Inseminasi Buatan pada Kelinci Suatu Tinjauan Pustaka

Trilas Sardjito (1985) Inseminasi Buatan pada Kelinci Suatu Tinjauan Pustaka. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img] Text
TRILAS SARDJITO_compressed.pdf

Download (9MB)
Official URL: http://www.lib.unair.ac.id

Abstract

Kelinci merupakan hewan ternak yang cocok untuk digunakan dalam menanggulangi kerawanan protein hewani di daerah pedesaan. Dipilihnya kelinci adalah karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara: lain : mudah diternakkan, beaya pemeliharaan murah dan dalam waktu yang relatip singkat dagingnya sudah dapat dikonsumsi. Jenis-jenis kelinci di Indonesia kebanyakan jenis yang kecil, baru dengan adanya campur tangan pemerintah mulai didatangkan kelinci jenis besar seperti Yamamoto, Californian, Chinchilla besar atau Vlaamse Reus, dengan maksud untuk memperbaiki kwalitas kelinci lokal dan untuk meningkatkan populasinya (Sarwono 1983). Di negara-negara yang sistim peternakannya maju sudah sejak lama menerapkan sistim inseminasi buatan da1am usahanya untuk mengembangkan peternakkan kelinci secara besar-besaran. Di Indonesia inseminasi buatan pada kelinci belum tersebar luas baru peternakan-peternakan besar saja yang sudah menerapkan sistim inseminasi buatan. Kebanyakan para peternak kelinci masih menggunakan perkawinan alam sebagai sarana untuk mengembangbiakkan kelincinya. Hal ini akibat keterbatasan modal dan kurangnya. pengetahuan peternak akan adanya sistim peternakan modern yang secara nyata hasilnya sangat menguntungkan. Keuntungan yang dapat diperoleh dari sistem inseminasi ini antara lain : pemakaian pejantan yang lebih efisien, peningkatan mutu genetik yang cepat, mengurangi beaya pemeliharaan pejantan, meningkatkan persen angka kebuntingan dan pengawasan dapat menjadi lebih praktis. Persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum melaksanakan inseminasi buatan adalah menyeleksi pejantan, menampung air mani, memeriksa kwali tas air mani, mengencerkannya dan menyiapkan dosis inseminasi serta menyinkronkan birahi kelinci-kelinci betina yang sudah dewasa. Penampungan air mani dari pejantan dapat menggunakan vagina buatan, rangsangan mekanis_atau dapat pula memakai rangsangan elektris. Kwalitas air mani ditentukan melalui beberapa pemeriksaan yaitu pemeriksaan makroskopis, mikroskopis,biologis dan biokimia. Dosis yang ditetapkan oleh Rafez ( ,970), adalah sebesar 20 juta sampai 50 juta sel mani yang hidup untuk setiap 0,3 sampai 0,7 ml air mani yang diencerkan. Dan Adams (1981), · menggunakan dosis 10 juta sampai 20 juta selmani untuk setiap 0,4 ml air mani yang diencerkan. Kelinci termasuk golongan hewan yang ovulasinya tidak spontan, agar terjadi ovulasi perlu adanya rangsangan. Rangsangan dapat berupa hormon, atau rangsangan mekanis. Rangsangan hormonal dilakukan dengan menyuntikkan Lutheinnizing Hormone (LH) melalui pembuluh vena pada telinga dengan dosis 20 I . U. Harper ( 1963); Pelaksanaan penumpahan air rnani baru dilakukan setelah kelinci betina dewasa dirangsang untuk ovulasi. Angka kebuntingan yang tinggi akan diperoleh bila pelaksanaan inserninasi dilakukan 2 jam setelah penyuntikan norman dan paling lambat harus sudah dilakukan 5 jam setelah penyuntikan (Calvert, ,973) . Tempat penumpahan air mani juga berperan dalam rneningkatkan angka kebuntingan semakin mendekati serviks angka kebuntingan semakin besar.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: inseminasi, buatan, kelinci, kebuntingan, betina
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine > Including veterinary genetics, ethology, anatomy, physiology, embryology, pathology
Divisions: 06. Fakultas Kedokteran Hewan > Ilmu Kedokteran Hewan Dasar
Creators:
CreatorsNIM
Trilas SardjitoUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorI.G.B. Amitaba, Prof.UNSPECIFIED
Thesis advisorSuhartojo Hardjopranjoto, Dr., MSc.UNSPECIFIED
Depositing User: Sulistiorini
Date Deposited: 12 Apr 2023 01:22
Last Modified: 12 Apr 2023 01:22
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/123030
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item