Suatu Studi Tentang Gangguan Reproduksi Yang Disebabkan Kelainan Anatomis Alat Reproduksi Pada Sapi Perah Betina Di Jawa Timur

Diyah Agustiningsih, - (1986) Suatu Studi Tentang Gangguan Reproduksi Yang Disebabkan Kelainan Anatomis Alat Reproduksi Pada Sapi Perah Betina Di Jawa Timur. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img] Text (FULLTEXT)
DIYAH AGUSTININGSIH20230228_12395444_compressed.pdf
Restricted to Registered users only

Download (10MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Gangguan reproduksi yang disebabkan adanya kelainan anatomis alat reproduksi rnerupakan salah satu penyebab kegagalan reproduksi pada sapi perah di Jawa tirnur. Kelainan anatomis ini dapat bersifat kongenital merupakan perolehan, kan rnengakibatkan terjadinya sterilitas atau mempengaruhifertilitas. Pada kegiatan Team Pengelola Reproduksi Peternakan tahun 1983/1984 di Jawa timur, dari 3.636 ekor sapi perah yang diperiksa tel~h didapatkan kasus ke~ainan anatomis ini sebanyak 243 ekor atau 6,68 %. Kasus yang terbanyak adalah Hipoplasia ovarium yaitu 159 ekor atau 4,37 ra, diikuti dengan Atropi ovarium 29 ekor atau 0,80 %, Freemartin 21 ekor atau 0,58 %, kasus kelainan uterus 15 ekor atau 0,41 kelainan servik 17 ekor atau 0,47 % serta Involusio uteri yang terlarnbat 2 ekor atau 0,05 %. Untuk kasus kelainan anatomis ini yang terbanyak ditemukan di kabupaten Jember , yaitu 46 ekor atau 1,27 % dan yang terendah di kabupaten Blitar yaitu hanya 5 kasus atau 0,14 %.Di samping faxtor genetik, pemberian makanan yang - kurang baik akan mempengaruhi pertQmbuhan alat reproduksi sapi betina yaitu menyebabkan kelainan anatomis, khususnya atropi ovarium yang mengakibatkan tergangg~~ya proses berproduksi oleh karena itu perlu diberikan bimbingan dan penyuluhan kepada petani peternaK ten tang cara pemeliharaan . sapi perah yang baik dan benar. Dengan melihat jlli~lah kasus kelainan anatomis yang ada di Jawa -timur ini, : ternyata yang paling banyak adalah kelainan karena faktor genetik dimana sapi betina tersebut sudah tidak dapat diobati lagi untuk mengembalikan . fungsi alat reproduksi menjadi normal kembali. Maka perlu sekali dilakukan tindakan mengeluarkan ternak yang sudahtidak dapat diharapkan hasilnya lagi ( culling ) seperti yang dilakukan oleh Team Pengelola Reproduksi tahun 1983/1984 yaitu sapi yang dianjurkan untuk diafkir sebanyak 177 ekor atau 4,87 %, sehingga petani peternak tidak menderita kerugian yang terus menerus. Penanggulangan gangguan reproduksi karena kelainan anatomis alat reproduksi yang dilakukan berkesinambungansetiap tahun sangat penting dan sangat bermanfaat bagi peternakan sapi perah, seperti terlihat hasi1nya pada tahun 1984/1985 terjadi penurunan jumlah kasus tersebut yaitu dari 8.247 ekor sapi perah yang diperiksa didapatkan kasus kelainan anatomis ini sebanyak 136 ekor atau 1,65 % , yang terdiri dari Hipoplasia ovarium 81 ekor atau 0,98 %, atropi ovarium 43 ekor atau 0,32 ~, kelainan servik ada 7 ekor atau 0,85 % dan involusio uteri 5 ekor atau 0,06 %. Dengan adanya kegiatan T'eam Pengelola H.eproduksi ini, diharapkan kejadian infertilitas maupun sterilitas pada ternak sapi dapat dikurangi, sehingga pendapatan petani peternak dari sub sektor sapi perah dapat ditingkatkan

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKC KK FKH 00-86 Agu s
Uncontrolled Keywords: Gangguan Reproduksi , Alat Reproduksi Pada Sapi Perah Betina
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine > Including veterinary genetics, ethology, anatomy, physiology, embryology, pathology
Divisions: 06. Fakultas Kedokteran Hewan > Ilmu Kedokteran Hewan Dasar
Creators:
CreatorsNIM
Diyah Agustiningsih, -NIM067910380
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
ContributorSoehartojo H, -NIDN-
Depositing User: Dwi Prihastuti
Date Deposited: 14 Mar 2023 08:55
Last Modified: 14 Mar 2023 08:55
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/120552
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item