Yohandromeda Syamsu, -
(2008)
Identifikasi Protein Antigenik Mycobacterium tuberculosis, Sebagai Bahan Diagnostik Tuberkulosis.
Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Tuberkulosis merupakan satu dari infeksi terbesar yang diderita manusia dan masih menjadi masalah kesehatan dunia yang utama sampai saat ini. Dua milyar atau sepertiga populasi manusia di dunia mengalami infeksi laten Mycobacterium tuberculosis dan sekitar delapan juta kasus tuberkulosis aktif terjadi setiap tahunnya, dengan tigajuta kematian per tahun. A wal dari penentuan pengobatan tuberculosis, seharusnya dimulai dengan penegakan diagnosis yang tepat sedini mungkin sesuai rekomendasi WHO. Pada dekade terakhir, WHO merekomendasi strategi DOTS plus, penegakan diagnosis tuberkulosis berdasarkan metode kultur (gold standar) dan uji kepekaan terhadap obat anti tuberkulosis. Penegakan diagnosis berdasar pemeriksaan mikroskopis apusan sputum BT A terbentur kendala sensitivitas maupun spesifisitas. Seiring dengan kemajuan di bidang teknologi, penelitian bidang diagnostik dan vaksinasi untuk penyakit tuberkulosis telah maju pesat. Urutan genom dari Mycobacterium tuberculosis sebagai agen penyebab tuberkulosis telah diketahui.
Ada banyak bagian protein kuman yang potensial imunogenik yang telah berhasil diidentifikasi. Beberapa protein antigenik yang terpenting di antaranya adalah ESAT-6, 38 kDa, hsp 65, hsp 70 dan complex Ag85. Pendekatan reaksi imunologis dengan menemukan protein antigenik pada Other Membrane Protein (OMP) Mycobacterium tuberculosis menjadi sebuah harapan untuk mempercepat deteksi dan mempermudah diagnosis. Penelitian ini dirancang berdasarkan penelitian eksploratiJ untuk
mengidentifikasi protein antigenik Mycobacterium tuberculosis berdasarkan berat
molekul dim menentukan reaktifitas protein spesifik berdasarkan strafing imunobloting subunit outher membrane protein (OMP) bakteri Mycobacterium
tuberculosis terhadap isolat H37Rv (referensi) dan 3 (tiga) isolat klinis yang
dikonfirmasi dengan 15 antibodi poliklonal dari serum penderita tuberkulosis.
Hasil penelitian menunjukkan be rat molekul protein isolat A, B, C, dan 0
yang terekspresi pada SDS-PAGE yang dominan muncul antara lain protein
dengan berat molekul 12 kDa, 15 kDa, 16 kDa, 19 kDa, 35 kDa, 66 kDa, 95 kDa,
dan 244 kDa. Penentuan protein yang spesifik reaktifitasnya berdasarkan strafing
imunobloting terhadap antibodi poliklonal dalam serum pasien penderita tuberkulosis yang dominan dan berpeluang menjadi bahan diagnostik antara lain protein dengan berat molekul 28 kDa, 38 kDa, 61 kDa, dan 95 kDa
Actions (login required)
|
View Item |