Dian Kusuma Wardhani, 050112370 (2006) STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2006-wardhanidi-1687-kkbkk-2-k.pdf Download (412kB) | Preview |
|
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2006-wardhanidi-1687-ff8506-s.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Gagal Ginjal Kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan/penurunan fungsi ginjal secara progresif ireversibel dan persisten, biasanya merupakan akibat dari penyakit kronik yang diderita. Gagal Ginjal Kronik (GGK) dapat juga merupakan kelanjutan dari Gagal Ginjal Akut (GGA) yang tidak merespon terhadap terapi yang diberikan (Shargel, 2004; Hertindal, 2000; Wijaya,1994) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pengobatan GGK secara umum, mengkaji keterkaitan antara data laboratorium/klinik dengan terapi dan melihat adanya masalah terkait obat. Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap I RSU Dr.Saiful Anwar Malang. Penelitian dilakukan secara prospektif dengan bahan penelitian berupa Dokumen Medis Kesehatan penderita Gagal Ginjal Kronik yang menjalani rawat map selama periode 1 April sampai dengan 31 Mei 2005. Data yang diperoleh kemudian dianalisa secara deskriptif. Jumlah penderita yang menjadi subyek penelitian ini sebanyak 45 orang yang terdiri atas 33 orang penderita laki-laki dan 12 orang penderita perempuan. Distribusi usia penderita berkisar antara 17-79 tahun dengan perincian 1 orang penderita remaja (17 tahun), 38 orang penderita dewasa (usia 20-65 tahun) dan 6 orang penderita lansia (<65 tahun) Hasil penelitian menunjukkan pola pengobatan pada penderita GGK secara umum meliputi resusitasi cairan, terapi untuk mengatasi hipertensi, hiperkalemia, asidosis metabolik, gangguan gastrointestinal dan mencegah perdarahan dan terapi untuk mengatasi manifestasi klinik/penyakit penyerta dan gejala yang muncul sesuai dengan kondisi klinis penderita. Penggunaan cairan resusitasi yang terbesar adalah normal salin yang berfungsi sebagai pengganti cairan tubuh. Selain itu juga diberikan cairan lain seperti dekstrosa 40%, 10% dan 5%, KaEn 3B, dan ringer laktat. Transfusi paling banyak diberikan pada penderita GGK adalah transfusi Packed Red Cell (PRC) yang berfungsi untuk mengatasi anemia. Transfusi lain yang juga diberikan adalah transfusi albumin. Diuretik kuat seperti furosemid sering digunakan untuk mengatasi hipertensi pada penderita GGK. Selain itu juga digunakan antihipertensi lain seperti kaptopril, lisinopril, nifedipin, amlodipin, Hidroklorotiazid (HCT), klonidin, bisoprolol dan verapamil. Terapi untuk mengatasi hiperkalemia yang banyak digunakan adalah kalitake. Terapi untuk mengatasi keadaan hiperkalemia adalah Ca gluconas, Dekstrosa 40%, dan insulin. Terapi untuk mengatasi metabolik asidosis adalah natrium bikarbonat. Antibiotika yang banyak digunakan adalah ampisilin, selain itu juga diberikan sefotaksim, seftriakson, siprofloksasin, metronidazol, amoksisilin, tetrasiklin, oksitetrasiklin, amoksisilin+asam klavulanat, kotrimoksasol dan antijamur mikostatin. Penderita GGK juga rnenerima terapi untuk mengatasi gangguan gastrointestinal (ulser) yaitu golongan penghambat H2, antasida dan inhibitor pompa proton. Terapi lain untuk mengatasi mual dan muntah yang merupakan manifestasi klinis yang paling sering muncul adalah metoklopramid. Selain itu penderita juga menerima alopurinol untuk hiperurisemia. Asam folat dan preparat besi merupakan terapi untuk mengatasi anemia, disamping pemberian transfusi PRC. Disamping terapi yang disebutkan di atas, penderita GGK juga menerima terapi sesuai dengan kondisi klinis dan keluhan yang muncul. Masalah terkait obat yang terlihat antara lain: penggunaan kaptopril dan lisinopril secara bersamaan selama 3 hari, belum semua penderita mendapat terapi transfusi PRC (diketahui bahwa hemoglobin penderita sangat rendah), belum semua penderita mendapat monitoring dan terapi untuk mengatasi hiperurisemia padahal asam urat merupakan bahan yang diekskresi di ginjal dan asam urat juga merupakan salah satu tanda terjadinya kerusakan ginjal, dan ditemukannya obatobat yang mempunyai kemungkinan untuk berinteraksi. Obat-obat tersebut antara lain: furosemid-kaptopril, furosemid-lisinopril, HCT-alopurinol, kaptoprilalopurinol, ampisilin-alopurinol, siprofloksasin-furosemid, simetidin-antasida, simetidin-oksitetrasiklin, ranitidin-nifedipin, antasida-ACEI, dan metoklopramidsimetidin. Dari hasil penelitian disarankan untuk melakukan penelitian yang lebih spesifik (misalnya obat-obat yang diperbolehkan untuk penderita GGK dan konversi dosis obat pada penderita GGK) dan penelitian hendaknya dilakukan dalam waktu yang lebih lama untuk mendapatkan data dan hasil yang lebih baik. Selain itu diharapkan juga melakukan monitoring efek samping obat dan interaksi yang terjadi pada penderita GGK.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FF 85/06 War s | ||||||||||||
Uncontrolled Keywords: | DRUG UTILIZATION; CHRONIC RENAL FAILURE | ||||||||||||
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA960-1000.5 Medical centers. Hospitals. Dispensaries. Clinics R Medicine > RC Internal medicine |
||||||||||||
Divisions: | 05. Fakultas Farmasi | ||||||||||||
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Depositing User: | Nn Deby Felnia | ||||||||||||
Date Deposited: | 16 Aug 2006 12:00 | ||||||||||||
Last Modified: | 06 Jun 2017 20:46 | ||||||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/10359 | ||||||||||||
Sosial Share: | |||||||||||||
Actions (login required)
View Item |