FENDIK ANTON WIJAYA, 050210182E (2007) PENENTUAN PARAMETER TERMODINAMIKA PROSES PELEPASAN KLORFENIRAMIN MALEAT DARI BASIS COLD CREAM. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2007-wijayafend-4532-ff1350-k.pdf Download (379kB) | Preview
Preview	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2007-wijayafend-4532-ff13507.pdf Download (2MB) | Preview

Abstract

CTM merupakan AH1 golongan alkilamin yang pada pemberian peroral mengalami first pass metabolism, sehingga kadar obat di dalam darah akan menumn. Selain itu, pada pemberian peroral, CTM mempunyai efek samping yaitu efek sedasi (mengantuk). Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, telah dikembangkan usaha-usaha untuk meningkatkan efektifitas dan mengurangi efek samping pada bahan obat yang digunakan secara peroral. Salah satu cara alternatif untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan cara dibuat sediaan topikal. Sediaan topikal yang terpilih adalah krim karena krim dapat memberikan rasa dingin bila dioleskan dan dapat menyebar rata pada kulit. Sedangkan basis krim yang terpilih adalah basis cold cream (tipe a/m) karena basis ini dapat bersifat emolien sekaligus oklusif sehingga dapat diharapkan lebih nyaman dan laju pelepasan CTM dari basis krim akan meningkat. Faktor yang berpengaruh pada pemberian topikal adalah pelepasan obat dari basis dan kemampuan obat untuk menembus stratum corneum. Pelepasan obat dari basis dipengaruhi oleh sifat fisikokimia zat aktif, basis, tehnik pembuatan, konsentrasi zat aktif dan bahan-bahan tambahan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan kinetika dan parameter termodinamika (ΔE, ΔH, ΔF dan ΔS) pada proses pelepasan CTM dari basis krim cold cream (tipe a/m). Penentuan pelepasan CTM melewati membran dilakukan pada tiga suhu (32, 37, dan 40+0,5°C) secara in vitro dengan menggunakan sel difusi modifikasi dari USP XXIII. Membran yang digunakan untuk penelitian ini adalah membran selofan yang merupakan membran porus, sehingga dapat diasumsikan pengaruh membran dapat diabaikan dan proses pelepasan relatif hanya ditentukan oleh besarnya interaksi antara zat aktif dan basis. Jumlah CTM yang dapat melewati membran menggambarkan banyaknya CTM yang dapat dilepaskan dari basis. Apabila digunakan sebagai sediaan topikal, laju pelepasan senyawa CTM dari basisnya dapat diprediksi dari harga fluksnya. Hasil penelitian yang didapat pada penentuan pelepasan CTM dari basis krim cold cream (tipe a/m) ini menunjukkan bahwa harga fluks pada suhu 32°C, 37°C dan 40°C berturut-turut adalah 51,40+1,21 µg /cm2/menit, 63,62+0,98 µg/cm2/menit dan 81,17+1,78 1. µg /cm2/menit. Dari harga fluks tersebut dikatakan bahwa dengan peningkatan suhu maka fluks juga meningkat sebab dengan meningkatnya suhu maka pergerakan molekul CTM juga semakin cepat. Hasil penelitian pada penentuan harga parameter termodinamika menunjukkan bahwa harga entalpi (ΔH) pada suhu 32°C, 37°C dan 40°C berturut-¬turut adalah 9090,47 kal, 9080,53 kal dan 9074,57 kal. Harga entalpi dengan nilai positif ini berarti menunjukkan bahwa proses pelepasan CTM dari basis krim cold cream (tipe a/m) bersifat endotermik; harga energi bebas (ΔF) pada suhu 32°C, 37°C dan 40°C berturut-turut adalah -2388,21 kal, -2555,09 kal dan -2737,45 kal. Harga ΔF dengan nilai negatif ini menunjukkan bahwa sistem spontan sebab dengan meningkatnya suhu maka hasil ΔF semakin kecil. Hal ini disebabkan pergerakan molekul semakin cepat sehingga energi bebas yang dibutuhkan semakin kecil. Harga entropi (AS) pada suhu 32°C, 37°C dan 40°C berturut-turut adalah 37,61 kal, 37,51 kal dan 37,71 kal. Harga entropi dengan nilai positif ini berarti menunjukkan bahwa sistem menjadi acak.

Actions (login required)

View Item