T. M. JAMIL, - (2009) ULAMA DALAM MASYARAKAT ACEH Studi Tentang Peran Sosial Politik Ulama Dalam Masyarakat Aceh Kontemporer. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

	Text KK-2 DIS. S. 08 10 Jam u - ABSTRAK.pdf Download (230kB)
	Text KK-2 DIS. S. 08 10 Jam u.pdf Download (14MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memahami seeara kritis dan berusaha menemukan konsep peran sosial politik ulama Aceh dalam menyelesaikan masalah – masalah sosial. Studi ini juga telah menjawab pertanyaan siapa yang disebut ulama dalam konteks kekinian oleh masyarakat Aceh. Penelitian ini dilaksanakan di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Aceh Utara, Pidie, Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Timur. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa di wilayah tersebut relatif lebih banyak ulama yang engabdikan dirinya pada masyarakat. Di samping itu, di wilayah tersebut juga relatif banyak masalah social yang aeapkali muneul dalam masyarakat. Yang menjadi subyek penelitian adalah warga masyarakat yang ditetapkan dengan teknik purposive sampling. Untuk menjaring informasi dan data digunakan teknik pengamatan, wawaneara mendalam dan kajian kepustakaan. Selanjutnya, untuk menganalisis data hasil penelitian digunakan interpretative understanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ulama menurut masyarakat Aceh adalah orang yang mempunyai ilmu agama yang memadai dan i1mu yang mereka miliki digunakan untuk kemaslahatan umat. Namun, ketika i1mu yang dimiliki ulama telah digunakan untuk mendapatkan kekuasaan, maka status dan gelar ulama sebagai simbol kehormatan tidak lagi dihargai oleh masyarakat. Berdasarkan informasi yang dapat dikumpulkan, terungkap bahwa masyarakat Aceh mendambakan ulama Aceh tidak hanya berperan sebagai aktor, tetapi juga harus berperan sebagai agen untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah dalam masyarakat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ciri-ciri ulama menurut masyarakat Aceh adalah warga masyarakat yang berilmu agama tinggi, bersikap tawaduk, wara', zuhud, istikamah, dan amanah. Ketika sifut-sifat ini dimiliki maka masyarakat sangat menghormati dan berharap ban yak pada mereka agar mampu membina dan membangun masyarakat yang beradap. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa masyarakat Aceh memberikan perhatian dan apresiasi yang baik kepada ulama dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial. Masyarakat menilai dan memahami ulama Aceh telah berusaha dengan tekun dan serius dalam menyelesaikan masalah kemasyarakatan sejak masa prakemerdekaan sampai sekarang. Meskipun demikian, masih banyak masalah sosial yang belum dapat diselesaikan dengan baik karena hilangnya kepercayaan dari kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat terhadap peran sosial politik ulama. Ulama Aceh seringkali gagal dalarn menyelesaikan masalah-masalah sosial ketika harus berhadapan dengan penguasa termasuk ketidakberdayaan mereka untuk berdialog dalarn penyelesaian persoalan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Bahkan dalam persoalan ini, ulama Aceh banyak yang menjadi korban konflik sosial tersebut. Masyarakat Aceh sekarang juga berbarap banyak pada ulama sebagai tokoh yang mereka kagumi dan hormati. Dalam kondisi Aceh yang relative damai saat ini, sudah sepatutnyalah ulama dapat menjadi "simbol kedamaian" untuk dapat menyejukkan hati masyarakat yang di masa lalu secara sosial dan psikologis tertekan dalam belenggu kekerasan. Kehadiran lembaga Majelis Pennusyawaratan Ularna (MPU) Aceh merupakan salah satu bentuk pengakuan pemerintah kepada lembaga tradisional yang telah ada di Aceh. Meskipun munculnya lembaga tersebut juga dipaharni oleh sebagian warga masyarakat Aceh sebagai upaya dari pemerintah untuk "menguasai" ulama dan memanfaatkan ularna untuk pen yarn bung lidah dari pemerintah kepada warga masyarakat. Sementara bagi ularna Aceh dengan adanya lembaga ini dapat menghimpun kekuatan para ulama agar mereka marnpu berbuat lebih baik untuk umat.

Actions (login required)

View Item