ARTI PENTING PERJANJIAN EKSTRADISI DALAM UPAYA PEMBERANTASAN KEJAHATAN ANTARA INDONESIA DENGAN SINGAPURA

Deni Irwanto, 039814667 (2007) ARTI PENTING PERJANJIAN EKSTRADISI DALAM UPAYA PEMBERANTASAN KEJAHATAN ANTARA INDONESIA DENGAN SINGAPURA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2007-irwantoden-4870-fh1710-t.pdf

Download (372kB) | Preview
[img] Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2007-irwantoden-4870-fh17107.pdf
Restricted to Registered users only

Download (976kB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

1. Ekstradisi sebagai sarana untuk memberantas kejahatan terutama antara Indonesia dengan Singapura, karena Singapura merupakan salah satu negara tetangga terdekat dari Indonesia, kedekatan wilayah ini menyebabkan Singapura merupakan alternatif terbaik, tercepat dan teraman sebagai pelarian kejahatan internasional. Sebagai buktinya banyak pelaku kejahatan korupsi, pelarian kejahatan terorisme, kejahatan narkotika, kejahatan penerbangan dan kapal api, tempat pelarian kejahatan perdagangan orang, dan lain-lain. Kedekatan wilayah inilah yang menjadikan Singapura menjadi tempat berpotensi terbaik untuk melarikan diri bagi para pelaku kejahatan. 2. Dalam pembuatan perjanjian ekstradisi antara Indonesia dengan Singapura banyak sekali menemui hambatan, diantaranya asas ekstradisi itu sendiri yang lebih mernberikan perlindungan lebih besar kepada individu si pelaku tindak pidana dari pada perlindungan kepada kepentingan umum, rumitnya prosedur-¬prosedur yang harus ditempuh oleh kedua negara karena harus melibatkan peranan organisasi internasional seperti interpol, sehingga memakan waktu dan biaya besar hanya untuk meminta satu orang. Ekstradisi juga terbatas dalam ruang lingkup sebagai sarana menumpas kejahatan khususnya dengan Singapura dalam hal kejahatan korupsi hanya mengembalikan orang bukan aset. 3. Perjanjian ekstradisi antara Indonesia dengan Singapura dalam kaitannya terhadap penanggulangan kejahatan masih memerlukan pembelajaran sistem hukum yang berbeda , seperti yang telah diketahui Indonesia menerapkan Sistem Hukum Civil Law, sedangkan Singapura menganut Sistem Hukum Common Law. Juga dalam kendala penyusunannya, yang selama ini Indonesia telah membuka diri dengan Indonesia sehingga tidak ada masalah dari Indonesia sendiri, justru Singapura sendiri yang terkesan menghambat dalam itikad dan komitmen dalam upaya pembuatan dan pelaksanaan perjanjian ekstradisi. Sehingga kesan yang ditimbulkan perjanjian ekstradisi belum disusun apalagi dilaksanakan akan menambah keuntungan bagi pelaku kejahatan tindak pidana korupsi, terorisme dan kriminalitas lainnya, karena mampu dan memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk menghilangkan jejak-jejak kejahatannya dengan cara memusnahkan bukti-bukti, baik berupa benda, aset ataupun orang.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKB KK-2 FH.171/07 Irw a
Uncontrolled Keywords: AGREEMENTS � CRIMINAL LAW
Subjects: K Law > K Law (General) > K1-7720 Law in general. Comparative and uniform law. Jurisprudence > K(520)-5582 Comparative law. International uniform law
K Law > K Law (General) > K1-7720 Law in general. Comparative and uniform law. Jurisprudence > K(520)-5582 Comparative law. International uniform law > K524-525 Treaties and other international agreements
Divisions: 03. Fakultas Hukum
Creators:
CreatorsNIM
Deni Irwanto, 039814667UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorHermawan P.S. Notodipoero, , S.H., M.S.UNSPECIFIED
Depositing User: Tn Hatra Iswara
Date Deposited: 18 Jun 2007 12:00
Last Modified: 13 Jun 2017 16:30
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/13075
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item