Agus Sjafarjanto
(2000)
Pengaruh Penambahan Lactoferrin dan Vitamin-E Sebelum Simpan Beku, Terhadap Viabilitas Spermatozoa Sapi Potong Peranakan Ongole.
Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Agus Sjafarjanto. Penganth penambahan Lactoferrin dan Vitamin E sebelum simpan beku, terhadap viabilitas spermatozoa sapi potong Peranakan Ongole dibawah bimbingan Soehartojo Harjopranjoto sebagai pembimbing ketua dan Ismudiono sebagai pembimbing.
Penelitian ini menggunakan semen segar dari pejantan pemacek produktif sapi potong Peranakan Ongole, milik Balai Inseminasi Buatan Singosari, yang ditampung dengan vagina buatan. Penampungan semen dilaksanakan 7 kali ejakulat dengan interval 3 hari, sebagai perlakuan penambahan ulangan.
Setelah semen segar ditambahkan pengencer siap untuk dimasukkan dalam straw, sediaan dibagi menjadi 4 bagian. Ivlasing-masing baglan ditambahkan bahan perlakuan dengan Lactoferrin (dosis 0,5 mg/ml), Vitamin E (dosis 0,15 mg/m1) dan kombinasi (dosis 0,5 mg,/ml dan 0,15 mg/ml), serta kontrol.
Dengan peralatan ultrasonic. filling machine, semua sediaan yang telah diberikan perlakuan penambahan dimasukkan kedalam straw, untuk disimpan beku dalam kontainer berisi nitrogen cair bersuhu —196°C.
Setelah 2 hari simpan beku, dilakukan thawing (pencairan kembal) untuk dilaksanakn pemeriksaan mikroskopis terhadap motilitas, persentase hidup dan daya resistensi spermatozoa.
Rataan motilitas spermatozoa dengan perlakuan penambahan Lactoferin menghasilkan peningkatan yang sangat bermakna (p<0,01) dengan jumlah rataan 71,43 ± 2,44. Perlakuan penambahan Vitamin E menghasilkan peningkatan yang
sangat bermakna pula (p<0,01) dengan jumlah rataan 66,34 ± 4,76, sedang perlakuan penambahan kombinasi menghasilkan peningkatan yang sangat bermakna (p<0,01) dengan jumlah rataan 72,14 ± 2,67, dibanding kontrol dengan jurnlah rataan 47,14 ± 2,67.
Rataan persentase hidup spermatozoa dengan perlakuan penambahan Lactoferrin menghasilkan peningkatan dengan sangat bermakna (p<0,01) dengan jumlah rataan 87,86 ± 2,67. Perlakuan penambahan Vitamin E menghasilkan peningkatan yang tidak bermakna (p>0,05) dengan jumlah rataan 82,14 ± 2,67, dan kornbinasi menghasilkan peningkatan yang sangat bermakna (p<),01) dengan jumlah rataan 86,43 ± 2,44. Sedang kontrol, hanya menghasilkan jumlah rataan 47,14 ± 2,67.
Rataan daya resistensi spermatozoa, dengan perlakuan penambahan Lactoferrin menghasilkan peningkatan yang bermakna (p<0,05) dengan jumlah rataan 4785,71 ± 636,21, perlakuan penambahan Vitamin E menghasillcan peningkatan berrnakna pula (p<0,05) dengan jumlah rataan 4428,57 ± 449,87. Sedang perlakuan penambahan kombinasi menghasilkan pula peningkatan bermakna (r0,05) dengan jumlah rataan 4857,14 ± 690,07, dibanding kontrol dengan jumlah rataan 3928,57 ± 449,87.
Analisis statistik dengan menggunakan analisis varian satu arah didapatkan hasil yang sangat berbeda nyata (p<0,01) untuk semua perlakuan penambahan terhadap motilitas spermatozoa, terutarna perlakuan penambahan Lactoferrin dan kombinasi Lactoferrin clan Vitamin E, terhadap kontrol.
Sedang, perlakuan penambahan Lactoferrin data kombinasi Lactoferrin dan Vitamin E sangat berbeda nyata (p<0,01) untuk meningkatkan persentase hidup spermatozoa.
Semua perlakuan penambahan berbeda nyata (p<0,05) untuk meningkatkan daya resistensi spermatozoa, dibandingkan dengan kontrol. Tetapi, diantara masing¬-masing perlakuan tidak berbeda (p>0,05) untuk meningkatkan daya resistensi spermatozoa.
Perlakuan penambahan Vitamin E tampak sangat nyata (p<0,01) untuk meningkatkan motilitas spermatozoa, tetapi tidak berbeda (p>0,05) dengan kontrol, untuk meningkatkan persentase hidup spermatozoa.
Perlu dilakukan penelitian lanjutan, untuk meneliti keberadaan Lactoferrin pada saluran reproduksi betina, yang ada kaitannya dengan antibodi antisperma (ASA), dan penelitian lain untuk menguji kemampuan daya fertilitas spermatozoa untuk membuahi set ovum, serta penelitian untuk mengurangi konsentrasi spermatozoa pada produksi straw semen beku.
Actions (login required)
|
View Item |