Alfiah Hayati
(1999)
Pengaruh Amfetamin terhadap Spermatogonesis dan Fertilitas Tikus Jantan (Rattus norvegicus L).
Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian amfetamin dengan dosis dan frekuensi pemberian yang berbeda terhadap proses spermatogenesis dan fertilitas tikus jantan melalui perangsangan SSP.
Penelitian ini menggunakan tikus jantan dari strain Wistar, umur 50 - 60 hari sebanyak 40 ekor ; tikus betina umur 80 - 100 hari sebanyak 24 ekor. Amfetamine Sulfat dalam bentuk serbuk (gram) dengan dosis 1 mg/kg (dosis rendah), 2 mg/kg (dosis sedang) dan 4 mg/kg (dosis tinggi). Hewan percobaan dikelompokan menjadi 8 kelompok secara acak, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor. Pemberian amfetamindengan cara injeksi subkutan pada daerah leher dengan menggunakan disposable siringe 1 ml. Setelah waktu pemberian selesai, 8 ekor tikus jantan dipisahkan dari 40 ekor tikus jantan (masing-masing kelompok perlakuan diambil 1 ekor) secara acak. Kemudian dikawinkan dengan tikus betina dengan perbadingan satu jantan tiga betina dalam satu kandang selama 5 hari. Tiga puluh dua tikus jantan lainnya dibunuh untuk diambil pemeriksaan morfologi sperma dan histologi testisnya. Pengamatan mikroanatomi merupakan pengamatan kuantitatif terhadap diameter tubulus seminiferus, tebal epitel tubulus, dan jumlah sel Spermatosit (1 dan II) pada stadium XIV, jumlah normalitas spermatozoa, jumlah dan berat badan anak yang dilahirkan induk pasangannya. Penentuan jenis sel spermatogenik penyusun tubulus seminiferus testis tikus mengacu pada Tienhoven (1993). Data yang telah terkumpul
diuji dengan analisis varian dua arah, kemudian dilanjutkan dengan uji LSD bila terdapat perbedaan yang bermakna antar perlakuan.
Hasil pemeriksaan mikroskopis terhadap diameter tubulus seminiferus pada tahap XIV siklus epitelium menunjukkan adanya sel-sel penyusun tubulus yang lengkap, dengan sel yang berasosiasi berurutan ke lumen menurut tingkat perkembangannya. Melalui uji statistik dengan analisis varian dua arah dan dilanjutkan dengan uji LSD dapat diinformasikan bahwa dengan peningkatan dosis obat menyebabkan adanya penurunan rata-rata diameter dan tebal epitel tubulus seminiferus, jumlah sperrnatosit, normalitas spermatozoa, dan berat badan anak mengalami penurunan dengan bertambahnya dosis amfetamin tetapi tidak pada frekuensi pemberiannya. Sedangkan berat testis kanan dan kiri serta jumlah anak tidak mengalami perubahan.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa pemberian amfetamin pada dosis 0, 1, 2, dan 4 mg/kg dan frekuensi pemberian 1 xl hari dan 2x1 minggu berpengarub terhadap proses spermatogenesis dan tidak mempengaruhi fertilitas tikus.
Peneliti menyarankan perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan memakai spesies golongan mamalia lainnya serta waktu pemberian yang lebih dari satu siklus spermatogenesis, mengetahui mekanisme seluler dan molekuler terhadap sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer yang mendasari terjadinya disfungsi spermatogenesis dan fertilitas, dan memakai amfetamin sebagai model obat psikotropik yang dapat mempengaruhi proses spermatogenesis dan fertilitas.
Actions (login required)
|
View Item |