Irhamni, 050610208 (2010) PENGARUH KADAR ASAM ASETAT TERHADAP KUALITAS MINYAK KELAPA YANG DIBUAT DENGAN CARA PENGASAMAN. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) PENDAHULUAN - gdlhub-gdl-s1-2011-irhamni-16340-ff3011-p.pdf Download (120kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) gdlhub-gdl-s1-2011-irhamni-16340-ff3011-p.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Pembuatan minyak kelapa secara garis besar dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu cara kering dan cara basah. Cara kering dilakukan melalui pembuatan kopra, selanjutnya di-press atau diekstraksi hingga minyaknya keluar. Cara basah dibagi menjadi dua: cara basah panas dan cara basah dingin. Salah satu contoh pembuatan minyak cara basah panas adalah cara penguapan/pemanasan (tradisional). cara basah dingin meliputi: cara menurut Lava, cara fermentasi/enzimatik, cara pancingan dan cara pengasaman. Minyak kelapa dapat diproduksi secara besar-besaran melalui cara kering, tetapi kerugiannya dapat ditumbuhi jamur bila pengeringan tidak sempurna. Selain itu, cara kering juga membutuhkan pelarut, dan peralatan yang relatif mahal serta rendemen yang dihasilkan juga sedikit. Cara basah panas dilakukan dengan melakukan pengkisatan terhadap santan hingga diperoleh minyak kelapa. Pemanasan pada proses ini dapat mengakibatkan protein terdenaturasi, sehingga minyak kelapa yang dihasilkan berwarna kuning dan mudah tengik. Selain itu, proses ini juga membutuhkan banyak bahan bakar. Dikarenakan cara kering dan cara basah panas memiliki keterbatasan-keterbatasan seperti di atas, maka dewasa ini dikembangkan berbagai alternatif ekstraksi minyak kelapa cara basah dingin. Salah satunya adalah cara pengasaman. Dalam percobaan ini zat pengasam yang digunakan adalah asam asetat (cuka).

Actions (login required)

View Item