Tehnik Penyimpanan Mudigah Dan Penerapan Pencangkokan Mudigah Pada Ternak Sapi

Bambang Eko Wiratnoyo, - (2024) Tehnik Penyimpanan Mudigah Dan Penerapan Pencangkokan Mudigah Pada Ternak Sapi. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img] Text (Fulltext)
fix BAMBANG EKO WIRATNOYO.pdf

Download (22MB)
Official URL: http://www.lib.unair.ac.id

Abstract

Kebutuhan masyarakat akan protein hewani yang semakin meningkat belum mampu diimbangi penyediaan ternak yang cukup sebagai sumber protein hewani ·ktJ.re:na mutu genetis ternak lokal masih rendah. Teknologi inseminasi buatan mampu menambah kekurangan tersebut, tetapi untuk meningkatkan mutu genetis ternak seperti yang diharapkan, diperlukan waktu yang lebih lama. Teknologi baru yang mampu mempercepat perbaikan mutu genetik ternak adalah pencangkokan mudigah yang merupakan rangkaian usaha yang diperlukan untuk memindahkan mudigah dari sapi betina yang satu dengan mutu genetis yang tinggi sebagai donor kepada sapi betina lain sebagai resipien. Tehnik ini dimulai dengan mengadakan superovulasi untuk memperoleh sel telur yang lebih banyak dengan memakai preparat preparat hormon yang- mampu merangsang ovulasi seperti PMSG dan HCG, PMSG dan PGFz alpha atau . FSH dan LH. Selanjutnya dilakukan perkawinan induk tersebut dengan pejantan superior, sehingga dapat terjadi fertilisasi, kemudian diadakan pengambilan mudigah baik secara pembedahan maupun tanpa pembedahan. untuk pencangkokan· mudigah diperlukan sinkronisasi birahi antara sapi donor dan sapi resipien sehingga mudigah yang dicangkokkan mempunyai suasana yang sesuai dengan suasana induk sebelumnya. Pencangkokan mudigah dapat dilaksanakan secara pembedahan maupun tanpa pembedahan. Untuk mengatasi masalah sinkronisasi birahi antara sapi betina donor dan sapi betina resipien dapat dilakukan penyimpanan mudigah, sehingga mudigah dapat dipindahkan pada saat yang tepat. Penyimpanan mudigah dapat dilaksanakan dengan beberapa cara yaitu secara in vivo atau pada media ·tertentu untuk waktu yang terbatas dan dapat juga mudigah disimpan pada suhu beku. Penyimpanan in vivo dilakukan di dalam tuba falopi kelinci pada keadaan bunting suri ataupun pada fase folikuler. Penyimpanan mudigah dalam media dapat dilakukan P! da suhu 37°C atau pada suhu 4~C, dimana pada penyimpanan suhu 37°C __ mudigah mampu bertahan selama 48 jam tanpa banyak mengalami perubahan, sedang penyimpanan pada suhu 4°C mudigah mampu bertahan selama 5 hari. Tingkat pembelahan mudigah dan media yang digunakan dapat mempengaruhi ketahanan dalam penyimpanan ini. Penyimpanan mudigah dalam keadaan beku dilakukan dengan nitrogen cair yang dapat menurunkan suhu sampai -196°C. Media yang biasa digunakan adalah larutan penyangga garam phospat dengan 20% serum fetus sapi yang. telah diin aktivasi dan ditambah Dimethylsulfoxide (DMSO) sebagai bahan anti kristal. Untuk keberhasilan pembekuan mudigah ini banyak faktor yang harus diperhatikan·· antara lain teknik pembekuan, tehnik thawing, antikristal digunakan, tingkat pembelahan mudigah, penyebaran kristal es, kecepatan pembekuan maupun thawing dan cara pencangkokan mudigah. Penerapan teknologi pencangkokan mudigah ini cukup luas dalam bidang peternakan, apala i setelah ditemukannya metode penyimpanan mudigah ini.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Pencangkokan Mudigah, Ternak Sapi
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine > SF811-909 Veterinary medicine of special organs, regions, and systems
Divisions: 06. Fakultas Kedokteran Hewan > Ilmu Kedokteran Hewan Dasar
Creators:
CreatorsNIM
Bambang Eko Wiratnoyo, --
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
ContributorSoehartojo H., --
Depositing User: Nurma Harumiaty
Date Deposited: 26 Jan 2024 02:51
Last Modified: 26 Jan 2024 02:55
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/129903
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item