENETAPAN KADAR FORMALIN DALAM AYAM POTONG. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2011-pramitasar-19866-ff1181-k.pdf Download (388kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2011-pramitasar-16645-ff1181-v.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Seiring dengan pesatnya perkembangan industry makanan di Indonesia, maka banyak industry kecil dan rumah tangga yang menyalahgunakan bahan tambahan makanan, dan seringkali hal tersebut mempengaruhi keamanan pangan (Suryadi et al., 2008). Salah satu bahan tambahan makanan yang umum digunakan adalah formalin. Formalin adalah nama dagang dari larutan formaledehid 35-40% dalam air (Arifin et al., 2005). Beberapa contoh produk yang sering diketahui mengandung formalin, misalnya ayam potong dengan cirri- cirri ayam tersebut berwarna putih bersih,awet, tekstur daging yang lebih kenyal, tidak dihinggapi lalat dan tidak mudah busuk (Suryadi et al., 2008). Formalin membunuh virus, bakteri, jamur dan parasit dan digunakan secara luas sebagai disinfektan spektrum luas. Formalin sering digunakan sebagai pengawet makanan dengan konsentrasi antara 1,88 – 413,89 ppm (mg/kg), walaupun hal tersebut dilarang karena sifatnya yang toksik untuk manusia (Gigante et al., 2003). Untuk mengetahui apakah bahan makanan, dalam hal ini ayam potong, mengandung formalin dapat dilakukan dengan uji laboratorium, baik secara kualitatif maupun kuantitatif (Anonim, 1979). Salah satu analisis formalin adalah menggunakan pereaksi asam kromotropat. Formalin akan bereaksi dengan asam kromotropat menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna merah keunguan sehingga dapat dianalisis lebih lanjut menggunakan Spektrofotometer (Fagnani et al., 2003). Untuk menjamin reprodusibilitas pengujian labolatorium, maka diperlukan validasi. Menurut USP XXXI/NF XXVI (2008), karakteristik kinerja metode analisis dinyatakan sebagai parameter analisis, yaitu selektifitas/spesifisitas, linieritas, batas kuantitasi, batas deteksi, presisi, akurasi, ruggedness dan ketegaran (robustness). Kategori umum penetapan yang memerlukan data validasi mencakup kategori 1, 2, 3 dan 4. Penelitian ini termasuk dalam kategori 2, yaitu metode analisis untuk menetapkan cemaran dalam bahan baku, bahan pangan atau bahan penolong, yang mencakup uji batas dan penetapan secara kuantitatif. Kategori 2 meliputi parameter validasi selektifitas/spesifisitas, linieritas, batas kuantitasi, batas deteksi, presisi dan akurasi (Anonim, 2001). Penelitian ini diawali dengan optimasi pereaksi dan kondisi reaksi antara formalin dengan asam kromotropat yang dilanjutkan dengan validasi metode. Dari hasil optimasi formalin (2,22 ppm), diperoleh hasil pH = 1, pereaksi yang digunakan adalah 1,2 ml asam kromotropat 0,5% dan 6,0 ml asam sulfat pekat, dengan waktu kestabilan warna 15 menit dan pengamatan pada panjang gelombang maksimum 567,0 nm. Hasil validasi metode diperoleh selektifitas/spesifisitas dengan panjang gelombang terpilih 567,0 nm, LOD = 0,0058 ppm, LOQ = 0,0192 ppm, linieritas larutan formalin menghasilkan persamaan regresi y = 0,5233x+0,0397, dengan nilai r = 0,9998 dan harga p ≤ 0,01, presisi dengan nilai KV = 0,4039%, dan hasil % recovery (87,3930 ± 1,2408)%. Dari keseluruhan data tersebut, maka dapat dikatakan validasi metode ini memenuhi syarat. Penerapan validasi metode tersebut dilakukan pada penetapan kadar formalin dalam ayam potong di salah satu pasar tradisional di Surabaya. Sampel terbukti mengandung formalin dengan konsentrasi 74,7595-140,2042 ppm

Actions (login required)

View Item