Sumitro, Drs and Eddy Sugiri, - (2002) Etika Berbahasa Pembantu Rumah Tangga (Prt) Di Wilayah Pemerintah Kota Surabaya: Suatu Kajian Sosiolinguistik. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Airlangga, Surabaya. (Unpublished)

Text (Laporan Penelitian) KKB 306 44 Sum e .pdf Download (5MB)

Abstract

Tindak kesopanan bahasa merupakan refleksi dari tindak an yang sedikit ban yak terpengaruh oleh nilai dan norma masyarakat budayanya. Karena pada dasarnya setiap masyarakat budaya memiliki etika kesantunan berbahasa sebagai media yang mengatur hubungan di antara anggotanya. Melalui pendekatan fungsionalisme bahasa terungkap bahwa kendati kesopanan bahasa bersifat semesta (universal), manivestasinya berbeda-beda menurut masyarakat budayanya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Angka-angka yang digunakan dalam anal isis data semata-mata hanya untuk memperjelas data. Objek penelitian ini adalah seluruh pembantu rumah tangga di Wilayah Pemerintah Kota Surabaya. Sedangkan teknik penarikan sampel yang digunakan adalah nonaea":. (non random sampling). Jumlah sampel penelitian ditetapkan 100 orang. Pada dasarnya, pembantu rumah tangga di Wilayah Pemerintah Kota Surabaya sudah mempunyai etika barbahasa yang memadai saat berkomunikasi dengan majikan dan anggota keluarga majikan. Namun, ada beberapa PRT yang belum sepenuhnya mempunyai etika berbahasa. Pada umumnya yang digunakan adalah bentuk ragam krama desa yang diakuinya sebagai krama i09911. Saat berbicara dengan majikan rnasih ada beberapa PRT yang berperilaku kurang tepat misalnya, saat berkomunikasi deogan menggaruk-garuk kepala, suka memotong pembicaraan majikan, berbicara dengan mata melotot, dan bibir mencebir. Karena para PRT umumnya dari desa, saat berbicara dengan majikan sering dengan menggunakan suara lantang dan nada yang meninggi. Bahkan ada pula PRT bila dinasihati majikan ilJeenjawab dengan r:.Clta-kata (meweli). Hal ini menyebabkan majikan naik darah (marah sekali). Bila dilihat dari ragam bahasa yang digunakan, ratarata mereka belum dapat menggunakan ragam krama inggil dalam berkomunikasi. Hal ini disebabkan karena lingkungan mereka desa, pendidikan sangat rendah dan penguasaan bahasa terutarna bahasa Jawa krama inggil sangat kurang. Pengaruh lingkungan desa sangat dalam penguasaan bahasa Jawa. Karena lingkungan desa, mereka hanya menguasai krama desa, sadangkan krama inggil umumnya dikuasai oleh masyarakat priyayi.

Actions (login required)

View Item