Sri Wiryanti Boedi Oetami, - (2018) Bahasa Pergaulan Di Pulau Bawean Dalam Implementasi Perencanaan Bahasa Lokal Sebagai Identitas Etnolinguistik. Laporan Penelitian. UNIVERSITAS AIRLANGGA, SURABAYA. (Unpublished)
Text (Laporan Penelitian)
KK LP 30. 19 UTA B.pdf Download (4MB) |
Abstract
Bahasa pergaulan yang hidup di masyarakat menunjukkan bahasa tersebut masih mempunyai daya hidup dan penutur. Dalam perencanaan bahas~ penutur memiliki peranan penting sebagai penentu mati hidupnya bahasa. Pandangan dan pendapat mereka sebagai dasar perencanaan bahasa selanjutnya. Penutur yang masih intensif sebagai pengguna bahasa bersangkutan, akan bangga dan merasa dihargai ketika bahasa mereka dirancang menjadi bahasa komunikasi lokal yang berfungsi sebagai identitas.Pada dasamya, setiap masyarakat yang cinta pada bahasa lokalnya menginginkan bahasanya tetap lestari, terkendali, terbina, dan modern. Hal ini tidak lepas dari pandangan bahasa menunjukkan bangsa. Realitas ini juga dijumpai pada masyarakat Bawean yang menginginkan bahasa lokalnya dianggap sebagai identitas masyarakatnya. Mereka tidak ingin identitas bahasanya disarnakan dengan bahasa Madura, yang kemudian berlanjut dinyatakan bahwa orang Bawean sama dengan orang Madura. Perencanaan bahasa lokal merupa.kan tahapan yang berusaha menggali dan memberikan gambaran luas mengenai fakta-fa.kta linguistis dan sosiolinguistis dari suatu masyarakat tertentu di suatu daerah. Dalam konteks Bawean, perlu diungkapkan fakta sosiolinguistik berkenaan sikap bahasa, serta peran dan fungsi kepemilikan bahasa penuturnya. Mengacu Undang-Undang No. 24 tahun 2009. perencanaan bahasa dapat diimplementasikan dalam tiga program kebahasaan, yakni perlindungan bahasa, pengembangan, dan pembinaan. Dalam konteks perencanaan bahasa, penetapan bahasa pergaulan sebagai identitas etnik, mernfokuskan pada masalah 1) bagaimana sikap bahasa penutur terhadap bahasa pergaulannya ? 2) bagaimana tingkat kemengertian bahasa orang-orang Bawean terhadap ragam wicara yang berpotensi sebagai dialek acuan ? , 2) bagaimana tata bunyi korpus dialek 'acuan'?, 4) Teks bahasa local apa saja.kah yang dapat dipakai sebagai media pengembangan bahasa? Berkait dengan rnasalah tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan sosiolinguistik. Adapun metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif, sebagai upaya menyigi fenomena linguistik dan sosiolingusitik. Penerapan metode kualitatif diguna.kan untuk menggali sikap bahasa dan fungsi bahasa yang berkembang di Bawean. Sementara itu metode kuantitatif untuk mengukur tingkat kemengertian bahasa dan ragam dari realitas penutur bilingual dan bikultural. Pencarian data dengan instrumen kuesioner, tes kemengrtian bahasa, wawancara etnografi, dan pengamatan sebagai alat pengumpul data. Nara surnber digunakan untuk wawancara dan membantu mengetes, mengelisitasi bahan yang digunakan untuk sampel subjek. Data disajikan secara naratif dan tabel. Secara keseluruhan, perencanaan bahasa lokal sebagai identitas etnoliguistik untuk penetapan status dan ancangan korpus. Penetapan status dipakai menentukan dialek 'acuan' yang mewakili ragam-ragam di pulau Bawean. Selanjutnya dilakukan kadar kedekatan ragam wicara terhadap dialek 'acuan'. Dialek acuan adalah media yang ditetapkan sebagai bahasa lokal dan identitas etnolinguistik. Teks dari tuturan lisan dan transliterasi cerita Bawean dipakai sebagai tahapan merancang standardisasi korpus.
Item Type: | Monograph (Laporan Penelitian) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Uncontrolled Keywords: | bahasa lokal, teks, identitas, etnolinguistik | ||||
Subjects: | P Language and Literature | ||||
Divisions: | 12. Fakultas Ilmu Budaya > Sastra Indonesia | ||||
Creators: |
|
||||
Depositing User: | Guruh Haris Raputra, S.Sos., M.M. '- | ||||
Date Deposited: | 11 May 2022 03:58 | ||||
Last Modified: | 11 May 2022 03:58 | ||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/116233 | ||||
Sosial Share: | |||||
Actions (login required)
View Item |