Gayung Kasuma, - and Listiyono Santoso, - (2010) "Dende" Tafsir Tradisional Kitab Simboer Tjahaja Dalam Relasi Gender: Dinamika Hukum Adat dan Adaptasi Budaya Lokal di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Laporan Penelitian. UNIVERSITAS AIRLANGGA, Surabaya. (Unpublished)

Text (Laporan Penelitian) KKB KK2 LP 122-11 Kes t.pdf Restricted to Registered users only Download (7MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian bermaksud memahami dan mengkaji aktivitas, perilaku gender dan relasi sosial masyarakat lokal yang berhubungan dengan tafsir tradisional terhadap kitab Simboer Tjahaja. Kemudian melihat model relasi sosial dan perilaku gender sebagai usaha-usaha untuk mengukur harmoni sosial di daerah Kecamatan Tulung Selapan dan Kecamatan Cengal, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Untuk lokasi penelitian, yaitu di Kecamatan Tulung Selapan dan Kecamatan Cengal. Kedua kecamatan ini sangat dekat secara teritorial dan memiliki kesamaan pola hidup, sehingga masih kental memakai sistem adat dalam Simboer Tjahaja. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah yang mengandalkan sumber pustaka dan wawancara. Selanjutnya, mengkaji fenomena dengan pendekatan ilmu antropologi dan sosiologi. Secara sistematis penelitian dibagi dalam beberapa tahap, yaitu: (1) pemetaan perilaku sosial-budaya; (2) kajian budaya lokal dan naskah kitab Simboer Tjahaja; (3) studi literatur dan wawancara; (4) perumusan jawaban dan rekomendasi model/kebijakan atas hasil penelitian lapangan. Dari perkembangan zaman, setelah penelusuran fenomena di Kecamatan Tulung Selapan dan Kecamatan Cengal terungkap fakta yang telah banyak mengalami perubahan dan disorientasi. Pergeseran yang terjadi dalam perspektif kekinian adalah terkait dengan motivasi wanita yang terjebak pada pusaran arus modemisasi, kepentingan ekonomis, dan globalisasi. Selain itu, berbagai faktor-faktor dan kekuatan kekuasaan yang mempengaruhi keputusan terhadap nilai nominal "dende" (denda). Unsur kekuatan dan hegemoni kekuasaan (lembaga, orang tua wanita, premanisme, penyimpangan kepentingan, moralitas, dan lain-lain) sangat mendukung penentuan keputusan. Sistem adat ini merupakan nilai-nilai altematif yang dapat dijadikan modal perubahan dan transformasi sosial di tengah masyarakat yang dinamis.

Actions (login required)

View Item