NURKOLIS
(1992)
DAYA ANTHELMINTIK PERASAN BIJI PEPAYA TERHADAP CACING Ascaris suum SECARA IN VITRO.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui daya anthelmintik perasan biji pepaya dan pengaruh pemanasan perasan biji pepaya pada jumlah cacing yang mati/paralisis
Penelitian dilakukan secara in vitro dengan rendaman, menggunakan cacing Ascaris suum sebagai hewan percobaan. Sebanyak sepuluh ekor cacing dalam tiap cawan petri yang dianggap sebagai satu satuan percobaan dan tiap perlakuan terdiri dari lima ulangan. Penentuan dosis LD50 dengan metode Ekstra Farmakope Indonesia II. Pengaruh pemanasan perasan diketahui dari jumlah cacing yang mati/paralisis dalam perasan biji pepaya yang dipanaskan dibandingkan dengan jumlah cacing yang mati/paralisis dalam perasan biji pepaya segar. Dosis yang dibandingkan adalah perasan biji pepaya dengan kadar 25 persen, 50 persen, 75 persen dan 100 persen. Sebagai pelarut adalah larutan garam fisiologis.
Perhitungan potensi relatif sebagai ukuran daya anthelmintik didapatkan hasil rata-rata sebesar 5,8942 persen ± 0,4541. Jumlah cacing yang mati/paralisis tertinggi
dalam perasan biji pepaya segar maupun yang dipanaskan terdapat pada kadar 100 persen meskipun tidak berbeda nyata dengan kadar 75 persen. Pada masing-masing kadar perasan yang dipanaskan dan perasan segar, setelah dianalisis dengan uji t menunjUkkan bahwa pemanasan tidak berpengaruh pada jumlah cacing yang mati/paralisis.
Actions (login required)
|
View Item |