RATNA DAMAYANTI, -
(1997)
JUMLAH BAKTERI PADA SERVIK DOMBA FASE LUTEAL DAN FASE FOLIKULER SERTA KETERKAITANNYA DENGAN KEBUNTINGAN.
Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan jumlah bakteri pada servik domba face luteal dengan face foli-kuler Berta mengetahui kemungkinan adanya keterkaitan antara jumlah bakteri pada servik dengan kejadian kebuntingan setelah domba dikawinkan.
Penelitian ini menggunakan sampel 10 ekor domba betina yang diambil secara acak dari 52 ekor domba betina yang sedang tidak bunting di desa Tambak Merak. Pengambi¬lan sampel dilakukan sebanyak dua kali yakni saat fase luteal dan saat face folikuler. Untuk mendapatkan face folikuler secara bersamaan, maka dilakukan gertak birahi dengan penyuntikan Prostaglandin F2p (PGF2p) secara intra muskuler pada domba yang digunakan sebagai sampel.
Penghitungan bakteri dengan menggunakan metode Koch dengan mengikuti peraturan SPC (Standart Plate Cbunt). Data hasil penelitian diolah secara statistik dengan uji t untuk membedakan jumlah bakteri face luteal dan face folikuler. Data kebuntingan domba disajikan dalam bentuk persen.
Hasil penelitian menun.iukkan bahwa jumlah bakteri pada face luteal sebesar 1.082 ± 514,45 (CFU/ml) dan face folikuler sebesar 1.331 ± 613,87 (CFU/ml). Angka kebun¬tigan setelah domba dikawinkan adalah 80% dan 20% tidak bunting.
Dari basil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jumlah bakteri pada servik domba face luteal dan face folikuler berbeda sangat nyata (P<0,01). Meskipun pada cairan servik domba mengandung se.iumlah bakteri namun domba masih memungkinkan untuk bunting setelah dikawinkan.
Actions (login required)
|
View Item |