Ika Jayanti, 050012313 (2006) STUDI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS AHA DALAM EKSTRAK ASAM JAWA DAN ASAM GLIKOLAT SEBAGAI PENCERAH KULIT DALAM BASIS VANISHING CREAM SECARA IN VIVO. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2006-jayantiika-1596-kkbkk-2-k.pdf Download (352kB) | Preview
Preview	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2006-jayantiika-1596-ff8905-s.pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang perbandingan uji efektivitas pencerahan kulit secara in vivo dari sediaan krim yang mengandung AHA, yaitu sediaan krim asam glikolat dan sediaan krim ekstrak asam jawa (Tamarindus indica). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya keinginan peneliti untuk menunjukkan bahwa buah asam jawa dapat dimanfaatkan sebagai bahan aktif sediaan pencerah kulit dan memiliki efektivitas pencerahan yang lebih baik dari asam glikolat karena buah asam jawa mengandung kombinasi 3 AHA, yaitu asam tartrat, asam sitrat dan asam malat, juga mengandung senyawa lain yang bersifat nutritif bagi kulit, sehingga diharapkan dapat membantu perbaikan kulit. Dari hasil studi Walter Smith dart Walter Smith Counsultants menunjukkan bahwa suatu produk kosmetika mengandung senyawa AHA kombinasi dari bahan alam (MultifruitR BSC) yang mengandung asam laktat, asam glikolat, asam sitrat, asam malat dan asam tartrat dapat memberikan efektivitas yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan AHA tunggal sintetik, seperti asam laktat dan asam glikolat. Hal ini terbukti dan ditunjukkan dengan indeks terapetik dari MultifruitR BSC yang mencapai 15,9 sedangkan asam laktat hanya 12,7 dan asam glikolat 12,5. Indeks terapetik AHA merupakan salah satu parameter penilaian efektivitas AHA. Untuk mengetahui efektivitas pencerahan kulit dari sediaan krim asam glikolat dan krim ekstrak asam jawa, maka kedua sediaan diujikan pada 8 relawan manusia dengan kriteria wanita usia 18-28 tahun, memiliki kulit yang sehat dan tidak ada riwayat alergi, kulit tipe III-IV (warna coklat-sawo matang). Selain menggunakan 2 sediaan uji tersebut, relawan juga menggunakan sediaan basis krim sebagai kontrol. Sediaan uji dan kontrol dipakai pada bagian lengan dan uji dilakukan selama 8 minggu. Penilaian efektivitas sediaan uji tersebut dilakukan dengan mengamati perubahan warna kulit relawan yang ditreatment sediaan uji dan kontrol. Pengamatan perubahan warna kulit tersebut dilakukan pada minggu ke-0 (sebelum treatment), minggu ke-3, minggu ke-6 dan minggu ke-8 setelah penggunaan sediaan. Perubahan warna kulit relawan tersebut ke mudian diberi skor tertentu berdasarkan gradasi warna kulit yang telah dibuat. Data hasil skoring perubahan warna kulit relawan pada minggu ke-0 sampai minggu ke-8 dari masing-masing sediaan uji dan kontrol selanjutnya dianalisis secara statistik menggunakan uji Anova faktorial pada P (0,05) untuk mengetahui apakah ada terjadi perubahan warna kulit dari minggu ke-0 sampai ke-8 dan untuk mengetahui apakah ada perbedaan bermakna dari efektivitas pencerahan kedua sediaan uji dan sediaan kontrol. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan ada perbedaan bermakna warna kulit subyek pada minggu ke-0 dengan minggu ke-6 dan ke-8 dan ada perbedaan bermakna efek pencerahan dari kedua sediaan uji dengan sediaan kontrol, sedangkan sediaan uji A (krim ekstrak asam jawa) efeknya tidak berbeda bermakna dengan sediaan uji B (krim asam glikolat).

Actions (login required)

View Item