Sri Rahayu, - (2022) Pengamatan Suhu Dan PH Terhadap Daya Tetas Kista Artemia Salina Sebagai Pakan Alami Udang Windu (Penaeus Monodon Fab) Di PT. Tirtamutiara Makmur Situbondo. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

Text (Fulltext) sri rahayu20240201_10193299.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Dalam dekade 80-an ckspor udang dari Indonesia telah menunjukkan peningkatan yang berarti, begitu pula perannya dalam perolehan devisa, dibandingkan hasil perikanan lainnya sangat dominan (Soemarno dan Hanafi, 1991). Menurut data dari Ditjen Perikanan, ekspor udang tahun 1988 (Juni 1988) ialah sebesar 44.267 ton yaitu naik 22,62% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 36.101 ton sedangkan pemasukan devisa juga meningkat sebesar 23,78% vaitu dari 284,875 juta dolar menjadi 352,435 juta dolar. (Soetomo,1990). Menurut Soemarno dan Hanafi (1991), bahwa pada tahun 1989 ekspor udang dari Indonesia telah mencapai jumlah 77.123 ton dengan nilai 556,662 juta US$. Dalam pelita V pemeriniah masih menempatkan komoditas udang sebagai “primadona” ekspor hasil perikanan. Dalam Soemarno dan Hanafi (1991) juga disebutkan bahwa untuk menunjang keberhasilan budidaya udang, penyediaan benih merupakan mata rantai awal produksi udang. Benih udang dapat diperoleh dari alam dan dari panti benih (hatchery) sehingga penyediaan benih pertu mendapat perhatian utama antara lain dengan meningkatkan kualitas benih di pembenihan. Menurut Afrianto dan Liviawaty, (2001) benih yang berasal dari panti benih, selain suplainya lebih kontinu, tidak tercampur dengan benih lain, kualitasnya lebih terjamin dan dapat tersedia setiap saat sehingga usaha di bidang pembenihan udang windu ini menjanjikan prospek yang lebih baik, sekaligus memberikan’ peluang pekerjaan yang lebih luas karena teknologi pembenihan sudah dikuasai.

Actions (login required)

View Item