Renny Desianti S, -
(2004)
Teknik Penangan Induk Ikan Kerapu Macan (Epinephelus Fuscoguttatus) Di Balai Budidaya Air Payau (Bbap) Situbondo Jawa Timur.
Tugas Akhir D3 thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Meningkatkan jumlah penduduk, pendapatan dan kesadaran masyarakat terhadap gizi keluarga menyebabkan pennintaan terhadap ikan sebagai sumber protein hewani meningkat. Oisisi lain produksi tangkapan dari laut sudah mencapai garis produksi mendatar atau bahkan menurun, karena keterbatasan sumber daya alam, pencemaran lingkungan yang sangat sukar diatasi dan oleh kerusakan habitat dalam melangsungkan perkembang biak (Budilaksono dan So/Yan 1993). Alternatif untuk mengatasi pennintaan terhadap ikan sebagai sumber protein perlu segera dicari. Budidaya ikan kerapu merupakan salah satu alternatif yang dapat diupayakan untuk mengantisipasi meningkatnya pennintaan produksi perikanan yang cenderung meningkat. Oisamping itu berhasilnya budidaya diharapkan dapat menurunkan tekanan terhadap usaha penangkapan ikan di perairan umum sehingga terjaga kelestariannya. Beberapa species ikan laut sangat potensial untuk dibudidayakan karena mcmiliki peluang ekspor yang cukup baik. Sebagai ikan laut ekonomi tinggi, ikan Kerapu Macan ukuran konsurnsi, mencapai berat berkisar antara 0,5 kg - 1,0 kg. Oi Balai Budidaya Air Payau, Situbondo ikan dalam keadaan hidup dapat mencapai harga Rp. 20.000,00 - Rp. 35.000,00 per kg. Salah satu ikan laut komersial yang saat ini banyak dibudidayakan dan merupakan komoditas ekspor yaitu kerapu. Untuk lebih menjarnin kelangsungan usaha budidaya kerapu tersebut, penyediaan benih merupakan salah satu hal yang sangat penting diperhatikan. Penyediaan benih secara massal pada dasarnya dapat dilakukan secara terkontrol dipanti pembenihan atau dengan upaya pengumpulan dari hasil tangkapan di alamo Untuk mengkaji lebih lanjut tentang pembenihan kerapu di Balai Budidaya Air Payau Situbondo telah dilakukan pengujian pembenihan Kerapu Macan (Epinephelus Fuscoguttatus).
Actions (login required)
|
View Item |